50

725 70 1
                                    

"Seulgi-ah eottae?" tanya Wendy.

"Aku sangat gugup,"balas Seulgi.

Beberapa jam lagi Seulgi akan menjalani operasi, tidak bisa ditunda lagi. Orang tua Elle turut memberi dukungan, namun mereka tidak bisa ikut menemani karena harus mengurus pemakaman sang putri. Tak lupa Seulgi berterima kasih sebanyak yang ia bisa. Meskipun pihak SM juga memberikan uang sebagai ganti atas pemberian Elle pada Seulgi dalam jumlah yang tidak sedikit, namun tetap saja Seulgi dan pihak SM terus berterima kasih pada keluarga mereka.

"Oppa eodiya?" tanya Seulgi.

"Molla, sepertinya dia lebih gugup darimu," canda Wendy berharap dapat meredakan ketegangan Seulgi dan benar saja gadis itu tertawa. Wendy menggenggam erat tangan sahabatnya itu dan menempelkanna pada pipinya.

"Kau harus kuat, kau harus sembuh," ucap Wendy. Sudah cukup ia selalu menangis setiap kali melihat Seulgi menabrak benda-benda di sekitarnya saat berjalan, saat Seulgi sering terjatuh akibat tersandung sesuatu, bahkan kakinya sudah banyak lecet dan terluka akibat terlalu sering menginjak dan menendang benda-benda.

"Arraseo, geumanhae, kau tampak aneh dan cringe," goda Seulgi.

"Ya! Kau ini," Wendy menoyor pelan kepala Seulgi.

Belum habis mereka tertawa, dokter beserta perawatnya memasuki ruangan Seulgi. Ada manajer juga di belakang mereka. Manajer menarik tangan Wendy untuk tetap bersamanya sementara Seulgi ditangai oleh tenaga medis. Tak lama ranjang Seulgi didorong menuju ruang yang sudah pasti ruang operasi. Wendy dan manajer mengikuti dari belakang. Perasaan mereka campur aduk antara senang dan khawatir. Mereka hanya bisa berdoa memohon yang terbaik untuk Seulgi.

Seulgi masih sempat tersenyum dan melambai sebelum memasuki ruang operasi hingga pintu tertutup rapat. Wendy dan manajernya menunggu sembari merapalkan doa di depan ruang operasi.

Sementara di dalam sana Seulgi terbaring dalam keadaan tenang. Jika perasaannya gugup akan menyulitkan para tenaga medis maka ia akan menyerahkan segala takdirnya pada Yang Maha Kuasa sehingga ia akan menjadi lebih tenang. Gadis itu tak henti-hentinya memanjatkan doa sambil memejamka matanya. Ia semakin menutup matanya rapat ketika sebuah cairan disuntikkan ke lengannya. Ia tahu itu adalah cairan bius.

Park Jimin gidaryeojuseyo (tolong tunggu aku)

----

Jimin menyumpal telinganya dengan earphone. Entah mengapa dadanya terasa sesak mendengarkan lagu kekasihnya yang baru rilis semenit yang lalu.

Secerah bintang fajar.
Matamu menyentuh hatiku.
Satu langkah ke arahmu.
Apa kau tahu aku akan datang? Seperti puisi, seperti lagu panjang yang kunyanyikan untukmu.
Aku berharap untuk mimpi yang sama setiap hari pelukan denganmu.
Hari ini kita agak berjauhan
Saat angin berhembus aku berkata cintaku jangan sedih
Untuk selamanya aku berjanji Berjaga-jaga jika kamu tersesat
Meskipun kadang-kadang aku merasa kesepian
Hari ini kita agak berjauhan
Ketika angin bertiup kukatakan cintaku jangan bersedih.
Percakapan indah kami yang tidak pernah berakhir
Aku bisa mengerti aku bisa menunggu Aku percaya padamu dan bahkan takdirmu
Aku tidak tidak ingin menangis lagi, aku tidak takut.
Tidak sampai aku mencapaimu.
Ribuan matahari, tak terhitung hari aku tidak akan berubah pikiran saat mereka berlalu.
Cintaku jangan sedih.
Untuk selamanya aku berjanji ...

"Kau sudah banyak menunggu Seulgi-ah," gumam Jimin.

"Gomawo, kau sudah banyak berkorban. Wanita sesempurna dirimu seharusnya tidak mendapat perlakuan seperti ini,"

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang