50. Terpaksa Kembali

Start from the beginning
                                    

Arsen terdiam lalu duduk ditepi kasur sambil menghela napas. "Turuti semua yang Asya pinta. Biarkan dia disana buat lupain masalahnya. Gue tau lari dari masalah itu tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah diantara kalian berdua, tapi mungkin Asya juga harus menyelesaikan masalahnya disana."

"Biarkan dulu dia disana! Lagian ditinggal Asya nggak buat lo mati 'kan?" tanya Arsen pada adiknya itu.

Arka terdiam sejenak. "Nggak akan." jawabannya. "Gue takut Asya ketemu cowok disana!"

Arsen yang mendengar perkataan dari Arka pun terkekeh. "Cemburu lo?"

Arsen hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Kembarannya. Dulu Arka tidak seperti sekarang. Arka yang bodoamat pada Asya seakan lenyap. Arsen terdiam saat meingat sesuatu.

"Ka, foto yang gue temuin di dapur dulu foto siapa?"

Arka menoleh. "Foto?"

"Iya, foto yang pernah gue liat, gadis imut, cantik itu,"

Arka terdiam lalu sebuah ingatan terlintas di benaknya. "Itu foto Asya."

"Asya? Serius lo? Tapi Asya kok nggak ingat sama wajahnya sendiri?" Heran Arsen.

Arka mengembuskan napas dalam-dalam. "Asya nggak pernah liat foto itu." jawabannya. "Gue sebisa mungkin menyimpan foto itu agar tidak ketahuan."

"Ck, lo nyimpennya didapur, lo pikir itu tempat aman?"

"Gue tau. Itu sebabnya gue simpan didapur. Lagian Asya gak bakalan nyadar kalo foto nya gue selipkan disana!"

Arsen hanya bisa memutar bola matanya dengan malas. "Lo pasti punya alasan kan? kenapa nyimpan foto Asya kecil waktu itu?"

"Hmm,"

"Lo suka sama Asya sejak kecil?" tanya cowok itu membuat Arka membuka matanya lalu menatap saudaranya itu. "Seriusan ka?"

"Hmm."

Lagi-lagi Arsen mendengus mendengar dehaman Arka itu. "Kenapa lo pacaran sama Naira kalo lo sukanya Asya?"

"Naira adiknya Dara. Disaat Dara sekarat dia ingin gue menjaga adiknya dari para bajingan itu."

Yah, Arka tidak benar-benar mencintai Naira Diandra. Ia hanya mencintai Natasya Arabella gadis yang baru saja pergi dari hidupnya. Arka kecil memang membenci Asya karena gadis itu dulu selalu membuat ia kehilangan teman-teman. Tapi, lambat laun Arka merasakan nyaman pada gadis itu, namun sikap Asya kecil selalu membuatnya jengkel setengah mati. Hingga tepat dimana gadis kecil itu beranjak remaja keduanya kembali disatukan dengan ikatan pernikahan. Arka menolak? Jelas karena ia sudah punya kekasih waktu itu tapi kedua orangtuanya tetap bersikeras menikahkan nya dengan Asya.

Dan disitulah semaunya berawal, dimana Arka berusaha melindungi kekasihnya dari kekejaman istrinya sendiri. Bentakan bahkan cacian Arka berikan pada Asya tapi, gadis itu tetap tersenyum padanya.

Arka menghela napas panjang. Ia beralih menatap Arsen disampingnya. "Gue ngantuk. Pergi sana!"

Arsen yang mendapatkan usiran pun berdecak kesal. "Setan lo!"

----

Pagi hari, sinar matahari kali ini nampak tidak begitu terik sehingga membuat hawa sejuk menyeruak di tulang-tulang seorang gadis yang baru saja keluar dari sebuah taksi.

ARKASYA Where stories live. Discover now