"Udah clear kan masalahnya? Yaudah kalau gitu gue cabut dulu, mau nyari sugar daddy. Minta dibeliin BH rasa banana." Baru saja Michel ingin pergi, tapi tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh Devano.

"Siapa yang ngizinin lu pergi? Jangan kira setelah gue maafin lu, lu bisa bebas dari hukuman. Jangan mimpi!" Kata Devano mengeluarkan smirk nya.

"Lu udah ngelanggar aturan sekolah karena ga pake atribut lengkap, ditambah lagi tadi lu bikin ulah dan ngerusakin motor gue. Otomatis hukuman lu akan gue tambah 5 kali lipat lebih berat dari biasanya." Lanjutnya.

"Gila lu!! Ogah banget gue, enak aja main hukum-hukum seenak jidat. Mentang-mentang ketos jadi bisa semena-mena gitu? Hah, tidak semudah itu ferguso."

"Gue ga minta pendapat lu tentang gue. Dan sebagai hukuman atas kesalahan yang udah lu perbuat, gue minta lu bersihin gedung sekolah ini selama 1 bulan." Tegas Devano tak main-main.

"GA BISA GITU DONG!!" Ngegas Michel.

"Bodoamat. Sekarang kita ke gudang buat ambil semua peralatan yang lu butuhin untuk bersih-bersih." Tanpa menunggu persetujuan dari Michel, Devano kembali menarik tangan Michel.

Belum sempat mereka melangkah, suara seseorang dari belakang berhasil menghentikan keduanya. Secara spontan Michel dan Devano pun menoleh.

"Tunggu kak," Teriak Aurel dan berlari menghampiri Michel dan Devano.

"Kenapa?" Tanya Devano menaikan sebelah alisnya.

"Sorry sebelumnya, tadi gue ga sengaja denger pembicaraan kalian. Bukannya gue sok tau atau gimana ya kak. Tapi menurut gue, hukuman yang lu kasih ke Michel itu ga sebanding sama kesalahan yang Michel lakuin." Aurel mengeluarkan opininya.

"Maksud lu?"

"Disini gue ga memihak siapapun. Gue juga ga membenarkan apa yang Michel lakuin tadi diparkiran. Tapi, sebagai sesama manusia apa lu ga punya sedikit aja rasa empati untuk Michel? Sekolah ini luas kak, ga mungkin kan kalau Michel harus bersihin gedung sebesar ini sendirian? Bahkan kita butuh 10 cleaning servis untuk bersihin sekolah ini."

"Intinya?"

"Boleh ga kalau lu kasih sedikit keringanan hukuman buat Michel? Gue janji kak, setelah ini gue akan lebih ketat jagain Michel. Biar gue yang ngomelin dia kalau dia bandel lagi. Atau paling engga, lu ganti hukumannya. Jangan bersihin gedung sekolah ini kak, kasihan Michel. Gue takut dia kenapa-kenapa."

"Kenapa lu segitunya belain Michel?"

"Dia sahabat gue dari kecil kak. Gue tau dia sebenernya anak yang baik, tapi emang kadang suka cosplay jadi dajjal. Gue minta maaf atas nama Michel. Gue mohon pengertian lu kak. Tolong jangan hukum Michel seberat ini. Jujur, gue ga tega liatnya kak." Mohon Aurel.

"Oke, untuk kali ini gue akan kasih kompensasi, tapi kalau sampai Michel buat ulah lagi. Gue ga akan segan-segan kasih hukuman yang berat buat dia." Putus Devano final.

"Dan buat lu, lari keliling lapangan 150 kali. Tanpa bantahan atau gue berubah pikiran dan kembali ke hukuman pertama." Devano berucap tegas pada Michel.

Dengan secepat kilat Michel berlari keliling lapangan. Lebih baik dia lari keliling lapangan daripada harus membersihkan gedung sekolah ini sendirian. Huh, bisa mati berdiri Michel.

"Thanks ya kak udah mau kasih Michel keringanan. Kalau gitu, gue balik ke kelas dulu ya? Nanti kalau Michel udah selesai, tolong sampein ke dia gue tunggu diparkiran. Sekali lagi makasih kak. Gue duluan, bye." Aurel tersenyum ramah dan pergi meninggalkan Devano.

Punggung Aurel pun perlahan menjauh, tapi Devano masih enggan melepas pandangannya dari Aurel. Seolah ada magnet yang memaksanya untuk terus memperhatikan Aurel.

Tanpa sadar bulan sabit pun terbit dibibir Devano. Ia tersenyum tipis. Harus ia akui, bahwa Aurel memiliki aura positif yang membuatnya berbeda dari gadis lain. Aurel itu gadis yang baik, pintar, ramah, kalem, bahkan nyaris sempurna. Siapapun pasti akan terpesona jika melihatnya.

"Menarik, gue suka"

***

Huwaa gimana part ini?

Maaf ya kalau ga sesuai sama ekspetasi kalian.

Fellnya dapet ga sih?

Jangan lupa vote dan komen ya? Karena vote dan komen itu gratiss!!

Segini dulu ya guys?

See you next time:)

Strong Girl Michella (END) Where stories live. Discover now