41. Menuju Kehancuran

18.4K 1.3K 831
                                    

Yang belum absen, Absen dulu, yuk!

Asal kota?

Pertama kali Nemu cerita Arkasya dimana?

Jam berapa kamu baca part ini??

........

Wkwk, disinilah bom kedua akan meledak. Siapkan kata kata kalian buat part ini, oke!!

Part ini lumayan panjang baca pelan pelan aja!!

*****

Happy reading

"The real orang bego itu cuma kembaran gue!"
--Arsenio

--🐐🐐--

"Nggak Arsen!!" teriak Asya tidak terima saat mendengar ucapan dari cowok itu barusan.

Arsen hanya terdiam kala mendengar teriakkan gadis dibelakangnya, lalu mengusap wajahnya dengan kesal. Ia mungkin sudah kelewatan batas karena ikut campur dalam urusan rumah tangga keluarga Asya dan Arka, tapi mau bagaimana lagi. Asya yang terlalu mencintai Arka atau Arka yang terlalu bego. Kedua pasangan tersebut tentunya memiliki keras kepala yang sama.

"Sya! Mau sampai kapan lo bertahan?" kesal Arsen. "Jangan bodoh, Sya. Percuma lo bertahan kalo orang yang lo pertahankan malah ingin sebaliknya."

Arka hanya terdiam kaku saat melihat wajah kembarannya itu memerah menahan amarah. Malam semakin larut begitu juga dengan hujan yang semangkin deras. Tubuh Arka sudah pucat serta bibirnya nya juga ikutan memucat.

"Lo apaan sih, Sen!" sentak Asya sambil memasang wajah tidak percaya.

"Dalam waktu dekat gue akan ceraiin gadis dibelakang lo itu!" ujar Arka membuat Asya dan Arsen menoleh secara bersamaan. "Lagian gue udah muak sama drama kalian!"

Asya menggeleng. "Lo ngomong apa sih, Ka?" marahnya. Air mata gadis itu kembali mengalir. Dalam hidupnya Asya tidak pernah merasakan setakut ini. "Gue nggak mau. Kalo pun lo mau cerai lebih baik lo bunuh gue, sekarang!"

"Asya jangan bodoh."

"Itu lebih baik Arsen, Mending gue mati!!"

"Asya jaga bicara lo!" bentak Arsen membuat gadis itu terkesiap lantaran mendengar suara Arsen yang naik satu oktaf. Asya terdiam.

Arka hanya berdecih lalu pergi meninggalkan dua remaja tersebut. Tapi, sebelum itu ia berucap, "Ingat Asya! Lo sama gue akan berakhir satu Minggu lagi!"

Kaki Asya lemas hingga ia tidak sanggup lagi untuk menopang berat tubuhnya. Gadis itu terduduk lalu memejamkan matanya. Kenapa harus berakhir? Ingin rasanya Asya menyalahkan Arsen tapi yang dikatakan lelaki itu juga ada benarnya. Buat apa ia bertahan jika Arka malah sebaliknya.

Mungkin keputusan Asya untuk pergi meninggalkan Arka dan Indonesia adalah hal yang terbaik. Yah, lebih baik ia pergi, kalo bisa pergi sejauh mungkin.

"Bangun, jangan lemah! Jangan pernah lo tangis'in cowok bajingan itu!"

Asya menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkan dengan perlahan. Arsen membantu Asya lalu membawanya masuk kedalam mobil. Saat diperjalanan menuju pulang, Asya maupun Arsen sama sama terdiam.

ARKASYA Where stories live. Discover now