Bagian 16

196 24 0
                                    


Happy Reading^^

.

.


"Ngapain Lo ngajak gue ketemu?" Tanya Olivia to the point.

"Gapapa sih, kangen aja," sahut Ali dengan santai.

Olivia menghela nafas. 2 jam lalu Ali mengajak Olivia bertemu. Tadinya gadis itu menolak, namun Ali tetap memaksa.

Gadis itu sampai harus meninggalkan ibunya yang sedang membuat kue untuk pesanannya gara-gara pertemuan tidak penting Ali dan dirinya.

"Lo," telunjuk Olivia mengarah ke Ali. Gadis itu benar-benar kesal. Padahal dirumah ia sangat sibuk. Tetapi laki-laki menyebalkan ini malah mengganggu dirinya.

Ali mengangkat kedua alisnya.

Olivia bangkit. Ia hendak pergi dari tempat itu. Namun sayang, Ali malah menahan Olivia dengan menarik tangannya.

"Apalagi sih li."

Ali ikut berdiri. Tinggi mereka sangat jauh berbeda. Ali memiliki tinggi badan sekitar 1.8 meter, sedangkan Olivia hanya 1.6 meter.

"Gue sayang sama Lo Liv,"

Ungkapan Ali membuat Olivia gelagapan. Ia membuang pandangannya ke arah lain. Tangan ia lepaskan dari genggaman Ali. Ia tak berani menatap laki-laki itu.

"Gue harus pulang. Ibu dirumah lagi repot, lain kali aja ketemunya." Gadis itu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Ali.

Ali tersenyum miring. Ia kembali duduk dan menikmati kopi susunya.

***

1 Minggu telah berlalu. Acara kelulusan kini telah tiba. Semua murid disibukkan dengan kegiatan yang sudah ditetapkan. Begitupun Nesa, ia ikut serta dalam acara itu sebagai petugas keamanan.

"Semuanya udah pada posisinya belum Ran?" Tanya Nesa pada Randi.

Laki-laki itu ditugaskan untuk menyiapkan kursi tamu, juga memperhatikan para petugas. Takutnya mereka lalai.

"Kayaknya udah deh Nes."

Randi sedang beristirahat. Kelas 12 sedang menyanyi lagu perpisahan di panggung. Semuanya menikmati nya. Tetapi tidak untuk kelas 12. Mereka akan berpisah dengan semua temannya. Pergi menuju jalan mereka masing-masing. Menggapai cita-cita yang sudah ditetapkan.

Terkadang Nesa berpikir, apakah setelah ia keluar dari SMA, ia akan berpisah dengan Randi? Tetapi jika dipikir lagi mereka tetanggaan. Pasti sebelum berangkat kuliah mereka bertemu terlebih dahulu.

Rasanya pasti menyenangkan. Namun disisi lainnya juga sedih, karna ia juga pasti akan berpisah dengan semua teman seangkatannya.

Randi melihat nesa melamun. Pandangannya mengarah ke panggung, namun tatapannya tampak kosong.

"Nes," Randi menggoyangkan bahu nesa. Gadis itu langsung sadar.

"Ehh kenapa?"

Randi tersenyum kecil. Kepalanya menggeleng pelan.

"Mau?" Laki-laki itu menyodorkan ice cream rasa Coklat pada Nesa. Ia tidak membelinya, namun adik kelasnya sedang jatuh cinta, dan dia malah meminta saran pada Randi. Jadi ice cream itu kira-kira sebagai balasan mungkin.

Karna merasa haus, Nesa pun mengambilnya.

"Gimana, enak gak?"

Nesa mengangguk sebagai balasan. Sedangkan Randi tersenyum kecil melihat kelakuan Nesa nya itu.

Departure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang