103

867 89 25
                                    

Jimin memijit pangkal hidungnya. Ia memandang ketujuh anak yang sedang asyik bermain dengan bayinya dari luar kamar. Ia bergantian menatap para membernya yang sedang bermain ponsel.

"Kenapa anak anak ingusan ini lebih berguna dari mereka?" gumam Jimin lirih. Ia memasuki kamar dengan langkah pelan. Tak lupa memberikan senyum. Agak canggung dan aneh karena mereka tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya, kecuali bocah yang sedang menimang Yiseul di pangkuannya, Na Jaemin.

"Annyeong haseyo sunbaenim, lama tidak jumpa," sapa Jaemin sambil memamerkan senyumnya. Jimin membalas senyumnya, ia harus melupakan fakta bahwa pemuda itu dulunya menyebalkan.

"Tidak ada aktivitas?" tanya Jimin.

"Eopseoyo, kami juga sudah berjanji pada Seulgi noona, maka kami harus menepatinya," jawab Haechan.

"Kalian bisa mengurus anak dengan baik," puji Jimin.

"Kami sering bersama dengan Red Velvet noonadeul, sehingga mereka mengajarkan kami bagaimana cara memperlakukan bayi dengan benar," jawab Jisung.

"Sunbaenimdeul tidak perlu khawatir. Yang kami lakukan di sini adalah membantu bukan merusuh. Maaf jika sebelumnya kami membuat kecanggungan. Namun, mengingat Seulgi noona adalah noona yang baik, kami menghargainya dengan menepati janji," jelas Mark.

"Ani, aku tidak merasa kalian merepotkan," balas Jimin padahal suasana rumah canggung setengah mati.

"Oiya sunbae, kami sudah mengganti popok Yihan, dia buang air besar tadi. Di mana kami harus membuangnya?" tanya Renjun. Jimin terkejut, mereka mengganti popok Yihan? Tidak ada rasa jijik? Malah mereka tampak menikmatinya. Jimin pikir cover belum tentu sesuai isinya, seperti yang Taehyung bilang tadi.

"Eo...kemarikan, aku saja yang buang," kata Jimin. Renjun memberikan popok kotor milik Yihan pada Jimin.

"Gomawo, kalian lapar kan? Ikutlah makan bersama kami, hyungdeuli akan memasak untuk kalian," kata Jimin ramah.

"Aniyo, gwaenchanha, kami sudah makan," tolak Jeno halus. Jimin menerawang sebentar, membayangkan membernya sendiri. Makan atau belum jika ditawari makan ya tetap makan. Oke, baiklah grupnya memang bobrok apa adanya. Jimin menghapus bayangan tentang grupnya dan kembali fokus pada tujuh pemuda yang sebenarnya sangat membantunya.

"YA JUNGKOOK-AH KEMBALIKAN PONSELKU!!!" teriak Taehyung menggema di penjuru ruangan. Suara Taehyung bicara normal saja besar apalagi berteriak. Jimin menatap para pemuda di depannya dengan senyum malu.

"Gwaenchanhayo sunbae, kami juga begitu," kata Mark.

"Tolong jaga Yiseul dan Yihan sebentar, aku mengurus mereka dulu," pamit Jimin.

.

Jimin berkacak pinggang kala melihat dapur bagaikan korban angin tornado.

"Jimin-ah, bagaiamana mereka?" tanya Suga.

"Baik-baik saja, mereka sangat pandai mengurus bayi," jawab Jimin. Ia memunguti sampah makanan ringan yang tergeletak di sana sini. Bisa habis dirinya diserang Seulgi jika dapurnya begini. Memang mereka tidak menyewa asisten rumah tangga. Jika bisa mereka ingin hubungannya lebih privat.

"Geurae? Aku akan memasak," inisiatif Jin.

"Nado," sahut Suga. Jimin bernafas lega. Seperti biasa selalu ada member yang waras di tengah kericuhan. Kita bisa mengakui ketampanan dan karisma member BTS namun kita tidak bisa melupakan fakta bahwa mereka adalah sekumpulan idol bobrok. Jimin paham itu seratus persen.

"Sunbae, Yiseul terus menangis, sepertinya ia lapar," lapor Jaemin pada Jimin yang tengah sibuk dengan tugas membabunya.

"Ah geurae? Dia memang lebih cepat lapar daripada Yihan, sini," kata Jimin sambil mengambil Yiseul dari gendongan Jaemin. Jaemin memberikan senyum manisnya pada member BTS yang ada di sana.

Winter Bear | Jimin X SeulgiWhere stories live. Discover now