15

811 94 2
                                    

Jimin mengehentikan mobilnya di sebuah tempat luas yang memang sepertinya dikhususkan untuk parkir. Ia menoleh ke arah Seulgi yang tertidur dengan keadaan yang nampak tidak nyaman. Dalam hati Jimin sedikit tidak enak hati. Pasti gadis di sampingnya ini sangat lelah setelah seharian shooting untuk iklan terbarunya tetapi waktu istirahatnya malah hilang karenanya. Oleh karena itu, hari ini Jimin akan membuat Seulgi bahagia sebagai gantinya. Jimin menepuk pelan lengan Seulgi namun gadis itu tak kunjung bangun. Jimin menatap wajah Seulgi lamat-lamat. Memang banyak gadis lain yang lebih cantik darinya tetapi pipi gembul dan mata sipit yang sangat ramah ketika tersenyum serta kebaikan hatinya mampu membuat Jimin sedikit demi sedikit membuka hatinya untuk gadis beruang itu. Perlahan Jimin menyentuh pipi Seulgi. Dingin, gumamnya. Merasa terusik Seulgi bangun membuat Jimin langsung menyingkirkan tangannya.

"Sunbae, sudah sampai?", tanya Seulgi.

"Ne, sudah sampai", jawab Jimin.

Seulgi memutar kepalanya ke kanan dan kiri mengamati tempat apa gerangan yang dikunjunginya saat ini. Betapa terkejutnya ia karena ini adalah taman bermain. Ia jarang sekali bepergian ke tempat seperti ini.

"Ini sudah hampir malam jadi sepertinya akan lebih indah dengan lampu-lampu", kata Jimin.

"Wahh majjayo, yeppeo", balas Seulgi.

"Joha?"

"Eum", balas Seulgi dengan senyum yang merekah.

Mereka memutuskan untuk turun dan masuk ke dalam taman bermain itu. Banyak sekali ternyata pengunjungnya. Seulgi berjalan di belakang Jimin sembari menatap langkah kaki pria di depannya itu. Jimin membalikkan tubuhnya.

"Kajja, kenapa kau di belakang", tanya Jimin.

Seulgi menggelengkan kepalanya, "aku di sini saja. Tempat ini sangat ramai, kita harus berjaga-jaga jika ada yang mengenali kita maka kita harus pura-pura tidak bersama", jelas Seulgi.

Ada rasa tidak senang dalam diri Jimin. Memangnya kenapa jika ia dirumorkan dengan Jimin, gadis di sampingnya ini tampak tidak suka sekali. Ah, ya karena Park Jinyoung tentunya. Ia harus ingat bahwa gadis itu menyimpan perasaan yang besar pada pria itu. Sebenarnya ada rasa iri dalam dirinya. Ia harus menghadapi kisah cinta yang pahit dengan Jiyeon hingga ia berpikir Seulgi juga harus memiliki kisah yang sama sehingga mereka bisa saling membuka hati dan menjalani hidup bersama. Maka ia akan menjadi tokoh antagonis dalam kisah hidupnya sendiri. Park Jimin, menjadi egois tidak apa kan, batinnya.

"Seulgi-ssi, kau mau naik apa?", tanya Jimin.

Seulgi menggelengkan kepalanya lagi, "aniyo, aku ingin duduk saja", balas Seulgi.

"Ah kalau begitu bagaimana jika kita duduk di sana. Aku akan membeli beberapa makanan", tawar Jimin. Seulgi menggeleng lagi.

"Aku kenyang sunbae, gomawoyo", tolak Seulgi halus.

"Lalu kau mau apa?", tawar Jimin. Seulgi masih terdiam sambil mengitari sekelilingnya. Hingga ia tiba-tiba tersenyum senang. Ia mendekat pada Jimin dan berbisik, "jeogi...", Seulgi menunjuk pria berjaket hitam yang sedang memainkan ponselnya. Jimin menatap ke arah telunjuk Seulgi. Ia mendesah pelan, Park Jinyeong di sana.

"Lalu kenapa?", tanya Jimin.

"Sunbae kan sudah tahu kalau aku menyukainya. Tolong bantu aku kali ini", pinta Seulgi sambil menyatukan kedua telapal tangannya. Jimin mengerutkan dahinya bingung.

"Eotteokke?", tanya Jimin.

"Just stay here", kata Seulgi. Jimin berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya. Apa-apaan dia, bisa bisanya melirik lelaki lain saat di sampingnya ada lelaki tampan sepertinya.

Winter Bear | Jimin X SeulgiWhere stories live. Discover now