Perdebatan mereka tentu saja mengundang perhatian orang-orang, semua yang ada di dalam cafe langsung menatap ke arah mereka, banyak di antaranya yang mencibir bahkan mengolok-ngolok.

Damar yang sadar langsung menurunkan tensi nya, helaan napas kasar berulang kali Damar hembuskan, darah nya sedikit mendidih, hatinya terasa perih.

"Dengerin apa kata gue. Jangan sampai lo nyesel udah berurusan sama Ravin," ucap Damar memberi peringatan keras kepada Clara.

Clara tidak menggubrisnya sama sekali, gadis itu tidak peduli dengan pringatan yang Damar berikan, gadis itu langsung pergi meninggalkan Damar tanpa permisi, justru emosi lah yang sedang menguasai nya.

-----

Preng!

Fredy langsung membanting gelas yang ada di atas meja saat mendengar apa yang Erina katakan, emosinya langsung menguap karna rencananya selalu saja berantakan.

Erina gagal melaksanakan tugas yang di berikan Fredy, padahal tugas itu sangat mudah, cukup menjauhkan Giska dari Ravin dan semuanya selesai begitu saja. Tapi, yang dia dapat, Giska justru semakin lengket dengan Ravin.

"Kenapa kamu bisa gagal? Padahal tugas itu sangat mudah." Fredy menatapa Erina nyalang.

"M-maaf bos! Ternyata Giska sudah tau rencana tersebut."

"APA? Bagaimana bisa dia tau rencana saya?"

"A-aku gak tau bos. Justru aku yang di permalukan olehnya tadi."

"Ck. Semua itu pasti ulah kamu!"

Erina terkejut mendengarnya, Fredy justru menyalahkan dirinya atas kegagalan dalam rencananya itu.

Padahal jika di lihat dari kilas baliknya saja, Fredy yang terlalu keras bicara soal rencanya, padahal Erina tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan oleh bos nya itu, untuk apa ia di suruh menjauhkan Giska dari pacarnya! Padahal mereka tidak ada urusan sama sekali.

"K-kok bos nyalahin aku sih?" tanya Erina.

"Siapa lagi yang harus saya salahkan kecuali kamu! Kamu itu gak becus jalanin tugas dari saya. Ngejauhin Giska dari pacarnya saja gak bisa."

"Loh! K-kok! Buat apa sih bos nyuruh aku jauhin Giska dari pacarnya? Padahal mereka bukan siapa-siapa."

"Saya akan menikahi Giska. Dia lah yang pantas buat saya, dia yang akan jadi ibu sambung untuk putri saya."

Kedua mata Erina membulat sempurna, kerongkongan tercekat dengan mulut terbuka, Erina benar-benar terkejut mendengar semua itu.

Padahal selama ini dirinya lah yang selalu memberi kepuasan bathin untuk sang bos, dirinya lah yang selalu menjadi tempat pelampiasan napsu birahinya.

Erina rela menyerahkan tubuhnya sendiri kepada sang bos, selain karna uang tapi Erina juga mengharapkan lebih dari itu, sebagai seorang perempuan, dirinya ingin Fredy menikahinya, menjadikan nya sebagai istri bukan hanya sekedar untuk main-main belaka.

"Jangan bercanda! Selama ini aku yang selalu muasin hasrat kamu itu! Harusnya aku yang kamu nikahin bukan orang lain. Aku rela memberikan tubuh ku buat kamu, untuk kamu nikmati! Kenapa kamu tega lakuin ini ke aku?"

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now