Part 15.

1.8K 185 51
                                    

"Kok bisa Gab?" tanya Arka dengan nada khawatir, membuat Gabriella tersenyum miris.

Apa laki-laki itu juga mengkhawatirkan tuan putrinya?

"Kalo mau tau ceritanya, meningan kalian duduk deh, soalnya ini bakalan panjang." kata Gabriella. Tangannya tak henti-henti mengelus rambut panjang putrinya agar tertidur dengan nyaman.

Flashback on.

Saat ini, Khanza masih berumur empat tahun, dia sedang bermain kejar-kejaran di taman bersama kakaknya, Gibran. Sedangkan di tak jauh darinya, ada baby sitter yang sedang mengawasinya.

Gabriella berada di Australia karena perjalanan bisnisnya.

Dor

Gadis itu mematung di tempat saat mendengar suara tembakan, kemudian tak berselang lama, semua orang yang ada di taman berlari kesana kemari, sedangkan Gibran, kakaknya langsung memeluk tubuh mungilnya.

Dor

Gadis itu menatap baby sitternya yang baru saja tertembak, dia mencoba memejamkan matanya untuk tidak melihat darah yang keluar dari perut baby sitternya, tapi matanya seakan tidak ingin tertutup.

"Mbak Lala ditembak hiks." gadis berumur empat tahun itu mengeratkan pelukannya terhadap sang kakak.

Gibran ingin melepas pelukan itu, dia ingin melihat Mbak Lala, baby sitternya. Tapi, saat ingin melepasnya, di di tabrak oleh seseorang, membuatnya terjatuh bersama orang itu.

"Kalian ngapain di sini nak?" tanya pria paruh baya itu dengan jas yang masih melekat di badannya.

"Anda siapa?" tanya Gibran seraya melindungi tubuh adiknya.

"Bawa adikmu pergi dari sini, tempat ini sekarang berbahaya." kata pria itu khawatir.

Baru saja Gibran ingin berdiri, tiba-tiba saja dia terkena tembakan di punggungnya, membuat Khanza berteriak dan langsung menangis. "KAKAK HIKS!"

Dor

Gadis kecil itu melihat pria yang tadi menabraknya langsung menembak orang yang tadi menembak kakaknya.

"Pergilah nak." kata pria itu khawatir.

"Ta-tapi kakak Acha gimana hiks."

Dor

Belum sempat pria itu menjawab, tiba-tiba saja dia di tembak. Dan sekarang, Khanza sendirian di kelilingi oleh orang berbadan kekar dan menggunakan pakaian serab hitam. Sekitar enam orang yang mengelilinginya.

"Ka-kalian siapa hiks?"

Tiba-tiba saja Khanza mengingat, jika di dalam tasnya ada pistol yang selalu Bubu-nya berikan kepadanya setiap dia ingin keluar rumah.

Gadis itu mengambil pistolnya, terlihat seperti pistol mainan. Sedangkan enam pria itu langsung tertawa saat melihat anak kecil itu menyodorkan mereka pistol.

"Kamu mau ngajak kita main hah?" tanya salah satu pria itu.

"Emang bisa yah?" tanya Khanza polos. Keenam pria yang melihat tatapan polos Khanza seakan-akan langsung menyukai gadis itu.

"Bisa dong, sekarang kamu tembak kami menggunakan pistol mainan mu itu."

Keenam pria itu sekarang berbaris di depan Khanza, seakan-akan mengajak gadis itu untuk bermain bersama.

Sedangkan Khanza langsung mengarahkan pistolnya yang berwarna pink ke arah pria itu.

Dor Dor

KHANZA -END-Where stories live. Discover now