90

780 89 4
                                    

"Jimin-ah!" panggil Suga. Jimin menolehkan kepalanya ke arah pemuda yang memanggilnya itu. Suga memasang wajah serius seperti sesuatu yang besar tengah terjadi.

"Wae hyung?" tanya Jimin.

"Seulgi,"

"Seulgi?" tanya Jimin.

"Seulgi di sini, sepertinya dia akan melahirkan sebentar lagi," ucap Suga. Taehyung yang sejak kemarin bersama Suga di sana tampak ikut terkejut.

"Hyung, di mana ruangannya?" tanya Jimin.

"Tenang, jangan panik, dia tidak lahiran sekarang, masih beberapa jam kedepan," jelas Suga mencoba membuat Jimin rileks.

"Arraseo, antarkan aku ke sana," pinta Jimin. Suga mengangguk dan memberikan sinyal pada Jimin untuk mengikutinya dengan tangannya.

"Aku pergi dulu ya Tae, jika sesuatu terjadi segera kabari," pesan Jimin.

"Okey," jawab Taehyung.

.

Jimin mengikuti Suga dengan penuh rasa was-was. Ia bersyukur karena Seulgi langsung di bawa ke rumah sakit ini sehingga ia tidak kerepotan.

"Di sini," tunjuk Suga pada sebuah ruangan yang dipastikan kamar bagi ibu hamil. Jimin segera saja membuka pintu yang menampakkan Seulgi dan Wendy yang menatap terkejut ke arahnya.

"Jimin-ah," panggil Seulgi. Pria itu bagai dilanda kerinduan segera memeluk istrinya dengan penuh sayang. Ia menggenggam tangan Seulgi dan mengecup keningnya. Ia juga mengelus permukaan perut Seulgi.

"Bagaimana rasanya?" tanya Jimin.

"Nyeri," jawab Seulgi.

"Kau bisa melahirkan normal?" tanya Jimin. Ia tidak masalah jika Seulgi harus operasi asalkan semuanya selamat dan Seulgi merasa nyaman.

"Eo. Bisa. Dalam beberapa jam lagi, sampai pembukaan kesepuluh," jelas Seulgi.

"Sepuluh? Sepuluh apa? Kenapa harus begitu? Tidak bisa sekarang saja tanpa pembukaan?" tanya Jimin.

"Ya! Kau ingin aku mati?" tanya Seulgi disertai kekehan membuat Jimin semakin bingung.

"Aku tidak tahu bagaiamana kalimat untuk menjelaskannya, ya bukkeurowo (malu), tunggu saja," kata Seulgi.

"Eumm kau sendiri?" tanya Seulgi.

"Ani, Suga hyung ada, di mana dia? Tadi di sini," kata Jimin bingung.

"Wendy tto eomneunde (Wendy juga tidak ada)," kata Seulgi. Lalu keduanya tersenyum jahil bersama.

"Biarkan saja," kata Jimin yang diangguki Seulgi. Jimin lebih memilih menciumi wajah Seulgi dan memeluknya daripada mengurusi kisah hidup orang lain.

.

"Lebih baik aku di dalam, mengapa aku harus keluar begini," keluh Wendy. Suga menghembuskan nafsnya sedikit keras.

"Suka sekali jadi orang ketiga," celetuk Suga.

"Jaga mulutmu," ketus Wendy.

"Biarkan mereka berdua. Jika kau di dalam, mereka tidak akan leluasa untuk bercengkrama," kata Suga.

Cukup lama keduanya dilanda kecanggungan. Tanpa adanya percakapan apapun setelah itu. Wendy lebih memilih memainkan ponselnya dengan Suga yang memejamkan matanya sambil bersandar pada punggung kursi. Ia tampak lelah terbukti dari wajahnya.

Wendy menolehkan kepalanya ke samping menghadap pria itu. Sangat manis menurut Wendy, tetapi bibir tipisnya yang menggemaskan itu jauh berbeda dengan perkatannya, sangat pedas.

Winter Bear | Jimin X SeulgiWhere stories live. Discover now