Part 5.

2.4K 245 41
                                    

Karena pada akhirnya, semuanya akan terungkap secara perlahan...;

Satu minggu di Malaysia ini, Khanza mengunakan waktunya untuk mengurus sang ibu dan juga kepindahannya ke Indonesia, tentu saja di bantu oleh Gibran dan Kavin.

Dan hari ini, Khanza memutuskan untuk ke Indonesia, mengingat satu minggu lagi pernikahannya dengan Keanu. Tentang kondisi Bubu-nya? Dokter menyatakan belum ada tanda-tanda bahwa sang ibu akan sadar dari komanya.

"Gimana? Udah siap?" tanya Gibran.

"Udah kak."

"Yaudah, kalo gitu, kamu hati-hati di sana, jaga diri baik-baik."

"Iya kabaw." kata Khanza seraya menarik kopernya untuk turun dari mobil. Dan saat ini, mereka sudah berada di bandara akan menuju ke Indonesia.

"Kamu bilangin kakak bau?" Gibran bertanya dengan nada yang tajam.

"Bukan kakak bau, tapi kakak bawel."

"Oh- What?"

"Kamu bilangin kakak bawel?" cerocos Gibran.

"Kakak emang bawel tau nggak!"

"Nggak yah."

"Bawel!"

"Nggak!"

"Bawel!"

"Nggak!"

"Bawel!"

"Ng-

"Udahlah, ngomong sama kakak nggak akan ada ujungnya. Kakak tuh emang bawel!"

---

Gibran

Acha nungguin lo di bandara

Keanu menghela nafas berat saat membaca pesan dari Gibran. Kenapa bukan Khanza saja yang menghubunginya?

Laki-laki itu langsung mengambil kunci mobilnya yang berada di dalam tasnya, kemudian berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan teriakan dan panggilan para sahabat dan juga pacarnya. Gadisnya saat ini lebih penting dari segalanya.

Mereka semua menatap punggung Keanu hingga hilang di balik tembok.

"Dia mau kemana?" tanya Rafael kepada Mutia.

"Gue nggak tau."

Mereka semua langsung menatap laki-laki yang sedang tertidur di bangku paling belakang, tepat di samping Keanu tadi. Itu Kenzi.

"Zi." panggil Alfa.

"Kayaknya dia tidur deh." ucap Tiyara.

Afya mendekat ke arah pacarnya, kemudian duduk di tempat Keanu. Gadis itu dengan pelan mengelus lembut rambut hitam pekat Kenzi. Afya mendekatkan wajahnya di samping telinga Kenzi.

"Hey," setelah membisikkan itu Afya dengan jailnya meniup leher Kenzi. Gadis itu tahu betul kelemahan pacarnya.

Kenzi menggeliat tak nyaman, kemudian membuka matanya secara perlahan. "Kenapa hmm?"

"Bangun dulu." ucap Afya.

Kenzi kemudian memperbaiki posisi duduknya dan merenggangkan seluruh otot-ototnya yang terasa sangat pegal. "Kenapa?"

"Keanu mau kemana?" tanya Afya.

"Hah?" Kenzi mengerutkan keningnya bingung, kemudian menatap setiap penjuru kelas, dan tak mendapatkan saudara kembarnya.

"Emangnya dia kemana?" tanya Kenzi juga.

"Kita nanya lo, dan lo nanya ke kita?" dumel Tiyara.

"Mana gue tau Ra, gue aja baru bangun." kesal laki-laki itu.

KHANZA -END-Where stories live. Discover now