6. Baikan?

9K 696 35
                                    

Happy reading!
Semoga suka yah..

.......

Varo benar-benar gusar. Sudah dua hari Key menghindarinya sejak kejadian dia menghajar orang yang sudah berani memegang tangan Key, selain dirinya.

Bukannya itu wajar kalau gue marah?

"Muka lo asem banget Ro, kayak sayur belom di panasin aja." Ujar Bagas meledek Varo. Mereka berempat sedang berada di kantin.

"Lo belom baikan ama Key? " tebak Azka. Ia benar-benar mengerti dengan sifat temannya itu. Varo mengangguk.

"Berarti gue ada kesempatan dong, mumpung lagi renggang. " Kevin memanasi.

"Coba aja, kalau lo mau malem ini gue pesenin batu nisan." Kevin meneguk air liurnya susah payah mendengarkan ucapan Varo.

"Mampus, lo! " Ujar Bagas dengan tawanya yang meledak ketika mendengar ancaman Varo kepada Kevin.

"Udah coba samperin ke rumahnya? " Saran Azka kepada Varo.

"Udah."

"Terus? "

"Dia tetap di dalam kamarnya dan gamau nemuin gue" Jawab Varo sedikit lesu. Pikirannya benar-benar kacau. Baru di diami oleh Key saja dia sudah se-frustasi ini.

"Bukannya kalian berdua sebangku? " Kevin ikut menimpali. Mereka berempat memang berbeda kelas.

"Iya, tapi dia pindah ke samping Naya. Dia ngancem bakal diemin gue lama kalau gue tetep maksa dia duduk bareng gue." Jelas Varo dengan wajah yang benar-benar kusut.

"Emangnya gue salah kalau ngehajar cowok yang udah sentuh dia? " Varo memandang ketiga temannya bergantian.

"Tapi katanya tuh orang cuman bantuin Key berdiri, lo harusnya berterima kasih bukannya ngehajar dia sampe babak belur gitu. " Ujar Azka tidak membenarkan perilaku Varo.

"Gue gak rela. Seujung kuku pun gue gak rela. Gak boleh ada yang nyentuh Key, selain gue. "

Azka, Bagas dan Kevin sungguh takjub mendengarkan ucapan Varo. Sebesar itu dampak Kesya Evelyn pada Varo Alexander.

......

Azka meletakkan sekaleng minuman bersoda di samping seorang cewek yang masih sibuk dengan novel yang di bacanya. Tentu saja cewek itu adalah Key.

"Perasaan udah punya pacar, tapi kok menyendiri mulu." Azka berbasa basi dan duduk di samping Key.

"Gausah bahas dia, bikin badmood." Ujar Key ketus. Azka tersenyum dan memaklumi perilaku Key.

"Emangnya lo gak kasian apa sama si Varo? Dia udah kayak orang gila gara-gara lo diemin. "

"Baguslah, biar dia bisa intropeksi diri." Jawab Key santai,kembali mengalihkan pandangannya ke novel barunya.

"Kenapa lo gak nanya alasan dia ngelakuin itu? " Tanya Azka kemudian meneguk minumannya. Key terdiam sedikit memikirkan perkataan Azka.

"Gue gak tau, gue pantes atau engga buat ceritain ini ke lo. Percaya sama gue, kalau Varo itu cuman takut kehilangan lo. Gue udah kenal dia lama, jadi gue ngerti sifat dia yang posesif ke lo." Key masih menunggu kelanjutan cerita Azka mengenai Varo.

"Orangtua Varo cerai waktu dia baru masuk SMP dan dia dipaksa buat ikut bokapnya. Alasannya klasik, biar ada yang nerusin perusahaan karena dia anak tunggal. Dia bener-bener kesepian Key. Orangtua nya sama sekali gak ada waktu buat dia. " Terdapat nada kasihan dalam kalimat Azka barusan.

Key terdiam cukup lama mendengarkan cerita Azka. Dia cukup sedih dan terkejut mengetahui fakta tersebut. Orangtua nya bercerai di usia Varo yang sangat-sangat membutuhkan arahan dari orangtua. Ia sedikit menyesali tindakan kekanakannya karena mendiami Varo.

POSSESSIVEWhere stories live. Discover now