52

610 75 0
                                    

"Yeudeura, kapan kita pulang?" tanya manajer pada kedua anak asuhnya. Wendy hanya menggedikkan bahunya acuh. Manajer kemudian menatap Seulgi yang sedang memanikan ponselnya di atas ranjang rumah sakit.

"Jangan terlalu banyak bermain ponsel dulu Seulgi-ah," kata manajer lalu mengambil ponsel Seulgi. Seulgi hanya menurut meskipun dengan berat hati.

"Kau tidak boleh memandang sinar matahari yang terlalu terang, tidak boleh menonton layar terlalu lama, dengar itu," perintah manajer tegas. Bagaikan anak ayam Seulgi terus mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus, kita kembali ke hotel nanti sore," kata manajer.

"Kenapa cepat sekali?" tanya Seulgi.

"Kenapa? Kau betah di sini? Aku hampir mati bosan melihatmu hanya termenung seharian," kata Wendy.

"Aku tidak bisa melihat apapun saat itu, aku hanya mendengarkan lagu sepanjang hari. Kau harus bersyukur Wendy-ssi," balas Seulgi penuh penekanan.

"Sebagai gantinya, kutraktir kau besok. Mari kita berjalan-jalan mumpung masih di Singapura," ajak Seulgi.

"Besok kita pulang," perkataan manajer membuat kedua gadis yang gembira berubah menjadi sendu.

"Kenapa cepat sekali, kami bahkan belum keliling daerah di sekitar sini," keluh Wendy.

"Kalian ada jadwal. Seulgi-ah kau tak rindu fansmu?" tanya manajer.

"Ah aniya, kau tak rindu member BTS itu?" tanya manajer yang kesekian kalinya membuat Seulgi mati kutu. Gadis itu termenung sejenak kemudian menolehkan kepalanya pada Wendy yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa panjang sudut ruangan.

"Wendy-ah, mari kita keliling nanti sore. Lagipula tidak ada sinar matahari yang terlalu terang ketika sore hari," ajak Seulgi.

"Ide bagus," balas Wendy. Manajer hanya menggelengkan kepalanya heran dengan kedua gadis yang tidak mengenal rasa lelah itu.

"Oppa, kau mau ikut?" tawar Seulgi.

"Haha aniya, lebih baik aku tidur haha," balas manajer.

------

"Annyeong haseyo," sapa seorang gadis memasuki ruang latihan dance BTS. BTS yang tengah berlatih menghadap cermin tentu saja melihat pantulan orang yang memberi salam pada mereka. Mereka terkejut bukan main dan buru-buru membalikkan badan untuk membalas sapaan.

Tidak tahu harus bereaksi bagaimana, mereka hanya saling berpandangan satu sama lain dan terdiam. Sayang sekali tidak ada pelatih tari mereka sehingga hanya ada ketujuh pemuda dengan seorang tamu dalam kecanggungan. Gadis itu datang di saat yang tidak tepat sekali. Taehyung menatap rekannya di posisi yang bersebrangan dengannya, Jimin. Ia menangkap gelagat tidak biasa dari temannya itu dan menyimpulkan sesuatu karena tidak seperti kelima member lainnya yang terkejut dan memasang tampang bingung, Jimin tampak lebih gelisah. Jimin juga menatap lekat gadis itu sejak awal ia membuka pintu ruangan.

"Ah jeoseonghamnida. Aku sudah izin pada Bang Pdnim sebelum ke sini, beliau mengizinkanku dengan beberapa syarat," ucap gadis itu.

"Jeongyeon-ssi, waeyo?" tanya Jimin.

"Ssi? A-ah ne, aku datang ke sini untuk memberikan makanan ini. Aku membelinya tadi di jalan," ucapnya.

"Kamsahamnida," jawab Jimin sambil menerima makanan tersebut.

Para member masih berada di posisinya sementara hanya Jimin yang menghampiri Jeongyeon. Jimin menangkap ekspresi tidak suka dari wajah Taehyung di sana sehingga pria Kim itu memalingkan wajahnya. Jujur Jimin juga sedikit kesal pada Taehyung, apa ia masih menyimpan perasaan pada Seulgi hingga ia terlihat marah pada Jimin. Lagipula bukan Jimin yang mendatangi Jeongyeon namun sebaliknya, salah Jimin di mana.

Winter Bear | Jimin X SeulgiOnde histórias criam vida. Descubra agora