Siapa itu 10 RPL 2.

2.7K 222 0
                                    

Tolong yah reader yang kusayangi
Sekaligus kubanggakan. Aku mintak votmennya we, bila perlu share cerita ini biar yg baca makin banyak😅😅.

Oke happy reading.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah, jangan ganggu aku lagi. Kalian jalani hidup kalian, dan aku menjalani hidupku. Kita hanyalah orang asing yang kebetulan tinggal di satu atap

~Zevana

Di pagi hari yang cerah ini, secerah perasaan Zevana. Dia sangat bahagia karena mendapatkan sesuatu yang wah. Zevana mendapatkan projek logo untuk perusahaan besar dan cukup terkenal di Amerika, orang itu berani membayar 500 USD hanya untuk sebuah logo.

Memang brand perusahaan itu cukup bergengsi, apa salahnya membayar banyak untuk sebuah logo. Perusahaan yang bergerak di bidang fashion yang lagi diminati kalangan masyarakat Eropa. Entah kenapa orang itu memilih Zevana untuk logo perusahaannya.

Zevana menyelesaikannya dalam 3 hari. Selama 3 hari itu dia tidak tidur dengan nyenyak, hanya untuk memikirkan sebuah konsep logo yang sangat pantas dengan harga yang diberikan. Dan hasilnya orang itu menyukainya, membuat Zevana sangat senang.

Bukan uangnya yang membuat Zevana senang. Tapi hasilnya, dan pasti hasil karyanya dikenal orang banyak, walaupun orang-orang tidak tahu siapa yang membuat logo itu.

Desainer akan sangat senang ketika kerja kerasnya membuahkan hasil dan clientnya suka. Rasa lelahnya hilang entah kemana ketika client menyukai hasilnya.

Zevana mendapatkan client itu dari akun fiver. Karena akun fiver Zevana menggunakan server luar negri, jadi tidak heran Zevana mendapatkan client orang luar negri. Bukan sekali atau dua kali, udah sering tapi ini projek yang paling wah. Maka dari itu Zevana senang.

"Keliatannya kau sangat senang?" Alfeno yang kebetulan di samping Zevana bertanya. Apa gerangan yang membuat adiknya ini sedari tadi tidak melunturkan senyumnya.

"Sangat, rasanya Ze pengen terbang saking senangnya," ucap Zevana.

Keluarganya yang lain menghentikan kegiatan makan mereka. Mereka tertegun melihat wajah anak/adik mereka yang sangat menggemaskan dan lucu.

Ingin rasanya mereka mengurungnya di mansion agar tidak ada orang luar yang melihat betapa lucu dan menggemaskannya anak itu. Tapi mereka tidak mungkin melakukan hal gila itu.

"Berangkat sama Abang." Tiba-tiba abang kedua Zevana berdiri dan menghampiri Zevana.

"Enggak, Ze sama Bang Biru. Bang Biru bilang mau jemput hari ini," tolak Zevana karena tidak mau mengingkari janjinya.

"Biru? Siapa dia?" tanya Alano dingin.

"Temen baru Ze. Bang biru baik kok, ganteng lagi," ucap Zevana dengan polosnya. Tidak tahu saja dia kalau singa-singa ini sudah menunjukkan aura ketidaksukaan.

"Nggak! Pokoknya kamu berangkat sama saya." Alano menarik tangan Zevana.

Zevana menarik tangannya kembali agar terlepas dari genggaman abangnya. "Ze udah janji sama Bang Biru kalau berangkat bareng. Janji itu hutang, Ze gak mau punya hutang!" sentak Zevana kesal, kenapa abangnya jadi aneh begini. Biasanya menoleh saja tidak.

"Lagian Abang kenapa sih! Biasanya juga gapernah gini, Ze minta jemput aja gamau jemput. Padahal Ze lagi kehujanan hari itu!" ucap Zevana sedikit berteriak.

"Jangan membantah, saya Abang kamu Vana," ucap Alano dingin. Dia sangat tidak suka Zevana yang seperti ini, harusnya dia senang karena dirinya peduli padanya

"Tapi Ze gak pernah merasakan sosok Abang dalam diri Bang Ano. Ze merasa asing," lirih Zevana menatap sendu abangnya.

Bukan hanya Alano, tapi yang lain juga merasakan perasaan bersalah, ingin rasanya mereka memeluk anak itu. Tapi ego mereka terlalu tinggi.

"Jangan kayak gini. Ze udah biasa sendiri, jadilah Bang Ano seperti biasanya," ucap Zevana lagi.

Alano hanya menatap datar adiknya, tapi tidak dengan perasaanya. Lamunannya terbuyar karena suara Bi Sumi.

"Maaf tuan, temannya non Zevana menunggu di depan," ucap Bi Sumi.

"Ze berangkat ya Bi, Assalamu'alaikum," ucap Zevan lesu.

"Wa'alaikumsalam."

Di depan pintu gerbang sudah ada Sabiru yang menunggu dengan bersender di mobil Gallardo Aventador merah miliknya.

"Hai cantik," goda Sabiru. Dia mengernyitkan keningnya melihat wajah cemberut Zevana.

"Kok cemberut gitu. Senyum dong, nanti cantiknya hilang." Zevana menatap Sabiru, wajah cemberutnya pun perlahan memudar karena wajah tampan paripurna milik Sabiru.

"Nah gitu dong."

"Emang kenapa? Hm?" Sabiru sedikit membungkukkan agar menyamai tinggi Zevana.

"Gak papa kok. Yok kita berangkat, nanti telat." Zevana menyunggingkan senyumnya kembali.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Sabiru mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
.
.
.

"ZE SAYAAAANG," teriak Keysa tidak tahu malu.

Pletak.

Pletak.

Pletak.

3 jitakan sekaligus diterima Keysa. Pelakunya adalah Zahra, Helena, dan Amanda.

"Adoh," ringgis Keysa.

"Eh kalian. Tumben Kakak-Kakak ini datengnya cepet," ucap Zevana.

"Eh iya. Kak Fasa, Kak Vani sama Kak Dea mana?" tanya Zevana yang tidak melihat 3 teman lainnya.

"Kau lupa? Mereka kan lagi olimpiade hari ini, mereka udah berangkat jam lima pagi tadi," jelas Helena.

Zevana menepok jidatnya. "Oh iya Ze lupa, hehe." Zevana menyengir.

"Jadi, kita yang jagai Adek Ze ini. Biar gak diganggui buaya-buaya darat. Nanti kalau kamu diganggui, habis kita sama nyai Dea." Amanda menguyel-uyel pipi Zevana.

"Yok kelas," ajak Keysa.

Mereka berlima menuju ke kelas yang belum ada penghuninya jam segini. Guru-guru lebih mengenal 10 RPL 2 ketimbang kelas lain, terlebih lagi guru BK dan guru BP.

Semua guru-guru menggelengkan kepala melihat betapa anehnya meraka, kekompakan yang sangat tidak patut diacungi jempol. Ya, itu bukanlah hal yang patut dibanggakan.

Tapi 10 RPL 2 terkenal bukan hanya biang telat saja. Tapi mereka juga murid-murid yang pintar, mereka juga unik. Guru-guru suka masuk kelas ini karena keunikan 10 RPL 2. Mereka juga tidak susah di ajarkan, karena bakal langsung nalar sekali dijelaskan.

10 RPL 2 juga beragam dan unik dari RPL lain. Kenapa begitu? karena di kelas ini ada si goodboy, si badboy gak jadi, playboy, playgirl, si icegirl, si polos, si mostwanted, dan yang lainnya. Sifat mereka beragam, semua ada di kelas ini.

Ya, inilah RPL 2, kelas yang paling kompak dan yang paling solid sepanjang sejarah SMK Medan Team. Mereka tidak ada membeda-bedakan teman, tidak ada berkelompok-kelompok.

"Teman is number one. Kita adalah sama, yang satu terluka, yang lain juga ikut merasakan."

Begitulah moto mereka.

Bersambung~~~~~

This About Zevana | EndМесто, где живут истории. Откройте их для себя