08. Rencana Asya 1

15.2K 1K 95
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote dan komen ♥️💬

Tandai Typo!

.
.
.
.

Cukup lama lelaki tersebut terdiam. Hingga tanpa sadar ia mengepalkan tangan dengan kuat. "Lo suka sama Asya?" Tanyanya dengan tajam, jangan sampai kembarannya itu mencintai gadis sialan yang sudah membuatnya tidak bisa bebas selama beberapa bulan ini.

Arsen menggeleng. "Gue cuma sayang." Katanya dengan tersenyum saat mengingat Asya selalu memanggilnya dengan sebutan Kambing.

Arsen terkekeh saat melihat wajah kembarannya terlihat datar dan mata yang memerah menahan amarah. "Gue cuma sayang sebagai adik dan kakak bukan sebagai apa yang lo pikiran sekarang," sambungnya.

"Emang gue pikirin apa?" Arsen mengangkat bahunya. Arsen tidak bodoh kalo Arka pasti mempunyai rasa suka pada Asya. Tapi, emang dasarnya Arka saja yang tidak terlalu peka terhadap perasaannya sendiri.

"Gue rasa lo salah paham dalam mengartikan perasaan gue," ujar Arka seraya memasukkan handphone yang sedari tadi ia pegang. Awalnya ia ingin menelpon Asya tapi, perkataan Arsen membuatnya mengurungkan niat.

"Cewek kayak dia bikin repot, suka ngatur dan bikin gue emosi apa lagi kelakuannya gak ada yang benar."

"Asya begitu karena lo yang belum putusin Naira," sela Arsen.

Arka memandang Arsen dengan sinis. sampai kapanpun ia tidak akan pernah memutuskan hubungan dengan gadis seperti Naira. Gadis berparas cantik, berkata lemah lembut itu berhasil membuatnya luluh dalam waktu seminggu.

"Sampai kapanpun gue gak akan pernah putusin Naira."

"Lo emang brengsek ternyata." Kekeh Arsen dengan memandang Arka sinis. "Kalo lo sama Naira lepasin Asya sekarang buat gue!"

"Kalo lo suka ambil aja!" ujar Arka dingin dan meninggalkan Arsen tersenyum lebar itu.

"Dengan senang hati, gue akan buat lo merasakan gimana rasanya sakit hati." Seketika tawa Arsen terdengar seram seperti orang jahat yang sedang merencanakan sesuatu.

Arka hanya bisa mengepalkan tangannya kesal. Untung yang bicara saudara kembarnya kalo bukan sudah ia tonjok dari tadi.

Arsen mengambil ponselnya kala beberapa pesan masuk. Dahinya mengernyit membaca isi pesan, tidak lama kemudian ia menyeringai sambil melirik Arka.

"Gue pergi."

Arka menarik nafas untuk menetralkan emosinya yang sempat naik. Ia mulai berpikir ke mana dulu ia mencari istri durhakanya yang belum pulang itu.

°°°°

"Sya."

Asya menoleh ke arah ketiga temannya yang sedang makan mie instan dengan lahap.

Asya sengaja pulung larut malam untuk merencanakan sesuatu bersama seseorang. Walaupun untuk memanasi siapa tahu suaminya cemburu. Kalo tidak yasudah sih. Berarti anggap saja ia mendapatkan tumpangan ojek gratis.

ARKASYA Where stories live. Discover now