AXIS 6

2.1K 202 6
                                    

"Jingga teh udah gadis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jingga teh udah gadis. Pamali lamun kamana-mana nyalira. Kudu aya nu maturan."¹

"Jingga bisa jaga diri, Nin. Lagian selama ini Jingga juga tinggal sendirian di Eropa."

"Enya beda atuh. Teu tiasa disamikeun didieu jeung di Eropah. Komo di Jakarta. Teu aya sasaha. Loba jelema nu teu bener! Teu aman!"²

"Enin ... Jakarta itu enggak seperti yang enin bayangkan. Di sini-"

"Jingga atos enin jodokeun-"³

"Loh? Kenapa tiba-tiba aku udah dijodohin? Aku belum mau ni-"

"Dangukeun heula! Pamali ka kolot kitu teh, Jingga!"

"Maaf, Nin."

"Yeuh, ameh enin reugreug, teu hariwang, Jingga tos enin jodokeun jeung incu rerencangan enin. Budakna ingsaalloh bageur tur soleh. Tara nu aneh-aneh. Minggu payun geura uih ka Bandung. Ingsaalloh urang badami keun deui tanggalna."*

"Nin, Jingga belum bisa janji pulang ke Bandung. Jingga masih ada ker-"

"Pokona uih! Enin tos jangji jeung rerencangan enin. Assalamualaikum!"**

Jingga mengembuskan napasnya kasar. Pembicaraannya dengan sang nenek beberapa menit yang lalu masih terngiang. Masih dengan topik pembicaraan yang sama. Perjodohan.

Entah sudah berapa kali pernyataan itu terlontar dari mulut neneknya. Hingga sempat membuat Jingga memilih tinggal jauh dari sanak saudaranya. Bahkan, saat ia menginjakan lagi kakinya di bumi pertiwi, Jingga memilih untuk menghindar. Berjuta alasan dilontarkan, tetapi pada akhirnya wanita itu tidak bisa mengelak.

Andai keluarganya peduli akan dampak tragedi di masa lalu Jingga. Mungkin mereka tidak akan mendesak wanita itu dan membiarkan luka masa kecilnya sembuh dahulu. Namun, itu hanya mimpi belaka. Mau tidak mau, ia harus segera menikah.

"Jingga? Ngelamunin apa?" tegur Raiden.

"Eng? Lupain aja. Enggak penting," sahut Jingga. Ia pun menelusuri ruangan tempat diadakannya acara amal. "Undangannya banyak banget."

"Wajar aja, ini 'kan yayasannya Alex van der Berg. Milyuner muslim berkebangsaan Belanda yang terkenal royal," ujar Raiden. "Sempat beberapa kali masuk rumah sakit. Terakhir dirawat cukup lama, sebelum adiknya Kalani menikah."

"Adik?"

"Presdirnya Oriona Suite Hotel."

"Ah, iya. Baru ingat. Aku datang ke sana."

"Gue juga ke sana, tapi kayaknya gak liat lu deh."

Jingga mengangkat kedua bahunya.

"Kok bisa diundang ke sana?" tanya Raiden penasaran.

"Sahabatku nikah sama presdirnya Oriona. Enggak nyangka aja kalau dia adiknya Kalani."

"Sahabat lu ... Agnes? Kenal kapan?"

Displacement [END]Where stories live. Discover now