16. Kemarahan Asya

17.4K 991 103
                                    


Mau doubel up tapi ada masalah dikit jadi lain kali aja ya Gees!

Happy reading Gees

"Aku tidak marah.... Aku hanya kecewa."
-Natasya Arabella

«★»

"H-hah?"

Asya tercengang sekian detik tidak bisa dipungkiri ia terlalu kaget. Ini Arsen ngajak berbuat dosa gitu? Asya menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Astagfirullah kambing. Gue sama lo itu saudara ipar ingat itu!"

Arsen terkekeh geli melihat respon Asya yang berlebihan itu. "Canda selingkuh."

"Lagian gue cuma ngetes kesetiaan lo aja, Arka bodoh banget ya bisa lantarain lo gini."

Wajah Asya yang tadinya kaget ketika kini digantikan dengan raut datar. Gadis itu mengembuskan napas pelan entah kenapa dadanya terasa sesak. Sakit juga bersabar untuk tidak menggugat cerai Arka.

Asya tahu jika dirinya lah yang mengambil Arka dari Naira. Tapi, sekarang Asya sudah menjadi istri sah lelaki itu jadi wajar saja ia cemburu ataupun marah. Semua kebrengsekkan Arka kali ini masih Asya toleran, jika sudah kelewatan batas barulah ia akan bertindak. Untuk sementara ini lebih baik menyusun rencana agar hubungan Arka dan Naira cepat berakhir.

Asya tidak mau lama-lama makan hati. Tidak enak rasanya. Apalagi melihat kemesraan mereka.

Asya tersenyum pada sosok lelaki yang selalu bersamanya itu. "Mungkin Arka bakalan sadar sendiri kalau yang dia lakukan itu salah."

"Gue yakin Arka bakalan sadar. Cowok seperti Arka mungkin dalam fase khilaf." tambah Asya.

Arsen melengos malas mendengar ucapan gadis didepannya itu. Cinta memang membuat seseorang menjadi bodoh ternyata buktinya sudah ada didepan mata sekarang.

"Sya, lo segitu cintanya ya sama Arka?" Tanyanya membuat Asya terdiam lama kemudian gadis itu mengangguk dengan pelan. "Udah berapa bulan kalian nikah?"

Asya mendongak menatap mata cowok itu. " Lima bulan," jawab Asya.

"Selama itu lo nahan diri?"

Asya hanya diam tak menjawab.

"Gue bukanya memengaruhi lo, Sya. Tapi gue cuma lo sadar lo boleh cinta tapi jangan sampai bego gini. Emang lo gak sesak apa liat suami lo sama wanita lain?"

Asya sama sekali tidak membantah ketika Arsen mengatakannya bego. Kenyataannya memang bego, bukan?

"Arka anggap apa status kalian selama ini? Mainan?" Arsen mengucapkan kalimat tersebut dengan nada mengebu ngebu. Huh, Arsen mendengus kesal dibuatnya. kenapa malah ia yang merasa kesal?

"Lo gak bakal tahu posisi gue, Sen." Jawab Asya sembari bangkit dari duduknya. "Udah mau Magrib gue harus pergi takutnya Arka udah pulang." Asya pergi meninggalkan Arsen dan Cia.

Kebetulan warung sate yang mereka datangin tidak terlalu jauh hingga membuatnya pergi begitu saja.

"Kak Ara kenapa pergi ninggalin kak Arsen?" Cia menghampiri Arsen.

Arsen menoleh ke arah sang adik. "Kak Ara lagi kebelet jadi dia pamit duluan," bohong Arsen membuat gadis itu mengangguk paham.

"Pulang yuk, kak!"

"Lho, kok pulang?"

"Emang kak Arsen gak mau pulang? Yaudah sih." Sewot gadis itu dan pergi meninggalkan Arsen.

"Ahh, Adek gue gak ada yang benar," keluh cowok itu sembari meletakkan uang berwarna merah di atas meja.

•••

ARKASYA Where stories live. Discover now