My Sister

1.4K 174 4
                                    

Lisa pulang cukup larut, seharian dia di luar rumah, lebih tepat nya di sanggar.

Ntah ada hal baik apa yang datang pada nya, tiba-tiba park Bonhe, pelatih rasis nya itu berbaik hati menawari Lisa penampilan solo untuk sebuah acara.

Sebuah tarian emosional gabungan antara gadis gelandangan ceria yang meratapi nasib.

Lisa menghela nafas berat, oke, dia mulai mengerti itu bukan berbaik hati tapi mereka memikirkan hanya Lisa yang layak untuk menarikan tema itu. Boleh kah Ia mengumpat.

pagi tadi Park Bonhe begitu semangat mengatakan jika acara itu adalah acara amal yang akan di adakan orang terkaya nomor satu Korea, Lisa akan mendapatkan uang lebih besar dari penampilan nya selama ini.

Lisa bisa apa, dia hanya tidak boleh terlalu gengsi hanya perlu bersyukur saat ini.

Jisoo segera menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka, ia sengaja menunggu Lisa pulang, bahkan juga menunggu agar mereka bisa makan malam bersama.

Jisoo berjalan cepat menuju pintu untuk menyambut si gadis jangkung.

"Lisa" gumam Jisoo dengan senyuman mengembang.

Lisa mengerutkan dahi bingung
"Kenapa belum tidur Unnie?" Tanya Lisa datar membuka sepatu kusam di kaki nya dan Hoodie kuning favorit nya. Menyisakan tank top putih ketat di tubuh nya.

Menaruh sepatu pada rak nya dan menggantung Hoddie nya di tempat biasa ia meletakkan nya.

Jisoo terus mengikuti Lisa masih dengan senyuman.

"Aku menunggu mu"

Lisa tak memperhatikan bagaimana bahagia nya Jisoo, langkah kaki jenjang itu sekarang menuju meja makan, Lisa bisa melihat hidangan makan malam yang masih utuh.

"Kau sudah makan Unnie?" Lisa melirik sejenak menaruh bingkisan yang sejak tadi dia bawa.

Lisa Meraih gelas lalu menuangkan air putih sampai penuh.

Jisoo mengulum senyum menggeleng kuat.

Lisa selesai meneguk air minum nya, memberi isyarat agar Jisoo ikut duduk di hadapan nya.

Jisoo berpikir anak ini terlihat sangat kaku dengan gerak tubuh nyaris seperti seorang bapak-bapak tua.

sejak masuk kedalam rumah tak ada senyum sedikit pun, Jisoo hanya bisa bersabar karna mungkin sudah menjadi sifat Lisa.

"Unnie tidak perlu menunggu ku seperti ini, jika lapar langsung makan jika ngantuk langsung tidur" ujar Lisa serius.

"Aku senang melakukan nya, aku hanya merasa ada yang kurang saja, jadi aku menunggu mu" Jisoo tersenyum hangat.

Hal itu berhasil membuat Lisa tersenyum walau sangat tipis.

"Ada yang kurang atau tidak enak, Unnie anggap ini rumah mu jangan canggung" Jisoo menyeringai menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Kenapa kau pergi lama sekali, kau bilang hanya sebentar tadi pagi" Tanya Jisoo serius

"Itu bukan urusan mu Unnie, bukalah bingkisan itu, aku tau kau lapar." Jisoo tak masalah Lisa menolak untuk berbagi banyak tetang hari nya, sekarang atensi gadis berwajah cantik itu tertuju pada bingkisan yang tadi Lisa bawa.

"Chikkin" gumam Jisoo terkejut, seolah itu adalah hadiah cincin berlian.

Lisa menarik sudut bibir nya meraih sepiring nasi goreng kimchi dengan telur gulung yang sudah di siap kan Jisoo untuk makan malam mereka.

Jisoo menatap ke arah Lisa tak percaya.

"Lisa, kau membeli ayam goreng, chikkinnnn?" Tanya nya dengan berbinar.

LOVESELFOnde histórias criam vida. Descubra agora