Bab 1 ~ Gua Iddhurun

3.8K 386 19
                                    

Dengkuran lembut itu kembali terdengar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengkuran lembut itu kembali terdengar. Kali ini sedikit lebih keras dibanding sebelumnya. Suara-suara itu, yang muncul dari dalam Gua Iddhurun yang gelap dan hening menakutkan, membuat bulu kuduk William berdiri.

Ia sudah mendapatkan peringatan sebelumnya, untuk jangan sekali-sekali menganggap remeh makhluk menyeramkan yang berdiam di dalam gua ini. Makhluk itu mungkin masih tertidur, tetapi jika seseorang menjadi gegabah dan mencoba mendekatinya tanpa perhitungan, dan mengira bakal mampu membunuhnya dengan mudah, maka sebenarnya saat kematian orang itu sudah jelas. 

Mereka akan mati, dalam waktu yang tidak lebih lama daripada biasanya mereka makan siang.

Tengkorak dan tulang belulang di sepanjang lorong menjadi bukti bahwa peringatan tersebut bukan omong kosong. Ada tujuh tengkorak manusia yang tersebar di berbagai tempat, sebagian terpisah jauh dari tulang badan atau anggota tubuh lainnya. Kepingan baju besi, pedang, busur atau belati juga terserak di mana-mana, tertutup lumpur atau sarang laba-laba. 

Merekalah orang-orang malang yang pernah mencoba peruntungannya membunuh makhluk ini. Orang-orang bodoh, mungkin lebih tepat disebut begitu. 

Dan William saat ini merasa mungkin ia adalah orang bodoh berikutnya.

"Ssst," bisikan pelan terdengar dari balik punggungnya.

William menoleh, menatap gadis jangkung yang berdiri setengah menunduk di belakangnya. Dalam gelap gadis itu menggedikkan kepala, memberi perintah agar William bergerak melipir ke sisi gua sebelah kanan.

Pemuda itu melotot, ingin membantah. Ia paham rencana Vida. Jika benar makhluk itu ada di tengah gua, mereka berdua bisa menyerang dari dua arah, dan mungkin tidak akan berakhir mengenaskan seperti semua orang-orang bodoh ini. 

Rencana yang bagus sebenarnya, tetapi memangnya gampang menyeberang gua tanpa terlihat oleh makhluk itu?

"Ayo," Vida berbisik dalam bahasa orang selatan yang kini sudah lebih fasih di mulutnya. "Kamu tidak jauh-jauh ikut kemari hanya untuk tiba-tiba menjadi pengecut, kan?" 

Lalu dia menyeringai.

"Hei, boleh tidak aku memberi pendapat satu kali lagi?" balas William ketus.

"Apa?"

"Kenapa kamu tidak mengajak Svenar dan Gunnar juga kemari? Jika kita berempat di sini mungkin peluang mati kita jadi berkurang."

"Sudah aku bilang, biarkan mereka berjaga bersama Freya dan Adhril di mulut gua," jawab Vida. "Jika makhluk ini berhasil lolos dari kita, mereka bisa mencegat dia di sana. Setelah itu kita bisa mengurung dia dari dua arah."

William menggeleng, tidak puas. "Pertama, kau BELUM bilang dengan jelas padaku. Seperti biasanya, kau selalu membuat rencana sendiri."

"Sudah aku jelaskan. Kamu yang malas menyimak."

Northmen SagaWhere stories live. Discover now