17

719 91 0
                                    

"Seulgi-ah", panggil Jiyeon.

"Wae eonni?", tanya Seulgi yang sedang memainkan ponselnya.

"Giliranmu untuk make up", kata Jiyeon.

Saat ini Red Velvet akan menghadiri pentas seni di salah satu sekolah seni swasta ternama di Korea. Tujuan mereka selain menampilkan lagu dan tarian, juga memberikan motivasi dan inspirasi bagi para siswanya. Red Velvet dikenal sebagai grup yang memiliki vokal yang harmonis dan berkualitas. Baik menyanyi ataupun rap, mereka menguasai keduanya. Tak hanya itu, visual yang memukau turut menjadi alasan mengapa sekolah itu menginginkan Red Velvet sebagai bintang tamu. Sebagai sebuah grup ternama diharapkan mereka dapat menjadi contoh yang baik bagi seluruh siswa di sekolah tersebut.

Mereka sampai di sekolah tersebut dan langsung diarahkan menuju ruang persiapan. Mereka melakukan briefing terlebih dahulu sebelum memulai acara. Seluruh siswa tampak antusias menunggu salah satu girl grup terbaik se Korea itu. Tak hanya fans laki-laki bahkan Red Velvet memiliki fans perempuan yang sangat banyak. Setelah selesai pengarahan, member menuju ke aula. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyak siswa yang membawa lightstick mereka. Wah, para murid bahkan menyiapkan beberapa spanduk dan foto. Red Velvet merasa senang dan terhormat.

"Dul set", Irene memberi aba-aba.

"Happiness, Annyeong haseyo, Red Velvet imnida", seru member Red Velvet bersamaan. Suara tepuk tangan meramaikan aula.

"Apa kabar yeoreobun? Eo... pertama tama kami sangat senang dapat berdiri di hadapan kalian, kamsahamnida", kata Irene.

"Wuuuuuuu", suara riuh penonton membangkitkan semangat Red Velvet.

"Tampaknya kalian semua sangat bersemangat", kata Wendy.

"Neeeee"

"Oke kita akan menampilkan lagu pertama", kata Seulgi.

Musik dinyalakan. Para member bersiap untuk menata barisan. Instrumen Happiness pun dinyalakan. Seperti biasa, Red Velvet tampil memukau dengan vokal yang stabil. Sungguh sebuah harmonisasi yang menyenangkan untuk didengar. Di tengah-tengah penampilan, mereka juga mempersilakan para siswa untuk bernyanyi bersama. Suasana benar-benar menyenangkan seperti tiada batas antara idola dan fans.

Red Velvet juga membuka sesi tanya jawab bagi para siswa yang ingin mengetahui kehidupan orang dewasa. Banyak siswa yang tampak antusias untuk bertanya, namun hanya sedikit dari mereka yang memiliki pertanyaan masuk akal. Maklum masih anak SMP.

"Jeogi....Wendy eonni. Bagaimana anda bisa berprestasi dan memiliki suara yang indah di saat yang bersamaan?", tanya seorang siswi.

Wendy tersenyum dan sempat menutup wajahnya karena malu.
"Aku menganggap bernyanyi adalah hobi semasa aku sekolah. Aku lebih fokus dengan nilaiku. Namun, setelah jam sekolah usai, aku akan fokus pada kegiatan bernyanyiku. Namun, juga harus ingat bahwa yang terpenting bagi seorang pelajar adalah belajar. Lakukan kegiatan yang kau miliki semaksimal mungkin", jelas Wendy. Siswi tersebut merasa senang karena pertanyaannya terjawab dengan baik.

"Irene eonni, neomu yeppeoseoyo (sangat cantik). Mana yang lebih penting bagi seorang idol, wajah yang cantik atau hati yang cantik?", tanya seorang siswi lagi.

"Ne. Tentu saja hati yang baik. Jika kau memakai make up maka kau akan menjadi cantik secara fisik. Tetapi hati harus cantik dengan sendirinya, dan itu lebih sulit daripada mempercantik wajah kita", jawab Irene.

Gadis tersebut tampak belum puas dan bertanya lagi.
"Bagaimana jika orang yang tidak cantik tapi berhati baik tidak disukai?"

"Kau harus membuktikannya dengan prestasi. Lakukan sesuatu yang membuatmu bersinar", jawab Irene.

"Wah", puji siswa siswi pengisi aula tersebut.

"Seulgi noona, johahaeyo (aku menyukaimu)", kata seorang siswa yang langsung mendapat sorakan tak jarang lemparan kertas, dasi, topi, bahkan kaus kaki.

"Ne, nado johahae", balas Seulgi sambil memberi heart sign dengan tangannya. Siswa tersebut menyilangkan tangannya di depan dada seolah-olah habis tertembak. Member Red Velvet tertawa akan tingkah siswa ini. Ada-ada saja ulahnya.

