Pencarian 2.

1.7K 125 0
                                    

Votmen ya cantik atau ganteng (Kalo ada). Gratis loh gak bayar lagi. Dah tuh kelen dapet pahala. Jadi kelen jan pelit-pelit lah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kak, Bang, aku keluar sebentar ya? Mau nitip sesuatu gak?"

Zevana baru keluar dari kamar, melihat Rani dan Doni sedang bermain game di kostannya. Doni dan Rani menggeleng.

"Gausah Dek," ucap Doni.

"Hati-hati ya Ze, di luar banyak culik. Apalagi anak kayak kamu itu rawan banget diculik," ucap Rani.

"Iya Kak. Assalamualaikum," pamit Zevana.

"Waalaikumsalam."

Zevana mengangguk tanda mengerti. Ia pun meninggalkan mereka berdua. Tak lupa Zevana memakai hodie dan masker. Bisa kacau kalau sampai ada yang menemukannya atau mengetahui kalau dia anak Damarion yang kabur itu.

Di belahan bumi lainnya.

"ARRRGGHHH."

PRANK.

Sehan memukul kaca yang ada di kamarnya sendiri sampai pecah. Terlihat tangannya mengeluarkan darah. Dia melihat pantulan dirinya pada kaca yang sudah pecah itu.

"SIAL! KENAPA PERASAAN INI MUNCUL! KAU MENGACAUKAN SEMUANYA SEHAN!" Sehan berteriak marah pada dirinya.

Penampilan Sehan terlihat sangat kacau. Penampilannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja, hanya karena seorang gadis, dan gadis itu adalah Zevana. Gadis yang selama ini menganggu pikirannya.

"Apa yang harus kulakukan? Ha? Keluarlah dari pikiranku Zevana." Mata Sehan terlihat memerah, dia menggenggam erat pecahan kaca guna untuk menghilangkan perasaan yang tidak karuan.

"Kau berhasil. Kau berhasil memporak-porandakan duniaku, sebenarnya siapa dirimu," ucap Sehan. Jantungnya berdetak kencang.

"Tidak ada seorangpun yang bisa membuatku sekacau ini, kecuali dirimu. Aku menarik kata-kataku kembali," ucap Sehan lirih.

"Aku memang mencintaimu. Aku sangat menyadari perasaan ini, aku tidak bisa menyangkalnya." Sehan kembali menunduk, matanya menatap kosong kelantai.

Pantas saja Sehan merasakan khawatir berlebih ketika melihat Zevana terluka ataupun menangis. Walaupun itu disebabkan dirinya.

Berkali-kali Sehan berusaha menyangkal, tapi dia tidak bisa. Perasaan itu semakin hari malah semakin besar.

"Tapi aku membenci keluargamu. Apa yang harus kulakukan?" batin Sehan.

"Membunuhmu atau menyelamatkanmu Zevana."

Zevana tidak bersalah atas semua yang terjadi. Dia hanya gadis kecil yang polos, yang sialnya lahir di lingkungan yang penuh dengan masalah. Apa yang sebenarnya terjadi antara Bramasta dan Hernandez?
.
.
.

Zevana baru saja keluar dari minimarket menenteng bungkusan makanan dan minuman yang baru saja dia beli.

Matanya melebar ketika melihat beberapa orang berpakaian serba hitam. Pasti orang-orang itu sedang mencarinya.

Zevana langsung berjalan cepat menjauh guna menghindar. Dia semakin was-was, banyak sekali poster dirinya di sepanjang jalan. Sudah seperti ingin pemilu saja.

Parahnya lagi di poster itu tertulis. Barang siapa yang bisa menemukan dirinya, akan diberikan uang sebesar 500 juta.

Zevana berhenti sejenak karena lelah berlari. Banyak sekali orang-orang berbaju hitam yang tersebar. Zevana tidak tau yang mana suruhan ayahnya atau yang mana orang biasa.

"Cepatlah kita temukan dia. Atau kita akan dipecat tuan muda."

"Tapi kita harus mencarinya kemana lagi? Iya kalau kita duluan yang menemukan dia. Anak itu sedang dicari oleh ribuan orang, atau bahkan satu kota ini sedang mencarinya."

"Gila cuy, hadiahnya bukan kaleng-kaleng."

Zevana menajamkan pendengarannya, dia lihat mereka bukan seperti orang suruhan ayahnya. Mereka memakai baju warna abu-abu serta celana hitam. Yang sedang berada di dekatnya ada 10 orang dengan pakaian yang sama.

Jadi, Zevana berasumsi bahwa itu bukan orang suruhan ayahnya. Mereka orang lain lagi, tapi orang suruhan siapa?

Zevana berjalan mengendap-endap untuk menghindari mereka.  Sebisa mungkin Zevana menghindari keramaian, karena tidak menutup kemungkinan kalau ada yang mengenalinya nanti.

Benar juga kata Rani, pikir Zevana. Yang mencarinya bukan hanya keluarganya saja. Tapi ada orang lain juga, atau lebih parahnya mereka mengincarnya untuk dibunuh. Zevana bergidig ngeri, jangan sampai dirinya tertangkap.

Zevana mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ada beberapa polisi dan orang berpakaian hitam serta beberapa orang-orang berpakaian serba putih dan orang-orang yang berpakaian abu-abu tadi.

Zevana menggeleng tidak percaya. Seberapa kaya keluarganya ini? Dia yang anaknya saja tidak tau. Zevana belum pernah mengunjungi perusahaan keluarganya.

Jadi, Zevana ini tidak terlalu dikenal. Dia jarang sekali tersorot media mangkanya tidak banyak yang tau kalau Zevana juga bagian dari Hernandez.

Tapi gara-gara dirinya kabur, satu negara jadi tau mengenai dirinya. Berita itu viral di mana-mana, dengan judul "Tuan Hernandez sedang mencari anaknya yang kabur." Atau begini "Ternyata Tuan Hernandez Memiliki Satu Anak Lagi Yang Selama Ini Dia Sembunyikan." Atau. "Ternyata Putri Bungsu Tuan Hernandez Sangat Cantik." Dan berita-berita lainnya mengenai dirinya.

"Gila, Daddy benar-benar tidak waras. Kenapa Daddy sampai serepot itu untuk menangkap Ze? Padahal Daddy kan benci Ze?" monolog Zevana.

"Dan siapa lagi orang-orang itu? Kenapa mereka ikut mengincar Ze?" batin Zevana.

"Ze cuman pingin hidup tenang." Zevana membatin frustasi. Ingin rasanya dia lompat kejurang.

This About Zevana | EndWhere stories live. Discover now