Milik Sehan.

1.8K 135 0
                                    


Pulang sekolah sudah berlalu sejam yang lalu. Tapi Zevana masih berada di sekolah karena guru bahasa Indonesia menyuruhnya untuk mewakili untuk mengikuti eskul bahasa Indonesia.

Awalnya Zevana menolak, tapi guru itu terus saja memintannya. Akhirnya Zevana pun mau tak mau harus mengiyakan apa yang guru itu mau, padahal dia sudah mengikuti eskul bela diri.

Saat ini Zevana sedang menggerutu karena Alano ngechat dia dan memarahinya karena Zevana belum sampai di rumah.

Bang Ano.

Kamu di mana Vana? Kenapa belum pulang?

Ze tadi di suruh eskul bahasa Indonesia Bang. Ini Ze mau pulang

Jangan bohong kamu. Dalam 10 menit harus sudah sampai rumah. Kalau tidak, saya seret kamu pulang. Dan jangan harap bisa keluar kamar selama seminggu.

Abang gila ya! Ze aja masih di sekolah, rumah kita itu agak jauh dari rumah Bang.

Saya tidak peduli.

Terserah Abang aja!

Karena terlalu fokus pada handphonennya, Zevana tidak sadar di depannya ada seorang gadis. Alhasil Zevana menabrak gadis itu.

Brugh.

"Aduh! Maaf Kak."

Zevana mendongak dan terkejut melihat siapa yang dia tabrak.

"A-Alana?"

"Gak sopan banget kau memanggilku dengan nama langsung. Aku lebih tua darimu."

Ternyata orang yang ditabrak Zevana adalah Alana. Alana hanya memandang Zevana yang lebih pendek darinya datar.

Zevana menunduk mendengar perkataan Alana. "T-tapikan biasanya ... Ze manggil Alana gitu."

"Kita gak sedekat itu," ucap Alana dingin.

"Yaudah, Ze permisi Kak." Zevana pamit melewati Alana tapi Alana malah menahan tangan Zevana dan menariknya agar kembali berdiri di depannya.

"Eit, mau kemana?"

"Mau pulang," ucap Zevana polos.

Alana sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Zevana. Lalu menatap kedua mata Zevana dengan tatapan sayu. "Apa benar sampai sekarang kau belum menyadari kesalahanmu?" tanya Alana, dan Zevana mengangguk.

"Bodoh! Kami sudah memberi waktu cukup lama dan kau masih belum menyadarinya?"

"Kau sudah melupakan sahabatmu ini? Iya? Kau malah terlihat sangat dekat dengan teman-teman barumu itu."

Zevana yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak seperti itu. Ze nggak lupain kalian. Ze cuman--"

"Apa lagi alasanmu?" Alana memotong perkataan Zevana.

"Ze bingung. Hari itu tiba-tiba kalian marah sama Ze, tanpa Ze tau apa salah Ze." Zevana menggenggan tangan Alana.

"Bukankah itu berarti percakapan kita kembali ke awal?" ucap Alana. "Sudahlah, kau memang tidak menganggap kami sahabatmu lagi. Pembohong akan tetap menjadi pembohong."

This About Zevana | EndWhere stories live. Discover now