PART 14 | Tragedi Jalan Angker

4 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu"
-Ali bin Abi Thalib-

🎵Resah Jadi Luka ~ Daun Jatuh🎵

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Gimana kak? Ada sidik jari pelakunya?" tanya Ezra, kini Ia ada di kantor Dewa, Kakak Ezra yang seorang perwira Polisi.

"Ada" jawab Dewa.

Ia menyerahkan selembar foto pada Ezra, "Dia adalah salah satu preman bayaran yang udah lama jadi buronan, Dia juga terlibat dalam kasus penculikan satu bulan yang lalu. Tapi pihak kepolisian belum menemukan jejak orang itu lagi sejak kasus itu" lanjut Dewa dengan wajah serius.

"Kak, Gue mohon bantuin Gue nangkep orang itu. Perasaan Gue gak enak soal teror itu. Masalahnya ini udah kedua kalinya dia ngirim teror itu" jelas Ezra

Yah, teror di rumah sakit itu bukan yang pertama kali. Teror itu pertama kali dikirim ke rumah Alika, untung saja waktu itu Ezra dan Intan yang menerima dan membuka kotak itu. Dan inilah alasan mengapa Intan, Bima dan Ezra sepakat kalau Ezra pindah ke sekolah Alika.

"Tenang Zra, Gue akan bantu sebiasa Gue. Alika juga udah Gue anggap adik kandung Gue sendiri. Kita tetep komunikasi aja, kalau ada yang mencurigakan Lo langsung kasih tahu Gue. Jangan bertindak gegabah!" peringat Dewa, Ia paham betul dengan adik satu-satunya ini. Kalau sudah menyangkut orang yang Ia sayang, Ia akan bertindak nekat.

"Gue minta hal ini di rasain dulu Kak" pinta Ezra lagi, Dewa mengangguk paham. Ia tahu pasti Bima yang memintanya, karena Bima memiliki banyak pesaing bisnis yang bisa saja melakukan hal kotor untuk menjatuhkan Bima.

------------------

Vanetta pulang dari minimarket setelah membeli beberapa cemilan, Ia mengendarai motor matic milik Pak Jamal, supir sekaligus tukang kebun di rumahnya karena motor miliknya sedang dibengkel. Kalau bawa mobil repot, karena tidak jauh pikir Vanetta.

Vanetta pulang lewat jalan yang agak memutar, karena jalan yang biasa Ia lalui sedang diperbaiki. Jalanan ini agak serem menurut orang-orang karena dibalik benteng panjang dijalan itu ada pemakaman. Tapi Vanetta melewatinya dengan tenang.

Namun, saat di ujung jalan tiba-tiba sebuah mobil hitam menyalip motornya dan menghalangi jalannya. Dua orang dengan wajah yang ditutupi turun dari mobil itu. Mereka mencoba menarik Vanetta untuk masuk kedalam mobil.

"Jangan sentuh Gue!!" peringat sambil mencoba melepaskan tangannya dari cengkeram dua orang misterius itu.

"Woy, Siapa Lo?!" teriak Vanetta pada orang-orang itu dan melawan mereka, Vanetta berhasil terlepas dari cengkeraman dua orang itu.

Ia melawan orang-orang itu, sialnya mereka jago beladiri. Orang-orang itu melawan balik Vanetta tanpa ampun, untungnya Vanetta berhasil mengalahkan dua orang itu. Tapi keluar beberapa orang lagi dari dalam mobil.

"Sial!!" umpat Vanetta.

Vanetta mencoba melawan orang-orang itu sambil berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih ramai karena daerah itu sepi untuk meminta bantuan.

Walaupun Vanetta jago beladiri namun tidak sebanding kalau Ia sendiri melawan 5 orang laki-laki dengan bertubuh besar.

---------------------

"Cemen Lo Mar!" ejek Sagara

"Lo pada kok gak ngasih tau Gue kalau jalan biasa ditutup" kesal Delmar.

Sagara, Delmar, Rai dan Lion sedang berada dipinggir jalan ke arah rumah Alen. Mereka berencana untuk berkumpul disana, tapi Delmar tidak mau melewati jalanan yang sekarang mereka lalui.

Yap, mereka sedang ada di jalan yang terkenal angker di daerah komplek Alen yang baru.

"Kita juga gak tau bang, ya udah kali bang. Gak bakal ada apa-apa" jawab Rai santai

"Iya bang, santai aja, nanti kalau ada apa-apa si Rai yang tanggung jawab" tambah Lion yang dibalas tatapan tajam oleh Rai.

"Buruan Mar, Gue laporin si Bos nih!" ancam Sagara

"Okey, tapi Lo bertiga jagain Gue!" pasrah Delmar, lebih ngeri lagi kalau si Bos marah.

Mereka menyalakan motor masing-masing, mereka mengendarai motor dengan kecepatan pelan karena ulah Delmar yang ketakutan dan tidak bisa menjalankan motornya dengan cepat.

Sagara memberikan kode pada Lion dan Rai, untuk berhenti. Mereka mengerjai Delmar dan membiarkannya jalan sendiri melewati kuburan.

Saat sudah setengah jalan melewati jalanan angker tersebut, Delmar sadar kalau teman-temannya yang lain tidak ada dibelakangnya. Ia menghentikan motornya.

"Sagara! Rai! Adel!" Delmar memanggil mereka satu-satu namun tidak ada tanggapan.

"Sialan Lo pada!!" umpatnya

"Woi, gak lucu sumpah!" Ia menatap sekelilingnya. Sepi, tidak ada orang sama sekali.

Delmar terus merapalkan doa, berharap tidak bertemu dengan hal aneh. Namun, sepertinya Ia sedang sial karena sayup-sayup Ia mendengar suara minta tolong.

"Tolong..!!Tolong!!" Bulu kuduk Delmar berdiri, keringat dingin membasahi pelipisnya,

"Gue gak ganggu, gue gak ganggu. Cuman mau numpang lewat. Kalau mau gangguin, gangguin aja yang namanya Sagara sama Rai, mereka lebih cakep dari Gue!!" racau Delmar karena takut.

"Sumpah, jangan deket-deket sama Gue. Gue belum mandi dari kemarin!!" teriaknya lagi.

Suara itu semakin terdengar jelas, saat Ia melihat kedepan lampu motornya menyorot sosok wanita dengan rambut terurai dan pakaian berwarna putih sedang berlari.

"KUN...KUNN..Arghhhh!!!!" Delmar langsung turun dari motor dan bersembunyi dibelakang motornya.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Hola, kembali lagi sama cerita Vantastic Girl. Kira-kira Gimana nasib Vanetta yah? Ataukah Delmar dapet temen malmingan?🤣

Penasaran? Ikutin terus kisahnya

Jangan lupa buat coments, vote and share cerita ini. Ajak temen-temen kalian buat menelusuri lapak ini.

Don't forget to be happy, stay safe and healthy everyone.....

Salam hangat sehangat pelukan senjaaaa.....😆😆

Byeeeee.....👋👋👋👋

VAN STORY : VaLenWhere stories live. Discover now