Bagian 2

588 67 3
                                    


Hallo semua👋
Apakabar kalian?
Gimana sama part pertama? Biasa aja ya?

Yaudah kalian boleh kok ngeluarin pendapat kalian di komentar.

Tolong juga komentari setiap ada kata yang menurut kalian kurang pas ya, biar nantinya author benerin lagi.

Gak usah lama-lama, langsung aja mulai.

Happy Reading^^

.

.

"Bunda kenapa gak marahin dia sih ahh?! Baju Nesa kan jadi basah semua." Kesal Nesa. Sejak tadi gadis itu tak bisa diam. Terus saja mengoceh. Padahal kejadiannya sudah berlalu 3 jam. Tetapi mungkin kekesalannya belum juga hilang.

"Astaghfirullah sayang, kamu itu ya. Udah diem aja, lagian kejadian nya udah berlalu, ngapain masih dibahas sii?!" Bunda malah ikut menyolot.

"Lha, bunda kok malah ikutan kesel sih? Yang harusnya kesel tuhh Nesa! Padahal mood pagi nesa udah baik, ehh anaknya tetangga kita malah bikin nesa basah! Kan jadi anjlok. Ditambah bunda malah baik-baikin dia lagi."

"Yaudah sii tinggal pergi aja lagi. Lagian sekarang udah bersih lagi kan? Udah cantik lagi? Jadi sekarang kalo mau pergi, pergi aja!" Ucap bunda dengan pandangan yang masih berada di handphone nya.

"Bunda ngusir Nesa?!" Sahut Nesa menatap Bunda tak percaya.

Bunda berdecak kesal, "Kamu itu ya, katanya mau pergi ke toko buku? Tapi malah ngajak berantem bunda? Emang yaa, buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Kamu sama ayahmu itu sama-sama ngeselin!"

Bunda kemudian bangkit meninggalkan Nesa sendirian diruang tengah.

"Ishhh, semuanya gara-gara anak tetangga itu!" Gumam Nesa. Sebenarnya dalam hati Nesa ia merasakan degupan jantung yang tak wajar.

Bagaimana mungkin Nesa akan bersikap biasa saja ketika melihat manusia bak pangeran berada di hadapannya. Ya meskipun dalam lubuk hati Nesa terdapat secuil rasa kesal. Ingat, hanya secuil.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Tetapi Nesa masih memilih buku novel yang akan di koleksi nya. Padahal dirumah hampir satu rak buku penuh. Biasanya Nesa akan memberikan sebagian buku yang menurutnya sudah bosan ke Olivia.

"Ishh mana sih ahh, dari tadi nyari kok gada yang pas Mulu." Monolog nya.

Lalu mata Nesa menangkap buku yang ada di bagian atas rak. Nesa yakin, itu buku yang ia cari. Namun saat akan mengambilnya, ia sadar. Tangannya tidak bisa menggapai rak yang letaknya lebih tinggi dari tubuhnya.

Dengan penuh semangat, ia menuju kasir dan tanpa bertanya terlebih dahulu, Nesa langsung saja mengambil kursi kayu yang kosong di sebelah meja kasir.

"Kak kursinya anu." Belum sempat kasir melanjutkan ucapannya, tetapi Nesa sudah pergi begitu saja.

Akhirnya, Nesa kali ini bisa menggapai buku itu. Perlahan, satu kakinya menaiki kursi dengan hati-hati. Lalu kaki yang satunya lagi ikut naik. Dapat. Buku novel itu sudah ditangan Nesa. Namun Nesa merasakan ada yang tidak beres dengan Kursi itu.

Departure✓Where stories live. Discover now