Red Velvet sangat menikmati acara ini. Mereka banyak tertawa dan dapat merasakan kepolosan dan kasih sayang yang murni dari anak-anak SMP ini. Tidak adanya rumor, tidak adanya skandal, fitnah, tuduhan, dan sebagainya. Yang ada hanya mimpi, motivasi, inspirasi, dan tujuan hidup yang diutarakan anak-anak seusia mereka. Hati member Red Velvet menghangat melihat senyuman polos anak-anak ini.

----
Jungkook keluar dari rumah sakit untuk memeriksakan giginya. Ia mengalami sakit gigi selama dua hari akibat gigi berlubang. Salahkan kebiasaan memakan permennya yang tak terkontrol, dasar bayi. Pemuda itu menaiki mobilnya tetapi rasa haus melanda. Ia mengambil sebotol air dari dalam laci mobilnya namun zonk. Mendesah pelan, pemuda Jeon itu membelokkan kemudinya ke arah minimarker terdekat.

"Neon falling you", Jungkook bersenandung ketika berjalan menuju pintu minimarket. Beruntung penjaganya adalah seorang siswa laki-laki, ia yakin anak lelaki itu tak mengenalinya. Jarang sekali BTS memiliki fans anak lelaki usia remaja jika itu bukan trainee. Penjaga minimarket memberi salam pada Jungkook dan dibalasnya dengan ramah pula. Mengambil beberapa botol air minum dan membawanya ke kasir Jungkook lakukan dengan santai. Kini ia berdiri di depan kasir dan bersiap membayar. Namun, tatapan menusuk dari anak lelaki di depannya mengherankannya.
"Ada yang salah?", tanya Jungkook.

"Kau teman Park Jimin kan?", tanya bocah itu. Jungkook mengangguk santai. Apa pula bocah ini.

"Aku Jaeyong, adik Lee Jiyeon noona", kata Jaeyong memperkenalkan diri.

"Jjinjja? Kenapa jarak kalian jauh sekali", tanya Jungkook.

"Hanya 14 tahun. Oiya, aku juga adik Red Velvet Kang Seulgi", ujar Jaeyong.

"Sampaikan pada Jimin hyung, urusan kita belum selesai. Aku pasti akan menyusulnya", kata Jaeyong.

"Mworago?", tanya Jungkook.

----
"Hyung!", Jungkook memanggil Jimin yang tengah berada di halaman belakang tengah merawat pohon tomatnya.

"Wae?", tanya Jimin.

"Aku bertemu anak aneh yang mengenalmu", jawab Jungkook. Tentu saja Jimin keheranan. Siapa anak kecil yang mengenalnya selain sebagai idol.

"Siapa, ceritakan dengan jelas", perintah Jimin halus pada Jungkook.

"Dia bilang urusan dia denganmu belum selesai, dia akan segera menyusulmu", jelas Jungkook.

"Nuguya?"

"Kau sungguh tidak kepikiran siapapun hyung?", tanya Jungkook penasaran.

Jimin menggeleng lugu. Ia merasa tidak memiliki kenalan anak kecil seperti yang dimaksud Jimin.

"Adiknya Jiyeon noona, Lee Jaeyong", kata Jungkook.

"Ah anak itu haha", Jimin kembali menyiram tanamannya sambil terkekeh.

"Dia siapa hyung, kalian seperti sudah akrab?"

"Kami pernah bertemu sekali. Aku membuat kesan pertama yang buruk dengannya jadi maklumlah kalau ia tidak suka padaku", ujar Jimin. Jungkook mengangguk.

"Bukankah kau selalu berprinsip baik kepada semua orang. Kenapa kesan pertamamu dengan dia bisa seburuk itu?", tanya Jungkook lagi.

"Eumm aku tidak bisa mengatakannya Jungkook-ah"

"Ahh hyung kenapa kau selalu main rahasia denganku", rengek sang maknae.

"Ani, aku tidak ingat", kata Jimin.

"Geosjimal (bohong)", ketus Jungkook.

Jimin tersenyum melihat tingkah maknaenya yang tidak berubah sejak mereka pertama kali bertemu. Anak yang polos dan mudah merajuk serta tak segan untuk menangis. Ia mempunyai banyak air mata. Oleh karena itu, Jimin selalu berusaha menjaga Jungkook apapun yang terjadi. Merangkulnya sebagai kakak yang baik dan hangat. Selalu memberinya perhatian lebih daripada member lain.

Jungkook-ah tidak mungkin kukatakan jika kami berseteru karena memperebutkan gadis seperti Kang Seulgi, kan?

Bersambung

Have a nice dream friends!!!😆

Winter Bear | Jimin X SeulgiWhere stories live. Discover now