24. *KKK*

1.3K 158 14
                                    

Khanza sejak tadi menatap dirinya di pantulan cermin yang sangat besar yang berada di kamarnya. Wanita itu mengelus perut ratanya yang masih di lapisi dengan piyama tidur.

"Jangan minta yang aneh-aneh dulu yah sayang." gumamnya pelan.

Sudah dua puluh menit dia mengelilingi kamarnya. Anaknya menginginkan sesuatu dan menurut Khanza itu sangat susah untuk dikabulkan.

Tok...tok...tok

Khanza tersentak saat mendengar suara ketukan itu, kemudian dengan langkah yang cepat dia mendekati pintu berwarna putih itu dan membukanya.

"Mau ngapain?" tanya Khanza dengan raut wajah datarnya saat melihat laki-lakinya berdiri di depannya dengan nampang yang dipegangnya.

"Ini udah jam sepuluh, dari tadi kamu belum makan, makan dulu yuk." ujar Keanu.

"Simpen aja, nanti gue makan." Khanza membuka lebar-lebar pintu kamarnya, kemudian mempersilahkan Keanu untuk menyimpan makanannya di atas meja belajar.

"Udah kan? Keluar gih." ketus Khanza saat melihat Keanu hanya berdiri di tempatnya setelah menyimpan makanan itu.

Laki-laki itu mengangguk mendengar ucapan istrinya, hatinya sangat sakit saat mendengar nada bicara Khanza yang sangat berubah. Tepat di depan istri mungilnya, Keanu berhenti, dia menatap wajah Khanza yang sedang menatap ke arah lain.

"Ca."

"Hmm?"

"Boleh aku pegang perut kamu?" tanya Keanu dengan mata yang terus menatap wajah cantik istrinya.

"Boleh, tapi dari luar aja."

Deg

Jantung Keanu seperti berhenti berdetak saat mendengar ucapan istrinya, dia ingin menangis mendengar kata-kata itu. Tapi dia tidak boleh egois dan marah, karena ini semua salahnya.

Keanu mensejajarkan tubuhnya di depan perut rata Khanza yang dilapisi piyama. Tangan kekarnya dengan pelan mengelus perut rata itu, walaupun tidak bersentuhan langsung dengan kulit Khanza, Keanu harus tetap bersyukur.

"Hai anak Ayah." sapanya dengan suara yang tertahan karena menahan air matanya.

"Baik-baik yah di dalam sana, maafin Ayah yang udah buat Bunda kamu marah sama Ayah. Jangan rewel di dalam perut Bunda yah sayang. Maafin Ayah yang belum bisa rawat kalian. Tapi Ayah janji, Ayah akan berusaha lakuin apapun supaya Bunda kalian mau maafin Ayah."

Cup

"I love you sayang."

Keanu kemudian berdiri, menatap wajah Khanza yang berlinang air mata. "Jangan nangis Ca, maafin aku yah. Love you more."

Cup

---

Keanu menghela nafas kasar, saat ini mereka semua sedang berada di markas Zeroun, membahas tentang Arga, musuhnya yang saat itu ingin melecehkan Khanza, ketua dari geng motor Denver.

"Arga udah jadi buronan polisi." ujar Biru dengan mata yang terus mengarah ke laptop yang ada di depannya.

"Kok bisa?" tanya Kenzi.

"Dia udah banyak ngelakuin kesalahan. Dia ngebunuh sekertaris perusahaan besar, dia juga lecehin anak sekertaris itu." jawab Biru.

"Kejadiannya dua jam yang lalu, dan sekarang udah di tau seluruh dunia njir!" pekik Biru histeris.

"Emangnya sekertaris itu kerja di mana?" tanya Rafael.

"Bentar, gue cari dulu." kata Biru yang di balas anggukan oleh yang lainnya.

KHANZA -END-Where stories live. Discover now