14. BADBOY SMA KSATRIA

1K 130 71
                                    

Semua rutinitas sekolah kembali berjalan seperti biasanya.

Hari senin! Hari yang sakral menurut para murid. Dimana kewajiban sebagai seorang siswa harus dilaksanakan, upacara bendera tentunya.

Semua orang harus rela bangun lebih pagi dan pergi lebih awal agar tidak berdesakan dengan pengendara lain, dan tak lupa juga harus memakai atribut sekolah dengan lengkap.

Bukan tidak menghormati para pahlawan yang sudah memerjuangkan kemerdekaan. Siapa sih yang rela berdiam diri di bawah terik matahari selama berjam-jam dan mendengar amanat dari Kepala Sekolah yang isinya itu-itu saja.

Kini semua murid sudah berbaris rapih sesuai dengan kelasnya masing-masing. Karena upacara akan segera dilaksanakan.

Matahari sudah mulai nampak, menyorot semua siswa. Banyak yang berdecak malas apalagi para cewek-cewek yang tidak rela kulit nya gosong. Katanya, sekarang skincare mahal ya bund !

Berbeda dengan Kaira, dia tidak mengeluh kepanasan seperti cewek-cewek lainya. Dia anteng berbaris di barisan kelasnya. Menghiraukan Alen dan Jecy yang sedari tadi menarik-narik lengannya agar berpindah barisan paling belakang.

"Ish ayo Ra kita pindah kebelakang" Alen menarik tangan Kaira.

"Tau nih panas tau ayo lah Ra" ajak Jecy lagi.

"Apaan sih kalian, yaudah sana lo berdua aja, gue mau disini. Udah deh diem gausah berisik tuh udah mulai upacara nya, lo pada mau dihukum hah karena berisik." ujar Kaira.

"Iya deh iya Bu Ketos." pasrah Alen dan Jecy.

Disisi lain Delard dan antek-antek nya baru saja memarkirkan motornya di Warback, warung yang berada di belakang sekolah. Tidak usah bertanya lagi kenapa mereka disana, sudah dipastikan terlambat.

Dipimpin Delard yang berjalan di depan sembari melihat situasi aman atau tidak, bisa jadi tiba-tiba ada guru yang berjaga di belakang sekolah. Dipastikan sudah aman, Delard mulai memanjat menggunakan tangga yang memang sengaja ia letakkan disana di ikuti yang lainnya.

Satu persatu dari mereka meloncat ke bawah. Mulai melangkah secara perlahan, rencananya mereka akan pergi ke rooftof sekolah sembari menunggu upacara selesai. Gak ada akhlak memang begitulah mereka.

Satu langkah...

Dua langkah...

Tiga langkah...

"HEY KALIAN SINI MAU KEMANA HAH?!" Suara lantang seorang guru menghentikan langkah mereka.

"Aduh sialan, pake ada si gendut segala" Gevan menepuk keningnya.

"Gawat nih kalau udah begini." ujar Rafi.

"Siap-siap dah kena amukan nya lagi." ujar Beryl.

Yaps si gendut yang dimaksud Gevan yaitu Bu Intan. Guru Killer SMA Ksatria. Yang kebetulan lagi berkeliling, mencari murid yang akan bolos dan kebetulan lewat koridor belakang melihat Delard dan para antek-anteknya.

Mulai berjalan ke arah inti Venos dengan membawa penggaris kayu di tangannya.

"Kalian udah telat sekarang mau bolos ? Udah ayo kalian semua ikut ibu sekarang." Bu Intan menatap garang murid-murid nakal nya itu.

"Ya kan upacara udah mulai dari tadi, jadi kita bolos aja." Ujar Delard santai. Membuat bu intan menatap tajam Delard.

"Bu Intan seksi deh." puji Gevan.

"Kamu ngejek saya? Jelas-jelas ibu gak ada seksi-seksi nya sama sekali." amuk Bu Intan.

"Dibilang gendut, salah dibilang seksi salah." balas Gevan dengan gumaman.

ADELARD [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant