Maksud Sehan.

1.4K 113 0
                                    


Sepertinya mati terlihat jauh lebih baik, daripada hidup seperti ini.

~Zevana.

Zevana terbangun kembali dari pingsannya, dia mengedarkan pandangannya. Mulutnya dipasangkan masker oksigen, dan tangannya diinfus.

Mata Zevana tiba-tiba memanas ketika menyadari dirinya masih hidup dan terbaring di kamar iblis kejam (Sehan). Dia menunduk dan meneteskan air matanya. Mencengkram kuat sprei hitam yang ada di kasur yang sedang dia tiduri.

"Menyakiti lalu mengobati. Apa sebenarnya yang dia inginkan?" Suara parau Zevana terdengar kecil. Matanya memerah.

Ceklek.

Seseorang masuk ke dalam kamar. Sudah pasti itu si iblis gila Sehan. Sehan menghampiri Zevana yang sedang meratapi nasib, lalu dia duduk di pinggiran kasur.

"Kenapa?"

Sehan menaikkan sebelah alisnya pertanda bertanya balik ketika mendengar suara lirih itu.

"Kenapa gak bunuh Ze aja sekalian." Zevana menatap Sehan sendu. "Itukan yang Abang mau? Kenapa harus ditunda?" Sehan menatap Zevana dingin.

"Apa maksudmu?" Sehan pura-pura tidak mengerti.

"Hahaha." Zevana tertawa kecil, dia menertawakan dirinya sendiri. "Ze gak bodoh Bang. Abang mau bunuh Ze kan? Lakukan saja." Zevana berucap tanpa menatap Sehan.

"Benar. Membunuhmu itu sangat mudah bagiku. Tapi aku tak ingin kau mati secepat itu." Sehan berucap sangat santai, bibirnya menampilkan senyuman miring.

Zevana tersenyum miris, batinnya semakin sakit. Kenapa orang-orang di sekitarnya ini sangat jahat padanya? Kenapa dia dikelilingi oleh orang-orang yang suka sekali menyakitinya? Sepertinya dia hidup memang untuk disakiti.

"Kenapa? Apa alasannya? Ze punya salah apa sama Abang! Ze merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun!" Zevana tiba-tiba saja berteriak.

"Kesalahanmu karena sudah lahir di dunia ini, dan menjadi bagian dari Hernandez." Sehan dengan cepat membalas perkataan Zevana.

Degh.

Perasaan Zevana seperti disambar petir, kata-kata yang sungguh menohok. "Benar, kesalahan Ze adalah lahir ke dunia ini. DAN MENGENAL KALIAN SEMUA!" bentak Zevana.

"Apa sebenarnya kesalahan keluargaku? Dan kenapa aku yang kena, ha? Ze gak tau apa-apa Bang ...." Zevana berucap lirih di akhir kalimatnya.

"Kau memang tidak tau apa-apa. Tapi aku harus melakukan ini karena kau yang berharga di mata mereka. Jadi, aku memilihmu. Kalau kau Memberontak, semua akan makin parah." Sehan mengungkapkan tujuan, alasan kenapa dia mendekati Zevana dan menjadikannya pacar.

"Berharga? Haha."

"Abang bercanda?" Zevana merasa lucu dengan perkataan Sehan tadi. Berharga? Sejak kapan dia berharga di mata keluarganya?

"Ze ini gak berarti apa-apa di mata mereka. Kenapa jadi Ze yang Abang jadikan pelampiasan? Bahkan Ze mati aja mereka gak peduli!" Zevana benar-benar merasa lucu. Apa-apaan Sehan mengucapkan itu?

"Kau salah."

"Abang yang salah." Zevana menyangkal.

"Sudahlah, lebih baik kau tidur kembali." Sehan malah menyuntik obat bius kembali ke tangan Zevana. Zevana sudah tidak perduli lagi. Akhirnya Zevana kembali terlelap.

"Tidur jauh lebih baik untukmu. Karena dengan tidur, masalahmu sedikit berkurang." gumam Sehan lalu menggendongnya ala bridal style untuk memulangkannya ke mansion Hernandez.

This About Zevana | EndWhere stories live. Discover now