" Michel ga mungkin bercanda untuk urusan perjodohan, bunda. Ini juga menyangkut masa depan Michel. " ujar Michel berusaha meyakinkan sang bunda.

" M-makasih banyak, nak. Bunda ga nyangka kamu mau menerima perjodohan ini. " mata Adinda berkaca-kaca. Spontan Adinda pun memeluk Michel. Diikuti oleh Anantha yang memeluk kedua perempuan yang paling ia sayangi.

" Apapun akan Michel lakuin demi kebahagiaan ayah dan bunda. Meskipun harus mengorbankan masa depan Michel " batin Michel.

∆∆∆

Dilain tempat dan diwaktu yang bersamaan. Kini Devano sedang duduk diruang kerja Marchel. Marchelino Albert Wijaya adalah ayah kandung dari Devano Albert Wijaya.

" Ada apa papa panggil, Vano? " tanya Devano setelah duduk dihadapan Marchel.

" Ada hal penting yang ingin papa bicarakan sama kamu. " Marchel menatap lekat putra semata wayangnya.

" To the point! " titah Devano tak mau terlalu berbelit-belit.

" Papa ingin menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat papa. Papa harap kamu mau menerima perjodohan ini. " ujar Marchel.

" Atas dasar apa papa ingin menjodohkan, Vano?! " tanya Devano sedikit tak terima. Tangannya terkepal kuat menahan amarah yang bisa meledak kapan saja.

" Kamu adalah anak semata wayang papa. Kelak, kamu yang akan memimpin perusahaan Albert Grup yang sudah papa rintis dari nol. Papa hanya tidak mau kamu salah memilih pasangan yang hanya mengincar harta dan popularitas kamu. Papa berani jamin bahwa pilihan papa adalah yang terbaik buat kamu. " jelas Marchel panjang lebar.

" Terserah! Mau Vano nolak pun juga percuma, karena keinginan papa adalah sesuatu yang mutlak! " setelah mengatakan itu, Devano pun keluar dan membanting pintu dengan kasar.

Mau tidak mau Devano harus menuruti perintah sang papa. Karena sedari kecil, Devano hanya hidup berdua dengan Marchel.

Mama Devano pergi meninggalkan ia dan papanya setelah ia dilahirkan. Sampai sekarang pun Devano belum tau apa alasan dibalik kepergian sang mama.

Jujur, Devano sangat merindukan sang mama. Ia belum pernah merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh seorang mama. Papanya juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Marchel selalu berangkat pagi dan pulang larut malam.

Setelah kepergian Nindi (mama Devano), Marchel memutuskan untuk tidak menikah lagi. Ia tidak mau egois dan memikirkan kebahagiaannya sendiri.

Sebisa mungkin Marchel merawat dan membesarkan Devano dengan baik. Ia tak mempermasalahkan jika harus membesarkan putranya seorang diri.

∆∆∆

Kini Devano sedang berada dibalkon kamarnya. Ia tengah sibuk menyesap batang rokok guna menenangkan pikirannya yang tengah kacau. Ia tidak bisa berfikir jernih untuk saat ini.

" Arghh.. kenapa sih hidup gue ga bisa sebahagia orang lain?! Gue juga pengen punya keluarga lengkap! Gue pengen ngerasain gimana rasanya punya mama! Gue pengen diperhatiin sama papa! Tapi, kenyataannya malah berbanding terbalik!! " Devano mengacak rambutnya frustasi. Tanpa sadar setetes air bening sudah terjun bebas dari pelupuk matanya.

" Papa selalu sibuk kerja, bahkan mama juga pergi ninggalin gue. Dan sekarang gue harus mau dijodohin sama orang yang ga gue kenal sama sekali? Kurang menderita apa lagi gue?! "

" Sampai kapan gue harus hidup dalam penderitaan?! Bahkan orang yang gue cintai pun pergi ninggalin gue! Apa gue ga pantes untuk bahagia? Tuhan, sebenernya apa salah gue?!! " Devano terus meracau tidak jelas.

Pernah terlintas dipikirannya untuk mengakhiri hidup. Tapi Devano tidak segila itu. Ia hanya lelah menahan semua beban yang ada. Terkadang ia merasa semesta memperlakukannya dengan tidak adil.

Selama ini Devano selalu menanggung semua penderitaannya sendiri. Bahkan para sahabatnya pun tidak ada yang tau tentang kehidupannya. Yang mereka tau Devano adalah sosok yang dingin, tegas, dan berwibawa.

Devano hanya berharap suatu saat nanti. Ada seseorang yang bersedia menjadi sandarannya, menjadi pendengar keluh kesahnya, menjadi penyemangat dimasa sulitnya, dan menjadi rumah untuk ia pulang.

∆∆∆

Huwaa gimana part ini??

Fell nya dapet ga sih??

Jangan lupa vote dan komen ya? Karena vote dan komen itu gratis!!

Segini dulu ya gaes

See you next time:)

Strong Girl Michella (END) Where stories live. Discover now