PART 17 | Berubah

7 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Hanya mencoba untuk tetap gigih di situasi yang membuat perih"
-exachua-

🎵No Problem ~ Dvwn🎵

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Alika sudah pulang dari rumah sakit siang tadi, Ia sedang berlatih piano dan bernyanyi di ruang musik dirumahnya untuk perlombaan antar sekolah besok.
Namun Alika tidak bisa fokus, Ia masih merasa memikirkan percakapan Bima, Dewa dan Ezra yang membicarakan tentang pelaku. Ia tidak bisa berhenti memikirkannya karena merasa ada yang janggal.

Pasalnya saat Alika bertanya pelaku apa, Bima menjawab pelaku korupsi dikantornya namun dengan gugup ditambah lagi Bima bilang kalau anak pelakunya itu teman sekolah Ezra yang dulu. Seingat Alika, tidak ada teman Ezra yang orangtuanya bekerja di kantor Papahnya.

Entah kenapa, Alika juga penasaran dengan luka lebam di wajah Ezra yang sangat banyak. Ah, tapi Ia tidak ingin memperdulikan orang itu.
Alika berlatih kembali, berusaha untuk tetap fokus.

--------------------------

Ezra masuk kedalam ruang musik SMA Harapan Indah dengan membawa sebuah buket mawar putih kesukaan Alika.

“Ngapain Lo disini?” ketus Alika.

Ezra memberikan buket bungan itu, namun Alika mengabaikannya. Ezra menghela nafas, lalu menyimpan bunga itu di atas meja.

“Bunga ini buat kamu. Semangat tampilnya” ujar Ezra dengan riang.

“Gue gak butuh” jawab Alika sinis dan masih terus memainkan handphonenya.

Ezra tersenyum gentir, “Ya udah, Aku keluar dulu” Ezra berjalan keluar ruangan.

“Hari ini Kamu cantik banget Al” lanjut Ezra tanpa membalikkan badan sebelum benar-benar keluar dari sana.

Alika tidak merespon apapu, Ia melirik bunga yang ada di atas meja lalu kembali lagi fokus pada handphonenya.

-------------------------

Nazifa turun dari motor Gafi, Ia masih berusaha menormalkan detak jangtungnya yang berdegup dengan sangat kencang. Nazifa memberikan helm pada Gafi dengan wajah yang berseri, entah kenapa Ia merasa agak lega walaupun masih banyak pertanyaan yang ingin Ia tanyakan pada Akhtar.

Nazifa memberikan helmnya pada Gafi, “Terimakasih Gafi” ujarnya dengan sangat ramah.

Bukannya menjawab, Gafi malah menganga karena heran.

“Gaf, Gafi!” tegur Nazifa ramah karena Gafi diam saja.

“Ah, Iya, sama-sama” respon Gafi walaupun Ia masih heran.

Nazifa melihat Vanetta yang baru saja datang dari arah gerbang, “Gaf, Aku masuh dulu yah. Assalamualaikum” pamit Nazifa dengan ramah lalu menghampiri Vanetta.

“Waalaikumsalam” jawab Gafi.

“Itu anak kenapa yah? Apa kejedut pesawat?” tanya Gafi pada diri sendiri.

Vanetta dan Nazifa berjalan menuju kelas mereka, Sekolah mereka sangat ramai. Anak OSIS mereka sedang sibuk mempersiapkan lomba menyanyi antar sekolah sekota Bandung. Tahun ini giliran sekolah mereka yang jadi tuan rumah lomba itu.

“Berarti hari ini kita bebas dong?” tanya Vanetta dengan antusias yang dibalas anggukan oleh Nazifa.

“Asyik, eh Artikel yang Gue kirim udah Lo baca belum?” tanya Vanetta sambil menaik turunkan alisnya menggoda Nazifa.

VAN STORY : VaLenWhere stories live. Discover now