PART 13 | Teror itu lagi

4 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Saat kamu bersiap untuk mengejar sebuah mimpi, maka kamu juga harus bersiap untuk bangkit dari kegagalan"
-exachua-

🎵When We Were Young ~ Adele🎵

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sepulang dari rumah sakit tadi, Nazifa langsung berkemas untuk pergi ke Jogja. Abi Adnan meminta mereka untuk mengunjungi rumah orang tua Akhtar, karena setelah menikah Nazifa dan Akhtar belum mengunjungi rumah orang tua Akhtar. Mereka juga mengajak Gafi, supaya tidak canggung. Pasalnya Adnan dan Fatimah tidak bisa ikut.

Setelah selesai berkemas, Nazifa turun kebawah untuk menonton. Entah kenapa, Nazifa bisa-bisanya menonton podscast horor sendirian di ruang tengah. Saat sedang menonton sambil menikmati cemilan yang ada di atas meja, tiba-tiba lampu seluruh rumah mati.

Nazifa kaget sekaligus merinding, Ia mencoba berjalan pelan sambil meraba-raba tembok untuk mencari senter karena handphonenya ada dikamar. Tidak mungkin menaiki tangga menuju lantai atas untuk mengambil handphone.

Nazifa menemukan senter, namun tidak bisa menyala. Ia memukul-mukul senter tersebut agar mau menyala, dan akhirnya senter itupun menyala namun tak sengaja mengarah ke arah Bi Murni, pembantu disana yang juga ingin mencari senter namun masih menggunakan mukena putih karena baru selesai sholat.

Mungkin karena efek menonton horor, Nazifa berteriak histeris menjatuhkan senter itu dan lari dengan terbirit-birit. Lalu Ia menabrak sesuatu didepannya, Ia melihat Akhtar yang juga menyalakan flashlight dari handphonenya dan tak sengaja mengarahkannya ke arah mukanya.

“ARRGH!!!, Hantu……….” Nazifa berteriak sambil memukul orang didepannya itu dengan sendal rumahnya, karena mengira Akhtar adalah hantu.

“Aw…Aw….” Akhtar berteriak kesakitan.
“Stop, Stop, ini Saya. Akhtar” ujar Akhtar, membuat Nazifa berhenti dan merasa bersalah sekaligus malu.

“Kenapa teriak-teriak?” tanya Akhtar.

“Ada Hantu, warna putih!” jawab Nazifa sambil bergidik ngeri.

“Dimana?”, Nazifa menunjuk ke arah ruang makan.

Akhtar yang setengah percaya itupun penasaran untuk melihat ke ruang makan. Nazifa yang masih ketakutan mengikuti Akhtar dari belakang dengan terus melihat kebawah, sambil terus berdoa.

“Bi Murni?” Akhtar memanggil sosok ‘hantu’ yang disebutkan oleh Nazifa.

Nazifa melihat Mba Sum yang sedang memegang senter, “Bi Murni ngapain disini?”

“Eh Den, Non, ini saya mau ambil senter, tapi tadi Non Zifa lari sambil teriak” jelas Bi Murni

Akhtar terkekeh pelan karena kelakuan Nazifa, sedangkan Nazifa sudah menggerutu sendiri karena kelakuannya. Malu sudah dirinya.

“Ya sudah Bi, Bibi istirahat. Saya balik ke kamar lagi” pamit Akhtar

Nazifa yang masih parno, buru-buru menyusul Akhtar, “Bi, maaf yah. Tadi Aku kaget” ujarnya sebelum menyusul Akhtar.

--------------------

Ezra keluar untuk membeli bubur kesukaan Alika, namun Ia melihat sebuah kotak hitam dengan pita merah tua yang ada di depan pintu kamar Alika. Ia melihat isi kotak tersebut, Ia sangat terkejut sekaligus marah. Lagi, kotak teror itu lagi.

Bima yang melihat Ezra mematung didepan pintu, langsung berjalan ke arah Ezra. Bima sama terkejut dan marahnya dengan apa yang ada di tangan Ezra.

“Kali ini kamu lihat pelakunya?” tanya Bima yang dibalas gelengan oleh Ezra.

“Om, ini nggak bisa di biarin, kita harus buru-buru cari pelakunya” ujar Ezra

“Bener kata kamu Zra, tapi Alika nggak boleh tahu dulu. Om takut itu berpengaruh sama kesehatannya” pesan Bima.

“Ya udah, Om bakalan coba buat ngobrol sama pihak rumah sakit buat lihat cctvnya” lanjut Bima

“Aku bakalan minta tolong Kak Dewa, semoga ada sidik jari pelaku disini” balas Ezra

“Okey, Om minta bantuannya yah. Tapi rahasiain dulu kasus ini, jangan sampai banyak orang yang tahu” ingat Bima lagi.

Tanpa mereka sadari, seseorang sedang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Orang itu menelpon seseorang.

“Langkah kedua beres bos, paket sudah tersampaikan” ujarnya dengan tersenyum senang.

“Bagus, tunggu perintah selanjutnya. Pokoknya Gue mau dia menderita” ujar seseorang dari seberang telpon.

“Aman Bos” balasnya, lalu menutup telpon tersebut dan pergi meninggalkan rumah sakit.

-----------------------

Vanetta memarkirkan sepeda milikinya di tempat latihan Taekwondo, tempat biasa Ia berlatih.

“Kak Cakra” sapa  Vanetta pada salah satu pelatih di sana, Cakra adalah seorang mahasiswa dan anak teman Ayah Vanetta yang menjadi salah satu pelatih Taekwondo disana.

“Wih, baru nonghol lagi nih anak satu. Kemana aja?” tanya Cakra, pasalnya sudah satu bulan Vanetta tidak ikut latihan.

“Sibuk Kak. Eh, katanya ada jagoan baru di sini?” tanya Vanetta mengalihkan topik.

“Iya, baru minggu kemarin masuk. Seumuran sama Lo, tapi lebih jago Dia” jawab Cakra sambil mengejek.

“Mana ada, Gue kan murid paling jago” sombong Vanetta.

“Serius, mungkin karena cowok kali yah Van”

“Eisstt, walaupun cowok atau cewek nggak ngaruh yah. Buktinya si Bobon, baru satu pukulan udah tumbang” ujar Vanetta sambil menyebut salah satu anggota disana yang……gitu deh.

“Yah, Lo bandingin sama si Bobon. Pokoknya Dia jago deh, keahliannya lebih tinggi dibanding Gue waktu umur segitu” ejek Cakra lagi.

“Tuh Dia, baru dateng” tunjuk Cakra kearah laki-laki yang baru masuk.

Vanetta melihat ke arah yang Cakra tunjuk, jeng jeng jeng, bagaikan takdir. Ternyata anak baru itu adalah Alen, yes Alen si manusia yang paling Ia benci.

“LO?!”

“Pagi Kak” sapa Alen pada Cakra tanpa menghiraukan Vanetta sama sekali.

“Pagi Len, kalian udah pada kenal?” tanya Cakra.

“Pengenya nggak kenal sih Kak” sinis Vanetta, namun tidak dihiraukan oleh Alen.

“Oh iya Len, hari ini bantuin ngelatih anak-anak SMP yah. Soalnya pelatihnya lagi izin” pinta Cakra.

“Lho Kak, kan biasanya Gue yang gantiin kalau Kak Hari gak masuk” protes Vanetta.

“Hari ini pengecualian, lagian Lo harus latihan ekstra. Siapa suruh sebulan gak masuk” jawab Cakra

“Tapi kak—“

“Nggak ada tapi tapian, siap-siap latihan” tegas Cakra.

Vanetta berdecak sebal, “Awas aja Lo!” ancam Vanetta pada Alen lalu bersiap untuk latihan.

Alen hanya mengendikkan bahunya tidak peduli.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Hola, kembali lagi sama cerita Vantastic Girl. Kira-kira siapa nih orang misterius itu??

Penasaran? Ikutin terus kisahnya

Jangan lupa buat coments, vote and share cerita ini. Ajak temen-temen kalian buat menelusuri lapak ini.

Don't forget to be happy, stay safe and healthy everyone.....

Salam hangat sehangat pelukan senjaaaa.....😆😆

Byeeeee.....👋👋👋👋

VAN STORY : VaLenWhere stories live. Discover now