Walau pun begitu Giska tetap tersenyum, ia tidak mau menunjukan raut wajah sedihnya. Dari awal ia sudah bertekad dan berkomitmen dengan pernikahan ini, walau pun ia sadar ini tak akan mudah tapi ia akan berusaha sebaik mungkin.

"Oh ya! Sikap Ravin ke kamu gimana sayang? Ravin engga jahatin kamu 'kan?" tanya Amira kepada Giska.

"E-engga kok, Mah. Ravin baik sama Giska, walau pun ya jutek sih." Lirikan maut Giska arahkan kepada Ravin.

Ravin yang sadar langsung berdecak kesal, ini sungguh menyebalkan baginya. Tidak ingin semakin kesal, Ravin langsung beranjak dari tempat duduknya berniat untuk pergi.

"Mau kemana kamu?" tanya Kevin dengan suara beratnya.

"Tidur," balas Ravin cuek lalu hilang di ujung ruangan.

"Gitu tuh aslinya kak Ravin. Nyebelin," kekeh Shifa dan Shafa.

"By the way gimana kerjaan kamu? Lancar sayang!" Kali ini Revita yang bertanya.

"Alhamdulillah, Oma. Giska lumayan betah kerja disana," balas Giska.

"Kalau ada masalah cerita saja. Oma akan bantu kamu sayang."

"Mama juga siap bantu kamu sayang."

"Iya Oma, Mama. Makasih!"

Giska terharu. Oma Revita, Mama Amira dan Papa Kevin perhatian padanya, ia bersyukur walau pun ia orang baru di keluarga ini tapi mereka semua sayang padanya, walau pernikahannya masih tanda tanya kedepan nya bagaimana.

"Oh ya! Oma lupa sayang."

"Lupa? Lupa apa Oma?"

"Plening kalian kedepannya bagaimana? Tidak mungkin 'kan kalian berdua engga punya rencana masa depan?"

Giska menggaruk tengkuk nya bingung, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Revita gitu aja. Jujur ia tidak tau hubungan nya dengan Ravin  akan seperti apa kedepannya.

Giska berpikir sejenak, ia tidak mungkin menjawab semuanya asal-asalan. Tapi mungkin untuk saat ini ia bosa berbohong dulu sambil memikirkan plening mereka berdua kedepannya.

"Eum... Mungkin untuk saat ini, Giska kerja dulu gantiin Ravin yang masih sekolah," balas Giska.

"Hihi... Bukan itu maksud Oma sayang."

Kedua alis Giska saling bertautan. "M-maksud Oma?"

Revita terkekeh pelan, Amira dan Kevin juga ikut terkekeh yang membuat Giska semakin bingung.

"Maksud Oma... Kapan kalian berdua ngasih cicit buat Oma?"

-----

Cekrek!

Giska membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar, ia terus menutup pintu secara perlahan. Pembicaraan tadi membuat tubuh dan hatinya lelah, entah kenapa ia merasa kepikiran terus dengan obrolan tadi.

Oma Revita meminta cicit darinya, kedua mertuanya juga meminta hal yang sama, mereka ingin segera punya cucu darinya dan Ravin. Padahal hubungan mereka masih jalan di tempat tapi mertuanya berharap lebih dari mereka.

Giska tau kalau pun ia hamil tidak akan ada masalah nantinya, walau pun Ravin masih sekolah tapi Giska sudah cukup dewasa, jadi tidak akan ada masalah nantinya.

Hal itu cukup membuat Giska pusing, ia ingin membahagiakan mertua dan Oma nya itu, ia juga yakin kalau Mommy dan Daddy nya juga akan turut bahagia kalau semisal ia hamil nantinya.

(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now