55. Permintaan Maaf

15.7K 821 32
                                    

Happy reading

Jangan lupa untuk memberikan vote karena vote kamu berarti bagi saya🖤

****

Arsen menghela napas panjang saat gadis didepannya itu memanggilnya untuk ditemani. Sejak kedatangannya lima menit yang lalu keduanya masih sama-sama terdiam. Baik Asya maupun Arsen belum ada yang memulai pembicaraan. Asya melirik pada Arsen sebentar, perempuan itu sedikit ragu untuk menceritakan keresahan dihatinya.

Ruang UKS kini menjadi hening dan petugas PMR juga tidak ada di ruangan membuat suasana berkali lipat akan kecanggungan.

Arsen yang melihat gerak-gerik perempuan itu hanya diam saja. Ia ingin perempuan itu memulai pembicaraan mereka. Arsen yakin ada sesuatu yang Asya ingin ceritakan padanya hingga tadi gadis menelpon dirinya untuk minta ditemani.

Helaan napas panjang terdengar dibibir mungil Asya. "Sen terimakasih udah mau temani gue."

Arsen mengangguk. "Santai aja."

"Lo nggak apa-apa temani gue disini?"

"Enggak. Lagian kelas gue kosong." jawabannya sambil menatap Asya.

Lagi-lagi Asya menghela napas. "Gue mau cerita sesuatu," lirih gadis itu nyaris tidak terdengar oleh Arsen.

Arsen hanya diam sambil menunggu kelanjutan ucapan gadis itu karena ia tidak ingin menyela sedikit pun untuk kali ini. Sepertinya gerak-gerik Asya membuat Arsen merasa penasaran setengah mati, tetapi lagi-lagi ia masih bersabar menunggu akan cerita yang ingin gadis didepannya itu ceritakan.

Asya menarik napas dalam-dalam lalu menatap manik cowok didepannya itu dengan tatapan kecewa. "Arka bebasin Naira dari penjara." ujarnya membuat Arsen tersentak.

Arsen menggeram tertahan dengan tangan yang sudah terkepal. "Jangan bercanda!"

"Gue nggak bercanda Sen. Gue serius."

"Kata siapa?" tanya Arsen.

Asya mengusap wajahnya dengan kasar. "Siapa lagi kalau bukan Naira. Gue nggak habis pikir kenapa Arka bebasin Naira."

"Lo yakin Arka bebasin Naira? Siapa tau tuh ulat cuma buat memanas-manasin lo."

Asya mendongak, terlihat dari raut wajah cantiknya yang tampak memikirkan hal tersebut. Lama terdiam, Asya kembali berkata, "Gue nggak tau." gumamnya.

Arsen mendengus kesal. "Lo aja nggak yakin, Sya. Gue saranin lo tanya langsung ke Arka sana. Gue nggak mau rumah tangga kalian hancur lagi gara-gara masalah ini."

Kini giliran Asya yang mendengus. "Gue nggak mau." tolaknya.

Arsen memutar bola matanya dengan malas. "Harus mau!"

"Tapi tadi Arka kayaknya marah sama gue, jadi gue nggak mau."

"Bego lo." kesal Arsen. "Lo mau rumah tangga lo hancur lagi? Gue sih oke-oke aja kalau gitu lagian gue malas punya adek ipar kayak lo."

Muka Asya memerah lantaran ucapan Arsen. Menyebalkan sekali laki-laki didepannya itu. "Pokoknya gue nggak mau. Titik."

"Ya udah, gue rasa Arka bentar lagi punya cewek baru deh."

ARKASYA Where stories live. Discover now