be patient

1.1K 178 9
                                    

Lisa mengoleskan obat luka di pergelangan tangan Jisoo yang lecet.

Suasana diantara keduanya benar-benar hening. Jisoo sudah tidak menangis lagi, namun bukan berarti ia sudah baik-baik saja.

Hati nya hancur, bersamaan dengan rasa malu yang terlanjur menguasai diri.

Sekarang semua orang sudah tau bagaimana sikap ayah kandungnya, bagaimana kehidupan nya yang orang pikir itu tenang seperti air. Padahal kenyataannya ada arus deras di dalam nya.

Appa nya dengan lantang mengatakan menyesal memiliki anak seperti nya di depan umum, itu membuat Jisoo merasa benar-benar seperti sampah.

Jisoo tak tau lagi cara bersembunyi dengan wajah tenang seperti yang selalu ia lakukan.

"Bagaimana dengan wajah mu, apa ingin di kompres Unnie?" Jisoo menggeleng lemah sebagai jawaban.

Wajah nya memang sedikit bengkak karna tamparan Kim Joon, tapi itu bukan apa-apa untuk nya karna sudah biasa.

Lisa menghela nafas, ia bisa merasakan kegelisahan Jisoo, Ia terus menunduk, gugup ketika bicara dan enggan untuk bertatapan lama.

Ingin rasa nya Lisa memberikan semangat atau bahkan kata-kata manis yang menenangkan.

Tapi apa daya dengan jiwa kaku nya ini, akan lebih baik diam dari pada berakhir aneh atau canggung.

Pintu ruangan UKS tiba-tiba terbuka membuat kedua nya mengalihkan pandangan ke arah pintu.

Di sana  Jennie  berdiri dengan mata berkaca-kaca, dada nya turun naik karna nafas yang berat, seperti nya ia habis berlari dari jauh.

Perlahan kaki nya melangkah mendekat dengan tatapan yang masih sama bahkan tanpa berkedip menatap kearah Jisoo.

"Unnie" gumam nya Dengan suara bergetar.

Lisa dan Jisoo saling pandang karna tidak mengerti dengan tingkah Jennie saat ini.

"Mian Unnie, ini semua terjadi karna aku" sekarang bahkan wajah mandu nya di hujani air mata.

"Apa yang kau maksud Jennie ya, bagaimana bisa kau berpikir yang terjadi ini karna mu?" Tanya Jisoo bingung mengusap wajah gadis bermata kucing yang terlihat begitu merasa bersalah.

"Rose sudah menceritakan semua nya padaku, kau di usir dari rumah karna aku, ku mohon maaf kan aku Unnie" Jennie semakin terisak menggenggam erat jemari Jisoo di tangan nya.

Jisoo dengan cepat menggeleng kan kepala.

"Dengar, itu bukan salah mu, sama sekali bukan salah mu" ujar Jisoo tegas. Menangkup kedua pipi Jennie agar tatapan mereka bertemu

"mau itu tentang mu atau bukan, sikap Appa ku memang kasar, semua akan tetap sama,  sinjja, kau seharusnya tidak menyalahkan diri seperti ini" Jisoo menarik Jennie kedalam pelukan nya, mengusap surai coklat gadis berpipi mandu yang menangis pilu.

Lisa menghela nafas, dia mendengar dan sesekali melihat drama di hadapan nya.

"Kenapa kau tidak bilang saja pada ku, aku pasti akan menerima tawaran mu Unnie, aku akan membantu mu jika kau menceritakan masalah mu" gumam Jennie masih setia di pelukan Jisoo.

Jisoo mengurai pelukan mereka, lalu memberikan senyuman hangat khas milik nya.

"Masalah ku tak akan pernah selesai walaupun aku bercerita pada mu atau bahkan semua orang yang ada. Karna masalahku yang sebenarnya adalah Appa ku sendiri, dia membenciku bahkan sampai ke tulang tulang ku jen" Jisoo terkekeh getir.

Jisoo melirik ke arah Lisa yang masih setia dengan wajah datar nya.

"Jadi berhenti menyalahkan diri mu dan Berhentilah menangis jendeuk" dengan penuh kelembutan Jisoo menghapus sisa air mata di wajah Jennie.

LOVESELFWhere stories live. Discover now