55. Permintaan Maaf

Start from the beginning
                                    

"Arsen mulut lo, yaa," Marah Asya.

"Kenapa? Emang benar kok tadi aja ada yang godain dia."

"Sialan lo." teriak Asya sambil memukul kembaran suaminya itu. Dengan cepat Asya bangkit dari duduknya lalu pergi dan menghilang dibalik pintu. Arsen yang melihat Asya tentu terkekeh. Semoga saja Arka benar-benar di goda para gadis-gadis cantik agar dirinya bisa aman dari amukan Asya nanti.

***

Disepanjang jalan Asya menggerutu, awas saja kalau ada yang berani merayu suaminya itu. Langkah Asya berhenti di depan kelas Arka. Ia melirik ke bangku bagian pojok yang tidak diduduki oleh sang pemilik. Asya yakin suaminya itu pasti sedang berkumpul dengan gengnya. Asya tentu mendengus kesal. Bukannya belajar dengan baik, Arka malah berkumpul tidak jelas.

Dengan langkah tergesa-gesa Asya menuju kantin sekolah.

Sementara ditempat lain, Arka dan komplotannya berada di warung Teh lilis. Cowok itu tampak tidak begitu tertarik dengan produk omongan para sahabatnya.

"Bara lo dikatain gay sama Irzan." seru Satria dan langsung mendapatkan tatapan permusuhan dari sang empu.

"Jangan bawa-bawa nama gue sialan."

Satria tertawa jahat. "Lo pernah bilang Bara gay."

Cowok berkulit putih bersih itu hanya mendengus. Mulut Satria emang benar-benar laknat.

Sementara Bara yang jadi bahan perbincangan keduanya hanya diam tanpa terusik sedikit pun. Lagian ia malas meladeni kedua manusia kurang gizi itu.

Satria dan Irzan memang dua trio yang suka bikin rusuh. Dimana-mana pasti ada saja yang berbuat diluar akal. Satria mendudukkan bokongnya disampingnya Arka dan disampingnya lagi Ada Liam, jadilah Satria berada diantara dua cowok tersebut. Ia melirik sang ketua geng mereka itu dengan penasaran karena sejak tadi Arka diam saja.

"Lo kenapa sih Ar?" Heran Satria saat melihat wajah Arka yang tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Putus Cinta sama siapa lagi lo?"

Liam yang kebetulan disamping Satria pun menyenggol lengan sang sepupu. "Jangan diganggu."

"Lo yang jangan ganggu gue. Lagian gue cuma nanya Iam."

"Satria!"

Satria yang melihat tatapan membunuh dari Bara pun mengerucutkan bibirnya. Cowok itu nampaknya kesal dan merajuk. Sementara, Liam yang disebelahnya pun hanya acuh tak acuh.

Arka memejamkan matanya lalu membukanya kembali. Ia bangkit dari duduknya hingga membuat keempat cowok disampingnya itu menoleh penasaran, walaupun penasaran tidak ada yang ingin bertanya.

"Gue pulang." Kalimat singkat Arka barusan membuat mereka kompak mengangguk.

Arka mengusap rambutnya dengan frustasi. Ia tidak tahu ada apa dengan Asya. Gadis itu membuatnya pusing, dan sialnya Asya tidak mau mengatakan ada apa sebenarnya yang gadis itu alami.

Dari tatapan Asya dan ucapannya tadi membuat ia tidak tenang. Istrinya itu emang keras kepala, diajak bicara malah mengusirnya. Helaan napas terdengar begitu berat dari bibir Arka.

Langkah Arka berhenti saat melihat sosok yang amat ia kenali. Di Sana terdapat seorang gadis yang tampak merenggut kesal entah karena apa. Sudut bibir Arka terangkat membentuk sebuah senyuman. Beban di pundak seolah menghilang saat melihat wajah cantik istrinya itu.

"Dimana sih? Udah dicari sana-sini juga."

Arka semangkin tersenyum lebar. "Cari gue?"

Asya yang mendengar suara Arka pun meneguk ludahnya dengan kasar. Dengan pelan ia membalikkan tubuhnya menghadap sang suami yang sudah berdiri menjulang tinggi.

ARKASYA Where stories live. Discover now