24. Sepuluh anak

13.5K 826 29
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Arka menyandarkan tubuhnya di bahu Asya. Sejak tadi cowok itu terus nempel hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian. Sementara Asya, ia hanya bisa menghela napas. Entah sudah berapa posisi mereka seperti ini.

Arka memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Bahu cowok itu terasa berat kala masalah yang ia pikul kali terasa sangat berat. Saat ini kedua pasangan sah itu sedang duduk di Padang rumput yang terlihat hijau.

Saat ini perasaan takut tiba-tiba muncul hingga membuat Arka tidak tenang. Takut Asya pergi saat mengetahui masalahnya walaupun kejadian tersebut bukan salahnya.

Belum lagi masalah yang ia ketahui beberapa jam tadi bahwa Alden juga berada disini. Saat mendengar ucapan Arsen tadi membuatnya harus ekstra hati-hati karena dia tahu sosok Alden yang terkenal dengan nekat dalam melakukan apapun.

"Ka lo bisa minggir gak? Bahu gue pegel nih."

"Sya lo gak niatan punya anak?" tanya Arka tanpa menggubris ucapan gadis itu.

Buk

"Aduh, Asya!" kesal Arka karena di pukul istrinya itu.

Asya membelalakkan matanya saat mendengar pertanyaan cowok itu. Gadis itu melirik sana sini takut-takut ada yang mendengar ucapan Arka. Asya menghembuskan napas lega saat semua anak-anak sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Kenapa lo nanya gitu? Aneh banget pertanyaan lo." sahut Asya sambil menjauh hingga membuat Arka berdecak kala gerakan gadis membuatnya lunglai.

"Emang ada yang salah sama pertanyaan gue? Wajar-wajar aja kali kalo gue nanya gitu sama lo. Lagian lo istri sah gue."

Asya berdecih pelan. "Sekarang aja baru dianggap kemarin kemarin ke mana aja?" cibirnya.

"Lagian lo masih belum putusin Naira?!" sambungnya.

Arka hanya bisa menghela napas panjang kalo gini Asya akan terus-terusan membahas awal pernikahannya. Soal pertanyaan? Entah lah Arka juga bingung dengan ucapannya tadi.

"Ingat lo punya janji sama gue tadi dan sekarang gue tagih janji itu." ucap Asya membuat Arka tersadar dari lamunannya.

Arka menatap Asya dan ditatap balik oleh gadis itu. "Sekarang lo mau minta apa?" tanyanya dengan suara pelan. "Putusin Naira? atau ngajak lo serius?" tambahnya.

Asya menggeleng hingga membuat Arka mengerutkan dahinya.

"Gue gak lagi butuh semua itu sekarang. Gue udah bodoamat kalo soal hubungan lo sama tuh ulat." jeda Asya sambil menatap pepohonan dihadapannya.

Cowok itu menegakkan tubuhnya sambil menggenggam tangan kiri Asya dan mengusapnya dengan pelan. Asya menikmati usapan lembut Arka tanpa menoleh tentunya.

"Terus kalo bukan putusin Naira, lo mau gue lakuin apa sekarang, hm?"

"Apa pun yang terjadi nantinya entah masalah kecil atau pun besar gue mohon tolong percaya sama gue, Ka!" pinta Asya.

Harusnya yang mengatakan kalimat itu Arka bukan Asya mendadak suasana hening. Asya menoleh ke arah cowok yang berstatus suaminya itu, Arka terdiam.

ARKASYA Where stories live. Discover now