PS - 40

2.9K 167 0
                                    

Jangan lupa berjejak! Walau aslinya banyak Kang Ghosting di sini wkwkw.
'ppy ridings!

***

Hari sudah malam. Ruang tamu di rumah Sekala sudah disulap menjadi tempat tidur dengan tikar bulu yang menjadi alasnya. Natan dan Migo sudah duduk lesehan sambil memainkan kartu Uno. Sedangkan Arin seperti biasa sedang menonton konten TikTok yang entah bertebaran di mana.

Justica sendiri sedang memakan mi yang baru saja ia masak karena tiba-tiba merasa lapar, padahal sore tadi ia sudah makan banyak di kafe.

"Udahan, ah. Jadi lapar gue gegara bau mi. Masih ada stok nggak, Ca?" tanya Migo menghadap Justica.

Justica menyeruput kuah mi-nya sebelum menjawab pertanyaan Migo. "Tadi ditawarin sok nggak mau. Masaklah sana. Masih ada di lemari atas. Tapi, jangan masak mi yang bungkus warna merah. Punya Pak Sekala itu."

"Kan, tadi belum lapar. Lu mau juga, Tan?"

"Boleh."

"Sayang, kamu mau makan mi, nggak?"

"Iya. Sepiring berdua aja, ya? Takut nggak habis," balas Arin.

"Sekalian bantu masak udahan, dong!" pinta Migo.

Arin langsung merengut karena merasa aktivitasnya diganggu. "Kamu, lho, nggak ngertiin banget. Ya, udah, iya."

"Marah-marah tapi masih mau. Arin banget," ledek Justica yang hanya dibalas peletan oleh Arin.

Kedua pasangan bucin itu pun segera bergegas ke dapur untuk memasak mi.

"Tan, beresin kartunya, dong. Minta tolong," ucap Justica.

"Iya, abis ini tapi," jawab Natan. Ia sedang sibuk ngewar di gim COC yang setia menemaninya sudah dari lama.

"Ca, sosisnya tinggal tiga, nih. Gue abisin, ya?" teriak Arin dari dapur.

"Yo. Jangan lupa beresin dapurnya abis masak," balas Justica. Ia meneguk air minumnya hingga tandas.

"Pak Sekala udah di mana, Ca? Masih lama?" tanya Natan setelah memasukkan semua kartu Uno ke tempatnya lagi.

"Udah di pertamina simpang tiga itu bilangnya tadi," jawab Justica.

"Bentar lagi berarti."

Suasana hening kembali menyelimuti keduanya. Sibuk menonton TV dengan pikiran masing-masing, hingga suara klakson mobil menyentak mereka.

"Pak Sekala, tuh," interupsi Natan, berdiri, lalu mengintip lewat jendela.

"Bentar. Gue buka pagar dulu, ya," ucap Justica lalu beranjak keluar. Dengan cepat, ia membuka pagar rumah biar Sekala bisa memasukkan mobilnya.

Senyum Sekala terpatri begitu ia keluar dari mobilnya, walau Justica tahu, di balik senyum itu ada rasa lelah yang tersimpan.

"Capek?" tanya Justica, mengambil alih tas yang dibawa oleh Sekala.

"Lumayan. Yang lain udah pada tidur?" tanya Sekala sambil melepas dasi yang terasa mencekik lehernya. Sekala yang menyuruh sahabat-sahabat Justica agar menginap saja di rumahnya untuk menemani istrinya.

Pak Sekala AstraningratWhere stories live. Discover now