21. Pergi Camping

12.8K 915 31
                                    

Happy reading

...

Setelah mengurus persiapan untuk camping kemarin akhirnya selesai juga. Saat ini sebagian siswa SMA Alaska sedang berkumpul menunggu siswa yang masih belum datang untuk pergi bersama.

Sementara Arka dan komplotannya beranda di lapangan yang tidak terlalu jauh dari anak-anak lainnya. Cowok itu menyandarkan tubuhnya pada mobil sport miliknya, tujuan mereka saat ini adalah area Bandung.

"Bella sini jangan dekat dekat sama buaya!" teriak Irzan sambil mengejar kucing berwarna putih tersebut.

"Zan, tinggalin aja bikin repot bawa kucing segala."

Irzan hanya menggeleng pertanda tidak setuju. Cowok itu masih sibuk mengejar kucing anggora berwarna putih tersebut.

"Lo bareng siapa, Ka?" tanya Satria membuat Arka yang tadinya fokus dengan handphone miliknya teralihkan.

Arka menoleh. "Naira," jawabannya santai.

"Naira bukannya kelas sepuluh? Ngapain ikut?" tanya Satria kurang suka dengan cewek itu.

Irzan yang sibuk mengejar Bela pun berhenti, pria itu menoleh ke arah Arka dan Satria bergantian. "Enak banget ya jadi Arka, diluar rumah ada pacar sementara di rumah pun punya istri." celetuk Irzan membuat anak-anak Argos menoleh karena penasaran.

Arka terdiam sejenak. Ia lupa dimana Asya saat ini? Pria itu memperhatikan setiap sudut siswa perempuan yang berlalu lalang di lapangan sekolah.

"Cari siapa sih?" Liam yang baru saja datang pun penasaran dengan gelagat sahabatnya.

Tidak bisanya Arka memperhatikan setiap cewek SMA Alaska seperti itu biasanya juga Bodo amat. Liam yang penasaran pun ikutan memperhatikan semua siswa cewek.

Irzan mendekati Liam dan Arka yang bersandar di mobil itu sambil menggendong Bela. "Cari Asya lo? Lo sih udah punya bini masih aja cari yang lain."

Arka tidak menanggapi perkataan Irzan barusan membuat sang empu mendengus kesal.

Bara yang menyaksikan itu hanya terdiam. "Putusin aja adek gue, Arka." ucapnya dengan tiba-tiba hingga membuat Bara jadi pusat perhatian keempat sahabatnya itu.

Arka menoleh ke arah Bara yang terduduk di jok motornya. "Gue gak bisa," ucap Arka membuat Bara menghela napas. Apa susahnya sih mutusin Naira? Apa mungkin Arka masih mengingat kejadian satu tahun yang lalu, kejadian yang membuat Arka berubah membenci semua perempuan kecuali Naira dan ibu pria itu.

"Kenapa nggak bisa? Lo merasa bersalah karena dia pergi ninggalin lo?" tanya Bara membuat suasana hening.

Tanpa bertanya pun keempat temannya sudah tahu siapa. Arka bergeming tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut pria itu.

Satria menepuk pundak Bara. "Gak usah bawa-bawa dia. Lo mau sahabat lo itu menderita karena merasa bersalah?"

Bara hanya bisa menghela napas panjang.

"Ka, gue titip Bela ya!" ujar Irzan mencairkan suasana.

"Ya," jawabnya pelan.

"Lo gak salah dalam hal itu Arka jadi stop merasa bersalah." ujar Liam sembari tersenyum.

Hingga suara Pak Jamal dengan menggunakan toa berhasil mengalihkan perhatian kelima cowok itu.

"Diharapkan semuanya berkumpul untuk berdoa sebelum berangkat!"

Semua siswa berkumpul untuk berbaris termasuk Asya dan ketiga temannya. Asya berencana untuk menaiki bus bersama yang lainnya. Soal Arka yang ingin bersama Naira ia sudah mengetahuinya.

ARKASYA Where stories live. Discover now