author LoveSelf

1.1K 65 2
                                    

Skip sejenak

Bismillah...

Hari ini author teringat dengan guru matematika waktu SMK.

Guru matematika dengan hijab besar bermata empat alias berkacamata. Terkadang jika hanya di lihat dari penampilan maka kita akan mengira jika ibu ini akan adalah guru agama. Sayang nya tidak begitu cara menilai seseorang, Nice

Tapi Tak salah juga, beliau selalu menyempatkan waktu sekitar 15 menit untuk menegur siswa yang tidak potong kuku dan siswi yang pakai rok ketat hijab amburadul.

Alias nampak rambut dan tidak menutupi dada. Saya suka guru ini. Beliau selalu menegur, tak ada kata lembut selalu to the poin.. para Siswa pasti akan benci dengan beliau kecuali yang pintar, of course.

Dan di sini saya adalah murid yang selalu di hukum, karna kedapatan menahan kantuk ketika beliau menerangkan.

Bahkan mendengarkan dua jam guru sejarah bercerita lebih baik bagi saya dari pada guru matematika membicarakan rumus.
sumpah buk tulisan nya seperti menari-nari dan yah itu seperti domba terbang pembawa kantuk, saya jujur

hampir setiap pelajaran beliau, saya akan di usir keluar di suruh pergi  mencuci muka atau duduk di lantai sendirian di depan kelas, kalian tau itu memalukan, but yeah saya mengakui itu.

Pelajaran matematika adalah kelemahan terbesar saya, bahkan ketika ulangan di beri izin lihat catatan pun saya masih remedial wkwkwk.. so funny.

Tapi apakah saya bodoh, noooorrr(aksen ausie)... Jika itu nilai hapalan saya selalu mendapat nilai bagus، atau jika itu ujian tertulis saya jarang sekali remedial.

kalian juga bisa saja meminta saya merangkai puisi dalam waktu singkat insyaAllah saya masih menyanggupi,

Atau mari kita bertanding secara fisik, lomba lari, pull up, push up, rolling, bahkan lompat harimau, seluruh bidang olah raga, mari kita coba saya siap. Karna saya bahkan tidak pernah remedial seumur hidup saya  pada bidang ini.

Please jangan lihat seseorang dari kelemahan, lihat seseorang dari kelebihan dan keahlian nya.

Jangan mentang-mentang bodoh di matematika lalu di cap bodoh untuk keseluruhan. ITS not fair.

Nah......Mari kembali kepada guru matematika saya, ketika kelas dua saya mendapat guru matematika yang berbeda, sang guru memang sedikit ceplas ceplos  ketika berbicara, tapi yang saya suka dia sabar ketika saya bertanya, hingga yah lumayan ada kemajuan untuk nilai matematika saya waktu itu, walaupun ketika ulangan tetap remedial wkwkwk hhh.

Tapi saya sungguh berusaha kala itu, cukup bangga dengan nilai 60 tapi hasil sendiri. Right?

Lalu kelas tiga, saya di pertemukan lagi dengan guru matematika yang menurut saya berkesan sejak awal.

Saya tau beliau tak begitu menyukai saya karna bisa di bilang bodoh pada mata pelajaran yang beliau ajarkan,

"but ITS oke buk, saya menyukai ibu karna ibu peduli dengan akhlak siswa dan siswi kala itu. Karna guru yang sesungguhnya bukan hanya mengajarkan ilmu tapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak yang benar"

Pernah suatu hari, beliau mengadakan kuis, siapa yang tidak bisa mengerjakan maka harus di hukum mengelilingi lapangan basket.

Oh, saya sudah bilang sejak awal saya tidak bodoh, hanya saja sedikit kurang berusaha dan kadang mudah menyerah.

Jadi saya belajar sampai saya benar-benar menguasai kuis itu, dan  ketika tiba masa nya di uji, saya berhasil menjawab dengan benar, tapi yang lucu nya, beliau tidak percaya, saya sampai harus di uji berulang kali untuk memastikan atau ibu memang ingin saya di hukum eoh,

ketika siswa yang jago matematika beliau hanya menguji sekali saja, tapi saya, beliau menguji  sampai lima kali, so funny hehehe.

" Sorry buk kali ini saya tidak mood buat di hukum."

Sampai tiba akhir nya perpisahan, kami berkumpul di kelas untuk terakhir kali nya, karna Minggu depan kami kelas tiga akan ujian.

Beliau menyampaikan banyak harapan dan doa kala itu, hingga akhir nya beliau meminta salah satu murid yang mungkin akan menyampaikan sepatah atau dua patah kata di depan kelas.

Karna tidak ada yang berani, Mak saya tunjuk tangan, apa ibu mengenal saya, siswi yang benar-benar lemah di kelas anda, kira-kira seperti itu lah saya berkata di dalam hati, karna melihat beliau sedikit terkejut dengan keberanian saya.

Saya maju kedepan kelas dengan percaya diri tentu nya, love your self, saya tidak pernah malu akan apa yang Allah anugrahkan kepada saya.

Saya memulai pidato singkat dengan salam, berterimakasih kepada ibu yang telah mengajar kami kala itu.

Saya berkata "saya sungguh berterima kasih karna ibu sudah mengajarkan banyak hal, dan saya meminta maaf terutama diri saya sendiri, karna mungkin selama ini kami tidak belajar dengan baik sehingga jarang mengerti pelajaran yang sudah ibu ajarkan" 

"Tapi Bu, jangan berpikir kami tidak berusaha, kami tentu juga ingin pintar seperti si A ataupun Si B, kami juga ingin ibu senang seperti ketika mereka bisa menjawab soal yang ibu berikan, tapi kami bisa apa ketika kemampuan kami hanya sampai situ"

Saya melihat mata teman-teman yang sependapat dengan saya berbinar seperti cahaya bintang, mereka tersenyum seolah apa yang mereka pendam selama ini tersampaikan. Bahkan ada yang menyahut dengan mengatakan kalau yang saya katakan itu benar.

Saya sempat melirik kearah beliau yang tersenyum, ntah lah saya tidak tau itu senyum yang menyiratkan apa.

Saya minta maaf di dalam hati jika saya terlalu jujur hehe.

Oh saya juga ingat guru mata pelajaran wirausaha, salah satu guru yang pernah mengajar saya bahkan memiliki tambang batu bara, beliau pernah bercerita sejak kecil beliau suka berwirausaha seperti berjualan keripik.

Dan sekarang beliau menjadi orang sukses, beliau tidak pernah punya waktu banyak di kelas, hanya akan sibuk mengangkat telfon atau meninggalkan tugas.

Saya akui beliau ulet, bisa di lihat dari pencapaian yang sudah beliau raih dia seorang wanita sukses, cmn beliau guru wanita yang datang dengan mobil, dan mobil yang bahkan guru laki-laki tak punya kadang datang dengan Fortuner atau Pajero bak terbuka. Mobil tambang dia bawa hhhhh.

Saya hanya menyayangkan, kenapa ibu bersikeras tetap menjadi guru kala itu, sedangkan ia tidak bisa mengajar sepenuh hati.mmm

Apa kalian juga punya kisah yang sama dengan author, matematika oh matematika, i love to hate you

LOVESELFWhere stories live. Discover now