Right to be Happy

1.1K 168 1
                                    

Semua mata melirik tas gitar yang tak jauh dari pandangan mereka. Hanya Rose yang tertunduk menahan Isak tangis nya.

"Oke" satu kata terucap dari Lisa, membuat ia menjadi perhatian.

"Jujur aku tidak tau harus merasa bahagia atau sedih sekarang" sambung nya.

Lisa melipat kedua tangan nya di dada, menyandarkan tubuh nya di meja rendah yang ada tepat di belakang

Ketiga gadis yang duduk di hadapan nya mengernyitkan dahi saling berpandangan bingung.

" dirumah ku berkumpul anak-anak orang kaya tapi.... Mmm" Lisa tidak melanjutkan ucapan nya dengan mimik menyebalkan.

Sebuah bantal mendarat di wajah nya. Lisa mendelik kesal.

"Weee, yang aku katakan benar" salak nya kepada Jennie yang barusan melempar bantal ke wajah nya.

"Tujuan mu berkata begitu apa, kau aisshhhh, Unnie tolong beri dia sedikit petuah mu" ujar Jennie geram, meminta bantuan Jisoo.

Tentu ketiga nya mengerti maksud Lisa, jika gadis itu mengejek keadaan mengenaskan mereka.

Jisoo menatap Lisa dengan sendu.

"Lisa ya, apa kehadiran kami di sini menganggu mu?" Tanya Jisoo serius.

Lisa langsung merasa gugup, tatapan dan cara bicara Jisoo benar-benar serius kali ini.

"Anniya Unnie, aku tidak mengatakan seperti itu, yah aku minta maaf, aku aku hanya bercanda" Lisa menggerakkan tangan nya di depan tubuh sambil mengatakan tidak.

"Iki hinyi bircindi" cibir Jennie mengejek.

Lisa memutar mata nya kesal karna Jennie selalu orang yang mendebat nya, oh perasaan baru tadi malam mereka berdamai.

Jisoo menghela nafas melihat kedua nya.

"Lisa ya, jika kau keberatan dengan kehadiran kami, katakan saja, aku mengerti kehadiran kami mungkin memang membuat mu tidak nyaman" ujar Jisoo tulus.

"Tidak Unnie, please jangan bicara begitu, itu terdengar seperti aku benar-benar buruk, aku bersumpah kehadiran kalian justru membuat hidup ku terasa lebih berwarna" balas Lisa lirih sambil tertunduk karna malu untuk mengakui nya.

"Aku , aku sama sekali tidak keberatan kalian tinggal bersama ku, sehingga aku tidak kesepian lagi" Lisa menatap sendu ketiga nya.

Mereka semua tertunduk dengan pikiran masing-masing, keadaan menjadi hening dan sesekali terdengar helaan nafas yang ntah siapa.

"Rose ya, bukan kah ahjusii Bae akan tau jika kau kemari" Jisoo bertanya setelah ingat ketika sopir Rose mengantarkan barang kerumah ini.

"Mungkin dia pasti akan datang kesini untuk memeriksa"

Lisa menghela nafas panjang, ini akan menjadi masalah lebih rumit dari pada masalah Jennie.

"Jennie Unnie apa yang membuat mu ada disini, aku pikir ibu mu juga sangat posesif"

"Aku juga kabur dari rumah" Rose membulatkan mata terkejut dengan tangan menutup mulut nya.

"Sejak kapan?"

"Kurasa tiga hari" balas nya sedikit acuh.

"Mwo, tapi kenapa tidak ada satupun berita mu menghilang" tanya Rose bingung.

Semua saling berpandangan.

"Aku juga sempat berpikir begitu, apa ibu mu tidak khawatir" komentar Lisa.

"Aku rasa dia sengaja menyembunyikan masalah ini, agar awak media tidak tau" Jennie tertunduk lesu.

"Sorry, but your mom is crazy" Jennie semakin tertunduk yang di katakan Lisa benar.

LOVESELFWhere stories live. Discover now