Epilog 6 ~ Pulang (2)

461 57 2
                                    

ditulis oleh Anindito Alfarisi

Mereka duduk di pojok dermaga yang sepi itu. Membuka botol minuman yang Boot bawa. Menikmati isinya secara bergantian. Root kemudian menanyakan perihal cara bicara Boot yang dirasanya 'aneh.' Dari sana, barulah Boot bercerita soal apa yang menimpanya.

"A-Aku ... dua tahun ... sesudah aku bekerja jadi prajurit kerajaan di Alton ..." Boot agaknya tampak agak enggan mengingatnya. "Aku sebenarnya diculik, Bapak."

Diculik?! Root seketika terperangah. Matanya terbelalak lebar. Siapa? K-Kenapa? Aku ini bukan siapa-siapa! Kenapa ada orang sampai mau menculik Boot-ku?!

Lalu, Boot pun menuturkan kisah petualangan terbesar semasa hidupnya. Tentang bagaimana dia ditipu oleh temannya sesama prajurit. Tentang bagaimana dijadikan budak yang diperjualbelikan oleh pengusaha di Nordton yang sebenarnya adalah penjahat. Tentang bagaimana dia hidup dalam pelarian, dan tak bisa lagi menghubungi kampung halamannya, karena mengkhawatirkan keselamatan orang-orang yang ditinggalkannya.

Root, pada dasarnya, adalah orang dengan jalan pikiran yang sederhana. Dia mengalami kesulitan untuk memahami lebih dari separuh yang Boot sampaikan (yang mungkin juga karena pengaruh anggur bagus yang nikmat itu). Tapi, Root bisa mengerti bahwa anaknya itu telah menderita. Menderita! Putaran takdir telah memberinya jalan hidup yang aneh dan tidak biasa.

Meski demikian, putaran takdir pula yang kini telah membawanya kembali.

"Akhirnya, sebelum genap setahun, aku bisa lari dari para penjahat itu. Sudah muak aku. Dijadikan tumbal setiap mereka mau melakukan perbuatan-perbuatan jahat!" tukas Boot geram. Matanya melirik ke separuh jemarinya yang hilang, membuat Root berpikir dengan iba kalau di sanalah kehilangan itu terjadi.

"Aku hidup berpindah-pindah semenjak itu, Bapak. Saking lamanya aku berkeliaran di Danqs, logat bicaraku berubah jadi ... seperti ini. Habis itu, ada ... ada bangsawan mempekerjakanku. Atau, orang yang aku kira bangsawan? Dia salah satu orang Elniri. "

"Ooooh! Elniri?! Jadi kau sempat bertemu orang-orang Elniri, Nak?" Root untuk suatu alasan kini merasa bangga. "Benar mereka semua kulitnya gelap?"

"Kita semua sebenarnya juga dihitung sebagai orang Elniri, Bapak. Itu sudah titah Yang Mulia Quazar." Boot menjelaskan.

Root kebingungan mencerna perkataan anaknya. Khususnya, karena sendiri ia belum pernah bertemu orang Elniri asli dan warna kulitnya pun tidak tiba-tiba berubah. Tapi, Root akhirnya memutuskan untuk tidak menanyakan apa-apa.

"Lalu? Apa yang terjadi?"

"Lalu, aku mendapat ... pekerjaan ... ke sini."

Root terdiam.

"Maksudku, Bapak." Boot melanjutkan saat melihat tatapan heran ayahnya. "Aku ... mendapat pekerjaan yang mengharuskanku berpergian. Aku di Alton sejak akhir musim semi lalu. Aku, dan beberapa orang lain sebenarnya. Kami semua diutus kemari untuk mencari orang."

"Mencari orang? Dari musim musim, tapi baru sekarang kamu pulang?" Nada suara Root agak naik. "Tunggu. Sebaiknya, kita cari Moor. Aku perlu masukannya soal kau nanti perlu aku apakan."

"Ya, karena pekerjaan itu, Bapak." Boot menekankan. Wajahnya pun terlihat seolah ragu menjelaskan soal ini. "Oh, dan Paman Moor sudah kutemui tadi. Paman tadi sudah separuh mabuk. Cerita-cerita soal kemenangan kita lawan bangsa ... Hualeg di kedai? Paman juga yang tadi bilang kalau Bapak ada di sini."

"O ... Oh."

Root sebenarnya agak kesal dengan bagaimana Moor mulai menikmati perhatian yang sekarang dia dapatkan. Apalagi dia sekarang jadi cenderung membual saat sudah mabuk.

Northmen SagaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt