Jatuh cinta?

3.4K 277 2
                                    

Woey para makhluk bumi, berikanlah votmen untuk cerita ini. Please😟.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang adalah hari Minggu, surga bagi Zevana. Kenapa? Karena di hari Minggu dia bisa puas menggambar, bermain game, membuat video, dan lain-lain.

"Hm... enaknya hari ini ngapain ya?" Zevana tampak berfikir. Tak lama senyumnya mengembang, dia mendapatkan sebuah ide.

Dia mengganti bajunya dengan kaos putih berlengan panjang, celana hitam jeans panjang, dan memakai topi.

"Ayo kita foto-foto." Zevana mengambil kamera kesayangannya yang di hadiahi oleh teman-temannya dulu.

Sudah dibilangkan, Zevana itu multitalend. Dia hampir bisa semuanya, apalagi yang berhubungan dengan teknologi dan seni. Dia mempelajari semua itu dari kecil karena penasaran dan berakhir menjadi hobi.

Dari kecil Zevana sudah menjadi pribadi yang selalu ingin tau, selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru. Jadilah seorang Zevana yang serba bisa. Tapi Zevana memutuskan untuk memilih satu bidang saja untuk di dalami tanpa meninggalkan bidang lain, yaitu ingin menjadi ilustrator.

Sekarang Zevana sudah berada di suatu taman, dia memotret banyak benda. Hasil foto-fotonya sangat aestetik, sepertinya fotografer juga keahliannya.

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

"Wah bagus-bagus, ini jugak lucu."

"Wah kucingnya lucu banget. Pengen kucing deh, tapi ga dibolehin Mommy," celoteh Zevana yang melihat hasil-hasil potretannya.

Lalu dia melanjutkan lagi kegiatan memotretnya. Terus memotret semua hal yang menurutnya bagus.

Sesekali juga ada orang yang menghampirinya meminta untuk di foto. Zevana pun dengan senang hati melakukannya.

Cekrek.

Tak sengaja Zevana memotret seorang cowok ganteng tengah tersenyum manis ke arahnya. Zevana kaget, lalu ingin melihat seseorang yang baru saja di potretnya tadi, tapi orang itu sudah tidak ada.

"Abang ganteng tadi siapa? Dia senyum kearah Ze?" tanya Zevana pada dirinya sendiri.

"Tapi ganteng banget, kyaaa><. Senyumannya manis banget ya Allah." Zevana melompat-lompat kegirangan lalu memandangi foto cowok tadi.

"Mayan lah cuci mata, semoga ketemu Abang ganteng itu lagi," ucap Zevana.

Lalu Zevana meneruskan kegiatannya sampai lelah. Dia mencari tempat makan terdekat karena dia memang belum sarapan karena terlalu bersemangat.

Berjalan-jalan sekitar taman, dan wah. Dia menemukan abang-abang jual bakso.

"Bang, baksonya satu ya. Cabenya banyakin," ucap Zevana. Dia memang pecinta pedas.

"Sip."

Zevana menunggu baksonya jadi sambil bermain HP. Menaruh kameranya di atas meja.

Tiba-tiba ada seorang cowok duduk di sebelahnya.

"Aku duduk sini ya?" ucap cowok itu.

Zevana menoleh kesamping kirinya. Dia membulatkan matanya. "Abang, Abang yang tadi gak sengaja Ze foto itu. Wih ternyata ganteng banget kalo dari deket," ucap Zevana antusias.

Wajah cowok itu blushing. Tah kenapa wajahnya memerah karena dipuji Zevana. Dia tau kalau dia tadi di foto Zevana, karena dia terus memandangi gadis itu yang terlihat lucu.

"Wah benarkah? Kamu juga cantik," ucap cowok itu.

"Ini lihat deh hasil potretannya. Bagus kan, ditambah mukak Abang ganteng. Jadi perfek deh fotonya." Zevana menunjukkan foto cowok itu tadi.

"Wah, hasil foto kamu keren banget. Kamu fotografer?" tanya cowok itu.

"Bukan, Ze cuman hobi. Lagian Ze masih sekolah," ucap Zevana dengan polosnya membuat cowok di sampingnya gemas.

"Oh Ze masih sekolah. Sama dong Abang juga, Abang udah kelas dua belas SMA," ucapnya.

"Kalok Ze masik kelas 10 SMK."

"Kenalan yuk bang. Nama Ze itu Zevana. Ze sekolah di SMK Medan Team," ucap Zevana memberitahu namanya.

"Wah sekolah kita tetanggan dong. Kalau saya di SMA Medan Team. Nama saya Sabiru," ucap cowok itu yang ternyata bernama Sabiru.

"Wah, nama Abang lucu. Sabiru, Ze panggil Bang Biru aja ya," ucap Zevana dan diangguki Sabiru.

"Nama panjang Ze apa?" tanya Sabiru.

"Nama panjang Ze itu Zevana Aria Hernandez."

"Kalo Abang?" tanya Zevana.

"Nama Abang Sabiru Alfattah Devyan, kalo temen-temen Abang sih sering panggil Abi," ungkap Sabiru memberi tahu.

Lalu mereka mulai mengobrol sambil memakan bakso. Ternyata Zevana dan Sabiru bisa menyambung kalau ngobrol, karena sefrekuensi. Sabiru bilang dia juga programer tapi memilih masuk SMA, katanya dia pengen tambah pengalaman.
.
.
.
.

Zevana pulang diantar Sabiru. Hati Zevana senang karena bisa kenal Sabiru dan mendapatkan nomor ponselnya. Senyumnya tak pernah luntur sedari tadi. Mungkin dia sedang jatuh cinta?

Bahkan sambil memetik bunga-bunga kecil yang ada di jalan sepanjang mansionnya dan menghamburkannya. Seperti hatinya yang berbunga-bunga.

"Ini namanya bunga Melati, dapet di semak-semak~~"

"Warnanya putih baunya harum, dan memikat kembang lalu~~~"

"Ini namanya bunga Melati, di halaman rumahku~~"

Zevana berjalan sambil bernyanyi sampai kedepan pintu utama mansion. Sampai dalam mansion pun dia masih bernyanyi sampai gak sadar kalau ada orang di depannya.

Dugh.

"Adoh,"

"Sejak kapan ada tembok di tengah jalan?" gerutu Zevana sambil mengusap keningnya.

Dia mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat siapa yang ditabraknya.

"Eh Daddy. Daddy sehat?" tanya Zevana basa-basi.

"Daddy mau bunga? Nih bunga, bunganya wangi loh," ucap Zevana meletakkan bunga Melati kecil ke tangan ayahnya.

"Bunga terbaik untuk Daddy terbaik di dunia,"

Cup

"Ze sayang Daddy."

Setelah mengatakan itu, Zevana meninggalkan ayahnya yang mematung karena perlakuan Zevana tadi.

Sedangkan Zevana malah tetap berjalan santai menuju kamarnya, tanpa sadar apa yang telah dilakukannya. Mungkin karena terlalu bahagia dia sampai tidak sadar.

"Anak itu."

Bersambung~~~~~

This About Zevana | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang