who i am

2.5K 259 5
                                    

Sebenarnya, ini kali pertama ia menghampiri seseorang yang berniat bunuh diri.

Ntah roh baik mana yang hinggap di tubuh nya.

Biasanya, Lisa hanya akan menonton lalu pergi begitu saja, membiarkan seseorang mengambil keputusan untuk hidup mereka sendiri.

Ingat, jika dibahas kehidupan siapa yang paling sulit, Lisa yakin, orang-orang akan mengatakan hidup nya adalah yang paling sulit.

Setiap manusia memiliki masalah nya sendiri.

Dan Tuhan tau kemampuan setiap hambanya dalam melewati setiap ujian yang Ia berikan, percayalah setiap kesulitan yang kita lalui itu tidak akan pernah melampaui kemampuan kita.

Oleh sebab itu  sampai detik ini, Lisa bingung atas alasan apa mereka mengakhiri hidup.

Lisa bahkan tak pernah terbersit di otak cerdas nya untuk melakukan hal bodoh seperti itu.

********

Seminggu berlalu, sejak hari Lisa bertemu gadis cantik waktu itu, dia tak pernah singgah ke jembatan itu lagi.

Namun sejauh ini, tidak terdengar kabar orang hilang atau di temukan mayat mengapung di sungai tersebut.

Bisa di bilang jumlah kematian di jembatan itu tahun ini cukup berkurang, karna pemerintah mulai melakukan penjagaan di sana.

Tapi akan ada di mana penjaga lengah, dan jika Lisa tak bertemu gadis bodoh itu kemarin, mungkin gadis itu akan menambah jumlah kematian di jembatan itu.

Akhir-akhir ini Lisa menghabiskan hari nya untuk berlatih di sanggar tari karna ada jadwal tampil di sebuah acara pernikahan seorang pejabat.

Lumayan untuk menambah uang saku nya.

Di tambah Mini market tempat ia bekerja, akhir-akhir ini juga membuat nya lebih sering lembur. Sehingga tak ada waktu untuk bersantai.

Tapi bersyukur Lisa memiliki waktu senggang hari ini. Karna Besok ia akan mulai kembali bersekolah di sekolah baru nya, sehingga bisa beralasan agar tidak lembur lagi.

Bersyukur Boss nya itu mengerti, apalagi jika bukan kasihan, simpatik tidak lebih dari itu.

Seperti biasa, ia akan membawa toppoki hangat di tangan nya, berjalan kearah bangku yang biasa Lisa duduki di bawah jembatan kematian.

Namun dari jauh, ia bisa melihat seorang gadis duduk di sana, dengan sebuah gitar memainkan jari lentik nya menari memetik setiap senar menghasilkan melodi yang lumayan enak di dengar dari jauh.

"Eoh, gadis itu mengamen di jam segini, ketika orang sepi seperti ini, CK, lagi pula ini bukan lokasi strategis untuk mengamen" Lisa memutar bola mata mempercepat langkah menghampiri gadis yang begitu menghayati permainan gitar nya.

Lisa menaruh beberapa uang receh kedalam gelas plastik di hadapan gadis tersebut.

Gadis berambut pirang itu menengadah menatap orang yang memasukkan uang di gelas kopi milik nya. Membuat alis nya terangkat secara otomatis membuat kening nya berkerut.

"Pergilah dari sini, ini kursi ku, dan lagi pula sudah tidak ada orang di sini jika kau mengamen, kau hanya akan mengganggu hantu-hantu di sini" ujar Lisa santai dengan wajah datar.

Si rambut pirang semakin mengerutkan kening mengerjabkan mata berkali-kali, mencerna Kalimat gadis lusuh di hadapan nya.

"Kursi mu? Mengamen? What's?" Ujar sipirang menegakkan tubuh nya menatap Lisa dengan tatapan tajam.

Lisa memutar bola mata jengah, berusaha bersabar.

"Yaaakkk, kau pikir aku pengamen, dan what the hell!" Si pirang berdiri berteriak marah melihat gelas kopi nya yang masih berisi setengah sekarang tercampur dengar uang receh.

LOVESELFWhere stories live. Discover now