1. Bridge of death

5.7K 284 2
                                    

"jembatan kematian"

Dia tak perduli akan tatapan itu, bagi nya itu sudah hal biasa.

Ditatap rendah tak bernilai seperti sampah.

Tapi cukup lucu, untuk alasan yang tak masuk akal seperti dia hanya seorang pendatang yang sudah tidak memiliki orang tua, hidup seorang diri guna mempertahan kan nikmat nyawa yang Tuhan berikan.

"Sangjangnim"

"Nde, ada apa" tanya pria yang selama ini menjadi pelatih tari tempat di mana Lisa bernaung.

Sebuah sanggar tari yang akan menerima jasa untuk di tampilkan di berbagai acara baik itu acara kecil ataupun besar.

Ini bukan lah tempat hanya untuk meyalurkan hobi, lebih tepat nya tempat di mana Lisa bisa meyalurkan hobi serta sekaligus mendapatkan uang.

Terkadang ada tuan acara yang baik hati memberi lebih untuk anak tari, dan itu adalah keberuntungan untuk Lisa.

Walaupun lebih sering ia akan mendapat bagian terkecil.

"Kapan kau akan menjadi kan aku penari utama, aku sudah menunggu lima tahun sangjangnim" ujar Lisa lirih.

Pria yang bernama Park bonhe itu mendelik tidak suka. Tanpa Lisa tau bahkan pria itu memutar bola mata nya.

"Kau masih membahas ini Lisa SHI, bukan kah aku sudah bilang, jika kau layak untuk itu maka aku tak akan mempertimbangkan mu" nada suara nya datar dan sedikit penuh penekanan.

"Tapi sangjangnim, bagaimana bisa kau justru menjadikan Yeona penari utama padahal dia baru setengah tahun bergabung di sanggar seni ini"

Keluh Lisa, ia tentu tak lupa, awal ia bergabung selama setahun ia hanya menjadi tukang angkat aksesoris tari, dan tidak pernah mendapat bagian untuk manggung.

Namun diam-diam Lisa terus mengikuti setiap kegiatan dan ikut menghapal koreografi tari tersebut, sampai suatu hari keberuntungan berpihak pada nya.

Salah satu penari latar jatuh sakit, dan karna hanya ada Lisa, akhir nya mereka memakai nya.

Walaupun hanya bertugas memegang nampan persembahan.

"Kenapa kau banyak sekali protes, kau meragukan aku, jika kau memang tidak suka berada di sanggar ini maka pergi lah" usir pria itu dengan kesal.

Lisa tertunduk untuk kesekian kali nya.

Bukan ia tak tau, jika Yeona keponakan dari pemilik sanggar ini.
Lisa terkadang muak dengan sistem kehidupan unggul karna kekayaan, status dan kekuatan egoisme.

Bingung untuk menjelaskan kesenjangan sosial di muka bumi yang masih nyarak.

Padahal semua orang tau Lisa sangat berbakat dan juga cerdas, tapi ia hanya akan selalu di pandang rendah hanya karna latar belakang nya.

Park Bong He pergi meninggalkan Lisa yang tertunduk.

Lisa tidak bisa berbuat lebih dari ini, hanya sanggar ini yang mau menerima nya secara cuma-cuma ketika orang-orang harus membayar untuk pelatihan, sedangkan ia harus membayar dengan tenaga.

Seperti menjadi tukang bersih bersih sanggar tanpa upah.

"Yakkk kau, bereskan semua alat ini, dasar tidak tau diri" teriak Yeona yang di sambut gelak tawa rekan nya yang lain.

Lisa kembali menegakkan pundak nya, memasang ekspresi datar, muka tembok seolah tidak memiliki malu.

Teriakan Cacian dan hinaan sudah seperti oksigen untuk nya, sudah begitu biasa.

LOVESELFWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu