PS - 49

1.8K 97 2
                                    

Jangan lupa berjejak!
Hepi Ridings!

***

"Udah benar-benar merasa baikan, 'kan?" tanya Febian sekali lagi, setelah memeriksa keadaan Justica.

"Udah, kok," jawab Justica.

Febian terkekeh, "Ya, jangan karena kamu udah ngebet banget mau pulang makanya asal udah-udah aja. Bisa diamuk saya sama Kala," candanya.

"Udah bener baikan, kok. Lagian saya pusing kalau malah lama-lama di sini," ucap Justica.

"Baiklah. Kamu udah boleh pulang hari ini, ya.Nanti tanya Kala aja buat selesaiin administrasi di depan sekaligus tebus obat," pesan Febian sebelum meninggalkan ruangan rawat Justica.

Dengan penuh kegembiraan, Justica langsung menghubungi Sekala bahwa ia akan segera pulang. Kalau perkiraan dokter, Justica baru bisa diperbolehkan pulang hari besok. Tetapi karena emang dasarnya Justica keras kepala sehingga ia bersikeras ingin pulang hari ini. Baginya, ia bisa gila kalau lama-lama di rumah sakit, padahal kondisinya sudah sehat.

Sekala yang sedang berada di kantor juga ikut merasa senang saat membaca pesan istrinya. Namun, ia menyuruh Justica bersabar untuk menunggu sebentar karena ia masih harus menandatangani beberapa dokumen penting dan tak bisa ditunda.

"Iya? Sabarlah. Ini sebentar lagi selesai, kok."

"Daritadi bilangnya sabar terus. Tapi belum juga berangkat."

"Iya. Ini Mas segera ke sana."

Sekala langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya. Juga dokumen-dokumen yang berserakan di meja kerjanya, segera ia masukkan ke tasnya. Sekala sedikit lenggang apabila kampus sedang libur karena sepenuh waktunya bisa ia fokuskan untuk mengerjakan pekerjaan kantor, selain pada keluarganya. Berbeda apabila kampus tidak libur, tentu Sekala harus pandai membagi waktunya.

Ia langsung bergegas menuju besmen kantor untuk mengambil mobilnya.

***

"Akhirnya datang juga. Lama bener," decak Justica. Ia sudah merasa bosan menunggu. Bahkan, ia sudah bersiap-siap dan merapikan barang-barangnya sendiri.

"Ya, namanya kerja, Ca. Udah siap, 'kan? Udah nggak ada yang ketinggalan?" tanya Sekala memastikan karena melihat koper yang sudah siap ditarik.

"Udah. Ayo!"

Sekala terkekeh pelan saat Justica sudah lebih dulu keluar dari ruangan. Ia menarik koper yang sudah pernah berpijak di Pangandaran walau tak sampai dua puluh empat jam.

"Kita kayak nginep mingguan di sini," tukas Sekala. Banyak orang yang berlalu-lalang memandangi mereka karena koper itu. Mungkin sedikit heran juga.

"Ya, namanya liburan pindah tempat. Dari vila ke rumah sakit," celetuk Justica lalu terkekeh.

"Kamu duluan ke mobil aja. Mas mau selesaiin pembayaran dulu."

Justica patuh. Ia langsung keluar dari bangunan putih tulang itu. Rasanya benar-benar segar setelah Justica sudah berada di luar. Ia menghirup udara banyak-banyak, seakan-akan ia sudah banyak kehilangan udara segar karena berada di ruangan rawat selama dua hari.

Pak Sekala AstraningratWhere stories live. Discover now