Bagian 50

143 14 0
                                    


Happy Reading^^

.

.

Gadis itu berjalan menelusuri pinggir kota sendirian. Karna bis hanya dapat mengantarnya sampai halte di ujung jalan. Sekarang sudah pukul 10 malam, Namun Nesa masih dengan santainya berjalan sendiri.

Pandangannya terfokus pada ponsel. Menunggu Randi memberikan kabarnya. Namun laki-laki itu sepertinya sudah tidur, jadi Nesa tak ingin mengganggunya.

Sesekali Nesa melirik ke arah sekitar, sebenarnya ia agak takut. Apalagi jalanan tampak sepi. Namun sekuat tenaga ia mencoba rileks dan tenang. Hingga saat akan memasuki gang menuju rumahnya, gadis itu mendengar jeritan seorang jeritan wanita.

Nesa menghentikan langkahnya. Ia mencoba menajamkan pendengarannya supaya lebih jelas. Dan benar saja, ia tidak salah dengar. Suaranya terdengar dari arah belokan kiri.

Dengan hati-hati, Nesa melangkahkan kakinya pelan. Jantungnya berdetak lebih kencang. Gadis itu menelan Saliva nya kuat-kuat.

Saat sampai di belokan kiri itu, Nesa tak langsung melihatnya. Ia mengintip secara hati-hati. Gadis itu langsung saja menutup mulutnya karna terkejut. Khawatir jika ia berteriak, maka orang itu akan menoleh padanya.

Nesa melihat laki-laki bertopeng sedang menyiksa seorang wanita. hampir seluruh tubuhnya berlumuran darah. Baju nya pun sudah robek setengah.

Dengan cepat Nesa segera berbalik dan berlari sekencang mungkin. Namun karna tak hati-hati, kaki gadis itu tersandung batu yang membuatnya terjatuh hingga mengeluarkan suara rintihan yang cukup keras.

Lututnya terluka hingga berdarah. Mungkin kulitnya juga terkelupas. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit.

Sayangnya, laki-laki bertopeng itu mendengar suara rintihan Nesa. Kalian juga pasti tahu siapa laki-laki bertopeng itu.

Ali menghentikan aktivitas nya seketika. Ia kemudian melihat ke arah lain untuk mengetahui siapa yang mengeluarkan suara rintihan itu.

Laki-laki itu tersenyum miring. Ia kemudian berjalan menghampiri Nesa. Sedangkan Nesa, ia masih di posisinya. Yaitu terduduk di tanah.

Karna merasa ada yang mendekati nya. Gadis itu menoleh ke arah belakang. Ali sudah hampir mendekati nya. Dengan cepat, Nesa berusaha berdiri. Menahan semua rasa sakitnya sebisa mungkin.

Ia terus berlari. Bibirnya tidak berhenti mengeluarkan suara meminta pertolongan. Ali yang melihat Nesa berlari pun segera mempercepat langkahnya. Mengejar Nesa agar tidak kabur.

Ketakutan gadis itu semakin besar. Ia terus menoleh ke belakang, Ali masih mengejarnya. Nesa semakin panik. Sembari berlari, ia merogoh tasnya dan mengambil handphone.

Tangannya menekan nomor Randi. Siapa tahu laki-laki itu bisa membantunya.

Sekali, Randi tak menjawabnya. Namun Nesa tak putus asa. Ia terus mencoba menghubungi Randi.

Sudah 5 kali Nesa mencoba memanggil Randi, tapi sayangnya laki-laki itu tak menjawab. Nesa semakin frustasi. Namun ia tak berhenti berteriak hingga suaranya terdengar serak.

Departure✓Where stories live. Discover now