Epilog

2.8K 102 4
                                    


Sudah hampir tiga tahun berlalu semenjak dari kejadian waktu itu. Semua orang sudah bisa menerima dan melupakannya. Termasuk Sabiru dan Zevana.

Zevana sudah bisa menerima dengan ikhlas atas semua yang dia terima, yang dia rasakan ataupun dia alami. Zevana sudah memaafkan semuanya walaupun membutuhkan waktu yang lama. Dia sudah bisa membuka lembaran baru hidupnya.

Semua keluarga Hernandez menepati janji mereka. Mereka benar-benar menjaga Zevana dengan baik, tidak pernah membuatnya nangis lagi, dan selalu membuat Zevana tersenyum. Itu membuat Zevana sangat bahagia, akhirnya semua itu tiba, semua yang pernah dia impikan menjadi kenyataan.

Di sinilah sekarang Zevana berada, bersama Sabiru di depan makam seseorang dengan papan nisan bertuliskan nama Sehan Finanda Bramasta.

Zevana dan Sabiru berjongkok disamping makam, mereka berdua menarik nafas lalu tersenyum. Zevana mengusap batu nisan itu.

"Kami dateng Bang. Setelah hampir tiga tahun, akhirnya kami berdua dateng ke sini," ucap Zevana berbicara pada makam Sehan.

"Jujur saja ya, Ze itu benci dulu sama Abang. Ze selalu takut kalau berada di dekat Bang Sehan, tapi ternyata Abang tidak seburuk itu," lanjut Zevana. Sedangkan Sabiru membersihkan rumput-rumput kecil yang ada di makam Sehan.

"Han," ucap Sabiru sembari tangannya menyiramkan sedikit air dan menaburkan bunga di makam itu.

"Kau memang jahat, kau menyakiti orang yang paling berharga di hidupku. Dulu ingin rasanya aku membunuhmu dengan tanganku sendiri, tapi ...." Sabiru menjeda kalimatnya. Lalu dia melihat batu nisan Sehan.

"Aku tidak bisa menyangkal kalau kau sudah menyelamatkan Aria. Kau menjadi pahlawan di akhir hidupmu. Terima kasih," lanjut Sabiru.

"Semoga Ze bisa ketemu Bang Sehan di akhirat nanti." Zevana tersenyum memandang batu nisan Sehan, lalu dia ikut menaburkan bunga.

"Oh iya, Ze udah lulus. Terus nanti Ze mau lanjut kuliah ke luar negri sama Bang Biru." Zevana memberitahu sesuatu.

"Aku udah memenuhi permintaan kau Sehan. Aku sudah menjaga dia dengan baik, aku tidak pernah membuatnya nangis. Kau senang kan? Dan setelah aku lulus kuliah, dan Aria juga lulus, aku akan menikahi Aria," ucap Sabiru. "Aku akan membahagiakannya, kau tenang saja," lanjut Sabiru lagi.

"Yaudah, kalau gitu kita pergi ya Bang. Kapan-kapan kita ke sini lagi."

Setelah Zevana mengucapkan itu, mereka berdua meninggalkan makam Sehan.

Tidak selamanya yang kita lihat buruk di luar, dia benar-benar buruk. Bisa jadi dia menyembunyikan sedikit kebaikannya itu. Seburuk-buruknya orang, pasti dia memiliki sedikit saja kebaikan dan begitu sebaliknya, sebaik-baiknya orang pasti memiliki keburukan juga.

Janganlah menjadi manusia yang memiliki rasa gengsi yang tinggi, karena itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Gengsi tidak akan menyelesaikan apapun, malah akan memperburuk keadaan.

Apalagi manusia yang egois, mungkin saja dia tidak akan sadar kalau yang dia lakukan itu salah. Buanglah semua sisi buruk itu, maka hidupmu akan baik-baik saja.

Manusia masih bisa berubah kalau dia masih memiliki sedikit saja sisi kemanusiaan. Kalau sudah kehilangan itu, jangan mencoba untuk merubahnya, itu tidak akan bisa.

Terkadang apa yang kita lihat atau yang kita dengar, belum tentu seperti itu yang terjadi sebenarnya. Jangan langsung menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan apa yang kita lihat atau apa yang kita dengar, dengarkanlah penjelasan dari orang lain supaya tidak ada salah paham.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Oke terima kasih, part ini akan menjadi part yang terakhir. Ada prolog pasti ada epilog, ada awal juga pasti ada akhir.

Sebentar lagi aku akan UKK, doain lulus ya. Aku juga sedang mempersiapkan cerita baru, nanti kalo rilis dibaca juga dong, hehe😅.

Bagi yang sedang melaksanakan ujian, semangat ya ujiannya, semoga nilainya memuaskan. Oke see you next time guys.

This About Zevana | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang