I Don't

1.2K 175 3
                                    

"kau yakin Unnie?" Tanya Lisa sambil menata kembali baju seragam yang melekat di tubuh nya agar terlihat lebih rapi.

Mata hazzel indah itu melirik kearah pantulan cermin di mana ada bayangan mereka berdua.

Ia melihat Jisoo juga sudah rapi dengan seragam sekolah yang Rose berikan kemarin untuk nya.

Jisoo duduk di tepi ranjang memakai sepatu hitam yang sudah menjadi aturan sekolah elit tersebut.

"Aku tidak pernah seyakin ini, pendidikan nomor satu untukku" Jisoo tersenyum sangat cerah di tambah cahaya matahari pagi yang menerpa wajah nya.

"Apa kau membutuhkan uang jajan" goda Lisa tersenyum miring.

Jisoo menatap nya tidak suka.

"Berhenti menggoda, saat aku sudah bekerja aku pastikan tak ada celah kau menggoda ku lagi Lisa" Jisoo berdecak berdiri menghentakkan kaki  untuk menyesuaikan sepatu yang terasa sedikit sempit.

Lisa terkekeh masih dengan wajah menyebalkan.

"Bekerjalah di minimarket tempat biasa ku bekerja, gantikan posisi ku" Jisoo terdiam menatap lekat kearah Lisa yang sekarang terlihat lebih serius.

"Jangan bercanda" decak Jisoo meraih tas sekolah milik nya.

"Kau tau aku bukan tipe orang yang humoris Unnie" sanggah Lisa.

Sekarang mereka berdiri berhadapan, saling tatap, dengan wajah Jisoo yang kebingungan.

"Aku akan berlatih keras untuk penampilan ku dua hari lagi di acara yang cukup besar, itu lebih menguntungkan, sekali tampil setara dengan gaji ku sebulan di toserba" Lisa tidak bisa menyembunyikan binar mata nya ketika berbicara di akhir kalimat.

"Jadi gantikan lah aku, aku memiliki pengalaman kerja yang banyak jadi akan mudah untuk mencari kerjaan lain, tidak seperti mu tuan putri" memasang wajah mengejek, Jisoo yang tadi nya terharu di buat kesal.

Menepuk pelan lengan kanan Lisa  memutar bola mata nya.

"Aku tidak jadi ingin menyanjung mu" ujar Jisoo kesal.

Lisa berbalik berjalan  keluar dari kamar meninggalkan Jisoo yang masih berdiri di tempat nya.

"Aku tidak butuh di sanjuuuung, karna itu tak akan membuat ku kenyaaaang" balas Lisa acuh dengan nada yang di mainkan.

"Gumawo Lisa ya" bisik Jisoo lirih namun siapa sangka pendengaran Lisa sangat tajam dan ia tersenyum untuk dirinya.

*********

Jennie diam seribu bahasa sejak kemarin.

Kim Hera tidak mengizinkan nya untuk ikut dengan Rose menjenguk si gadis jangkung.

Dengan dalih Jennie harus profesional, tidak ada kata terlambat dan main-main.

Ia memang selalu profesional walaupun dalam suasana hati berantakan.

Kim Hera bahkan tidak perlu meminta maaf walaupun tau Jennie sedang marah. Ibu yang Egois.

"Ingat Jennie, nanti kau akan ada pemotretan iklan dengan perusahaan properti Zink, jangan terlalu banyak teman itu tidak akan berguna" Hera mengingat kan dari balik kemudi.

Jennie memutar mata enggan menoleh hanya untuk melihat ibu nya.

Langsung keluar dari mobil membanting pintu tidak ramah.

"Sampai kapan aku hidup seperti boneka" umpat nya dengan suara rendah.

Setiap siswa yang melihat wajah Jennie pasti bergidik, bagaimana mata kucing yang tajam dengan wajah super dingin itu berpadu. Tidak ada keramahan seperti cahaya matahari pagi ini.

LOVESELFWhere stories live. Discover now