Anggry2

1.3K 172 4
                                    

Mata si gadis pirang berubah nanar berkaca-kaca, bau menyengat merasuki lubang hidung nya, bahkan muntahan itu mengenai sampai kemeja dalam nya.

Lisa menyeringai tanpa dosa, membuat Rose semakin tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Lisa" gumam nya sebelum akhir nya gadis pirang itu menangis seperti anak kecil yang baru saja tersungkur di jalanan.

"Kenapa kau muntah di baju ku" Isak Rose merentangkan tangan jijik, menengadah menghadap ke atas agar tidak mencium bau di baju nya. Sesekali ia menghentakkan kaki.

"Rose ya, kajja kita bersihkan" Jisoo mencoba menarik dengan lembut tapi gadis itu enggan beranjak dari tempat ia berdiri, masih terus menangis.

Sedangkan Jennie masih di posisi menjaga jarak enggan mendekat bahkan melihat pun tak Sudi.

"Unnie ini menjijikkan, bagaimana ini" gumam nya lagi.

"Nde, makanya ayo bersihkan di kamar mandi, ini tak akan hilang jika kau hanya menangis" bujuk Jisoo.

"Andweeee, Lisa kau sungguh jahat pada ku" ujar Rose mendramatis.

Lisa memandang nya tak peduli, meraih segelas air di nakas lalu meminum nya dengan tenang.

"Unnie lebih baik kau saja dulu yang membersihkan diri" usul Jennie dari kejauhan.

Jisoo menghela nafas melirik ke arah dua gadis tinggi itu, lalu mengangguk meninggalkan Rose yang masih meratapi dirinya yang kotor.

"Yaaakk tidak bisa kah kau berhenti menangis, kepala ku semakin pusing mendengar suara mu , aishhhh" ujar Lisa kesal mengusap telinga nya, ia mulai muak mendengar tangisan Rose.

"Ini karna Kau, kenapa kau muntah di bajuku" teriak Rose menatap Lisa dengan air mata yang masih mengalir.

"Kau berlebihan, aku tidak akan muntah jika kau tidak membuat ku marah" balas Lisa lebih kesal.

"Kau tau aku bahkan tidak pernah menginjak lumpur seumur hidup ku, tapi kau, apa yang kau lakukan,huaaaa" curhat Rose frustasi.

Jennie hanya bisa diam menonton perdebatan kedua nya.

"Kau, tolong bawa teman mu ini dari sini, kenapa hanya diam saja" Lisa melirik ke arah Jennie yang sedari tadi bungkam, ia hanya tak ingin ikut campur itu menjijikkan.

Jennie menggeleng kuat mengatup bibir nya.

"Teman macam apa kau ini, bawa dia dari sini" teriak  Lisa.

Jennie diam dan terkejut, ia takut mendengar Lisa berteriak kepada nya. Bahkan mata nya sudah berkaca-kaca.

Bukan hanya Jennie, Rose yang tadi masih membuka mulut nya lebar-lebar karna menangis seketika hening.

"Aku bukan hanya akan muntah ketika marah, bahkan aku bisa gila, kau tau aku bisa melempar semua yang ada disini ke wajah kalian" ancam Lisa dengan nada rendah.

Hak itu berhasil membuat kaki Rose dan Jennie bergetar. Perlahan Rose melangkah mundur masih sesegukkan.

Kelopak mata nya bergetar ketika mata nya bertemu dengan tatapan tajam Lisa.

"Kajja Rose ya, bersihkan di Toilet umum saja, dan hubungi sopir mu untuk membawa baju ganti" ajak Jennie lirih masih dengan jarak tiga meter.

Tanpa sepatah kata pun, dengan wajah tertunduk Rose pergi meninggalkan ruangan Lisa.

Jujur Lisa merasa bersalah, mungkin barusan ia terlalu keras, tapi bukan salah nya, jika Lisa marah itu Akan berdampak buruk pada tubuh dan bahkan akal sehat nya.

LOVESELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang