43. Lupa ingatan?

23.1K 1.4K 521
                                    

Jam berapa kamu baca part ini?

Udah follow akun wattpad Anna? Jika belum silahkan difollow dahulu!

⚠️Warning ⚠️
Buat pembaca lama mohon jangan Spoiler kepada pembaca baru. Part ini tidak hanya di revisi tapi ada tambahan part di setiap chapter.

.....

📍Sebelum baca vote dulu📍

Happy reading
📍
📍

~Her happiness is my happiness too~
Arsen putra Pradipta

🐐🐐

Karin, Jihan dan Dela, Ketiga gadis itu dengan langkah tergesa-gesa menuju ruangan operasi milik Asya. Ketiga mata remaja itu tampak berkaca-kaca lantaran mendapatkan kabar dari Arsen. Sungguh, mereka tidak akan menyangka jika kejadian ini bakalan terjadi, seharusnya mereka saat ini berbahagia karena sudah berhasil membongkar kebohongan Naira didepan publik.

"Arsen!"

Arsen yang sedang bersandar di tembok itu pun menegakkan tubuhnya saat melihat ketiga teman Asya menghampirinya.

"Gimana sama keadaan Asya, sekarang?" tanya Jihan dengan raut wajah khawatir. "Sen jawab! Lo nggak tau banget perasaan gue!"

"Operasi masih sekitar sepuluh menit lagi baru selesai, jadi gue belum bisa jawab," ujar lelaki bermarga Pradipta itu.

Ketiga gadis itu menarik napas dalam-dalam. Kenapa harus Asya? Jika saja mereka tadi mengajak sahabatnya itu bergabung untuk menghancurkan Naira bersama maka kejadian ini tidak bakalan pernah terjadi.

"Harusnya gue kasih tau Asya dari awal kalo kita semua punya rencana ini!" Karin mentapa pintu ruang operasi didepannya dengan sendu.

Arsen menghela napas. "Ini takdir. Biar bagaimanapun kita menghindari kejadian ini tetap bakalan terjadi. Bisa aja dilain waktu."

Dela terdiam saat melihat lampu operasi yang masih berwarna merah itu, "Gue nggak tega liat Asya harus menghadapi masalah seperti ini."

Arsen mengangguk, "kita bantu doa aja semoga Asya cepat pulih."

"Tapi Sen yang dikata Karin itu benar. Andai aja Asya tahu."

Arsen yang mengalihkan atensinya kepada Jihan. Wajah gadis pecinta kopi itu tampak sudah memerah menahan tangis.

"Percuma lo pada bernadai andai karena semuanya udah terjadi."

Ketiga teman Asya itu hanya bisa terdiam. Benar juga yang dikatakan Arsen itu. Takdir tidak akan ada yang tahu. Rahasia terbesar tuhan yaitu jodoh, takdir dan kematian, ketiganya sama sama tidak akan bisa dielakkan jika sang kuasa sudah menentukan.

Selang beberapa menit terdiam. Dela yang tidak melihat tanda-tanda keberadaan Arka pun bertanya pada Arsen.

"Lo sendirian? Arka dimana? Sialan jangan bilang cowok brengsek itu nggak datang."

Jihan menatap Dela yang sudah mengebu ngebu itupun berdecak, "Del bisa dipelain nggak nada bicara lo? Telinga gue sakit dengarnya."

ARKASYA Where stories live. Discover now