Departure✓

Bagian 8

Happy Reading^^

.

.

"Kak Nesa," ucap Alisa setelah membuka pintu.

Nesa hanya tersenyum. Pandangannya menelusuri ruangan tamu itu.

"Masuk kak,"

"Ehh gapapa Lis. Btw Abang kamu kemana?" Tanya Nesa to the point.

"Bang Randi tadi lagi mandi dehh kayaknya. Mau aku panggilin kak?"

Nesa mengangguk. Tak mungkin rasanya jika ia yang masuk ke kamar Randi. Tidak sopan sekali.

Alisa kemudian menaiki tangga karna memang kamar Randi berasa di atas, bersebelahan dengan kamar nya.

Gadis berambut sebahu itu mengetuk pintu kamar Randi.

"Bang! Bang! Bang!"

Randi yang mendengar teriakan adiknya dari luar pun segera membuka pintu. Ia baru saja selesai mandi, karna Randi memang baru bangun dari tidurnya.

"Apasih teriak-teriak,"

"Dicariin kak Nesa tuh."

Randi tak berniat menjawab, ia hanya berdehem sebagai balasan.

"Ehh nesayang," suara itu berhasil mengagetkan Nesa yang sedang duduk di depan menunggu Randi.

"Tumben kerumah,"

Nesa tak langsung menjawab. Ia sedikit gugup, padahal setiap hari mereka bertemu. Tangannya kemudian menyelipkan helaian rambut nya kebelakang telinga.

"Kata bunda Anter gue ke rumah sakit," ucap nesa to the point.

Randi mengerenyitkan keningnya.

"Lo sakit?"

Nesa menggeleng.

"Ini," gadis itu mengangkat kotak bekal dari bunda. "Mau ngasih ini ke kak Alfan,"

"Alfan siapa?" Tanya Randi dengan nada tak suka.

Nesa hanya terkekeh mendengar nada tak suka dari Randi. Pasti laki-laki itu menyangka kalau Alfan adalah teman laki-lakinya.

"Sepupu gue. Iya iya gue tau, Lo cemburu kan,"

"Akhirnya peka juga,"

Randi berjalan terlebih dahulu menuju garasi untuk mengambil motor matic nya.

"Kata bunda jangan ngebut-ngebut,"

"Siap tuan putri."

***

"Sus, dokter Alfan sekarang ada jadwal operasi gak?" Tanya Nesa ketika sampai dirumah sakit. Ia menanyakannya terlebih dahulu kepada resepsionis, takutnya jika ia langsung menuju ruangan Alfan bisa mengganggu kesibukan nya.

Resepsionis itu mencari data jadwal Alfan.

"Kebetulan hari ini gak ada dek."